Chapter 134 : Perbandingan

317 48 1
                                    

Pei Qian Hao menatap Yun Ruo Feng, satu senyuman terlintas di matanya. "Apa yang kau bicarakan, Pangeran Yun? Ini merupakan kehormatan bagi Pangeran ini diundang ke kediamanmu untuk makan bersama."

"Pangeran Hao, kau terlalu merendah. Justru ini adalah kehormatan Pangeran ini karena kau bisa hadir." Yun Ruo Feng membalas dengan suara lembut.

Sementara keduanya berbincang dengan sopan, mata Yun Ruo Feng secara tak sadar melirik ke arah Su Xi-er.

Meskipun Yun Ruo Feng berdiri berseberangan dengan Su Xi-er, ia sama sekali tidak melihat ke arahnya sepanjang waktu ini. Akan tetapi, tidak jelas apakah tatapan membaranya yang mendorong Su Xi-er bertemu pandang dengan tatapannya.

Selagi Yun Ruo Feng memeriksanya dengan tatapan lembut, hanya Su Xi-er yang tahu seberapa dalam kebenciannya untuk pria itu di balik ekspresi netralnya.

Kukunya tertancap di dalam telapak tangan di bawah lengan bajunya, menyebabkan sakit yang menusuk.

Su Xi-er mencemooh dalam hatinya. Dibandingkan luka yang diberikan Yun Ruo Feng padaku, mana bisa rasa sakit kecil ini diungkit?

Tatapan Pei Qian Hao berubah agak dingin sewaktu ia menyadari interaksi di antara Su Xi-er dan Yun Ruo Feng. Dari sudut pandangnya, keduanya tampak seolah mereka diam-diam berkomunikasi tentang hubungan tersembunyi.

"Pangeran Yun, berapa lama lagi kau berencana untuk menatap dayang Pangeran ini?" suara membekukan Pei Qian Hao mendadak terdengar.

Su Xi-er buru-buru mengembalikan akal sehatnya dan diam-diam memperingatkan diri sendiri bahwa sekarang bukan saatnya menyerang Yun Ruo Feng, kecuali ia ingin menarik perhatian yang tak diharapkan pada dirinya sendiri.

Yun Ruo Feng tidak terpengaruh seraya tersenyum. "Pangeran ini hanya merasa iri dengan Pangeran Hao. Bahkan seorang dayang biasa saja tampak begitu cantik."

Pei Qian Hao mengejek pada diri sendiri dalam hati, tetapi tidak ada perubahan dalam penampilan luarnya.

Keduanya tidak bicara lebih jauh sewaktu Yun Ruo Feng membimbing mereka masuk ke ruang depan.

Karena masih ada sedikit waktu sebelum perjamuannya, Yun Ruo Feng memerintahkan satu pelayan untuk mempersiapkan teh bagi para tamunya.

Aroma samar teh menguar masuk ke hidung mereka saat dua helai daun teh melayang di atas permukaan airnya.

Pei Qian Hao menghirupnya ringan sewaktu ia meletakkan cangkir teh tersebut dekat dengan hidungnya dan memejamkan matanya, kelihatan seolah ia sangat menikmatinya. Namun, ia tidak langsung meminumnya, sebaliknya malah bertanya, "Apakah ini teh Tai Ping Hou Kui?"

(T/N : teh terkenal di Tiongkok. Jika diterjemahkan namanya jadi seperti 'Pemimpin Kera yang Damai'. Artikel terkait tehnya: https://en.wikipedia.org/wiki/Taiping_houkui)

Pei Qian Hao membuka matanya, tetapi perhatiannya tetap berada pada teh di cangkirnya.

Yun Ruo Feng agak kaget sebelum tersenyum. "Memang teh Tai Ping Hou Kui. Langsung diproses setelah dipetik di kebun teh di atas pegunungan di awal musim panas, jadi aromanya kaya dan tahan lama."

Su Xi-er memerhatikan dingin di samping. Aku paling suka meminum teh Tai Ping Hou Kui di kehidupanku sebelumnya. Namun, aku hampir tidak pernah melihat Yun Ruo Feng meminumnya. Aku tidak menyangka ia akan mengadopsi kebiasaanku setelah aku mati.

Meskipun sudah memperingatkan diri sebelumnya, ia tidak bisa menghentikan tatapan mengamatinya dari Yun Ruo Feng. Aku sungguh tidak bisa menebak pria kejam ini. Apa sebenarnya yang ia lakukan?

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now