Chapter 109 : Kebenaran

348 56 1
                                    

Kebanyakan pelanggan yang berkumpul di lantai satu kedai teh di malam hari punya pekerjaan harian di siang hari, jadi para pelayannya tidak terkejut maupun jijik saat mereka melihat Su Xi-er dengan wajah penuh kotoran.

Su Xi-er menggelengkan kepalanya. "Aku sudah makan. Aku hanya melihat kedai teh ini tampak ramai dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat."

Si pelayan pun langsung mengerti dan mengangguk. "Kau kemari untuk melihat apa yang sedang ramai diperbincangkan, bukan? Dengarkan baik-baik, hari ini jauh lebih meledak dari biasanya karena urusan ini berhubungan dengan Putri Pertama Kekaisaran terdahulu!" Si pelayan pun pergi sembari tersenyum.

Semenjak Putri Pertama Kekaisaran terdahulu, Ning Ru Lan, diusir dari rumah tangga kekaisaran dan dibunuh, tidak ada seorang pun yang berani menyebut-nyebut namanya di depan umum. Tidak jelas siapa yang memulai rumor ini, tetapi itu tidak penting lagi. Apa yang penting sekarang adalah itu memberikan semua orang alasan untuk mendiskusikan topik itu dengan bersemangat, melepaskan rasa ingin tahu mereka yang membuncah dan haus akan gosip.

Semua orang terus bertukar omongan di dalam kedai tehnya, dengan topik seputar Ning Ru Lan. Beberapa bahkan menyebutkan tentang kinerjanya di medan perang, tentang bagaimana ia menyusun tipu muslihat dan bekerja sama dengan Pangeran Yun. Akan tetapi, segera setelahnya, semua orang mulai menghela napas.

"Apabila Ning Ru Lan melunakkan sedikit saja prestasi luar biasanya, barangkali menahan diri menampilkan keahliannya begitu awal, para menteri di mahkamah mungkin tidak akan menargetkannya. Aku pikir, Pangeran Yun masih punya perasaan terhadapnya, tetapi ia dipaksa membunuhnya karena tidak punya pilihan."

Su Xi-er memandang ke arah si pria paruh baya yang membagikan opininya. Ia sudah di usia segitu, tetapi ia cukup banyak berkontempelasi. Yun Ruo Feng sudah berencana membunuhku, jadi mana mungkin ia dipaksa hingga tidak punya pilihan?

"Aku ahlinya berpura-pura. Berpura-pura bahwa aku sangat mencintaimu." Aku akan selalu mengingat kata-kata ini. Akan tetapi, sekarang setelah aku datang ke Nan Zhao, ada hal yang tidak kumengerti. Bukankah semestinya Yun Ruo Feng dan Ning An Lian mempercepat pernikahan mereka? Mereka saling mencintai; belum lagi karena Ning An Lian sedang mengandung. Jika mereka terus menundanya, perutnya akan membesar. Di saat itu, meski jika mereka berniat bersama-sama, para menteri keras kepala itu bisa menghalangi mereka bersama-sama berdasarkan peraturan dasar Nan Zhao.

Itu akan memperlihatkan bahwa mereka tidak mematuhi peraturan, dan melanggar prinsip dasar kerajaan.

"Tepatnya, berapa banyak orang yang pernah melihat rupa si gadis cantik yang tak tertandingi itu? Apakah ia benar-benar mirip dengan Ning Ru Lan? Kalau aku tahu, aku tidak akan pergi bekerja, tetapi bergegas kemari, berjongkok di jalanan menantikannya."

Tepat setelah ia berbicara, terjadi kegemparan di seluruh kedai tehnya. Banyak orang tertawa terbahak-bahak dan berkata ia tidak punya keberuntungan melihat si cantik itu.

Beberapa bahkan langsung berkomentar, "Aku sudah pernah melihatnya sebelumnya. Apa ya, pepatahnya? 'Wanita ini begitu halus dan cantik hingga ia hanya mungkin ada di Kahyangan. Akan sulit menemukan yang seperti dirinya di dunia manusia'."

"Woah, bahkan seseorang seperti dirimu yang memelihara babi saja bisa mengutarakan kalimat ini."

"Memelihara babi juga butuh mempelajari sedikit dari guru pendongeng. Wanita zaman sekarang ini semuanya menyukai pria bermulut manis. Aku sudah berusia 30 tahun, dan ibu tuaku di rumah sudah mengomeliku. Ia tidak mengharapkan aku dapat menikahi seorang wanita cantik kelas atas, tetapi berharap agar paling tidak, aku dapat menikahi seorang istri yang berbudi luhur." Pria itu pun terkikik.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now