▪
▪
▪
▪
"Kenapa mereka belum sampai?"
"Sabar"
"Aku sangat ingin melihat Jihoon"
"Aaaa Jaehyuk yang selalu aku mimpikan"
"Berhenti berisik! Kalian mengganggu ketenanganku"
"Tutup mulutmu Ryujin, kau mana tau"
"Jalang"
"Ryujin makanlah makananmu sendiri, tidak perlu kau sahuti mereka"
"Aku sangat panas dingin menunggu Inti Blackhole"
"Hyunsuk dan Junkyu astaga!! Bisakah aku memiliki keduanya?"
"Diam diam"
"Mereka datang"
Pintu kaca bagian depan terbuka lebar. Langkah kaki menapak seirama, gesekan antar sepatu dan lantai menghiasi diamnya semua orang. Seketika aktivitas terhenti, menunda memasukkan nasi, berhenti melangkahkan kaki dan mata tak berkedip barang sedetik.
Badan tegap-tegap itu membuat semua menahan nafas, mengikuti setiap jengkal gerakan yang diambil. Tidak ayal kelompok itu tampan dan berkarisma.
Barisan depan tak luput dari mata yang memandangi, mereka terpaku akan fitur wajah ketua kelompok itu. Mereka selalu bertanya bagaimana mata bulat dapat bersarang pada wajah tegas idaman semua masyarakat sekolah. Garis rahang tajam, bibir yang tidak terlalu tipis, rambut hitam legam, badan yang terbentuk, kaki jenjang dan tak lupa sematan Ketua Blackhole paling disegani semua orang.
Park Jihoon, pemuda berhati batu yang tak pernah merasakan cinta dalam hidupnya
Rombongan itu berjalan menempati deretan bangku yang sudah menjadi hak paten mereka. Entahlah secara mereka tidak pernah meminta, tapi pihak sekolah yang sudah menyiapkannya.
"Biar aku yang ambil jatah makan kita" Yang paling muda berseru, sosok pemuda penggemar donat sudah berdiri dengan antusias
"Yedam sama Jeongwoo bantu dia"
"Okeh, ayok Jung"
Sudah menjadi tradisi bahwa Junghwan yang selalu membawa nampan bagi para hyung-nya. Tidak ada paksaan, nyata Junghwan memang suka tebar pesona ditambah 2 orang sefrekuensinya
"Aku sangat risih"
7 orang tersisa mengalihkan pandangan Junkyu yang sudah memasang wajah tak mengenakkan
"Apanya?"
"Saat aku makan bersama kalian pasti selalu seperti ini. Lihat 1 kantin melihat kearah meja kita"
Dan benar, jangan dikira saat kelompok itu duduk pandangan akan teralihkan. Itu sangat mustahil, nyatanya mereka lubang hitam tanpa dasar menyedot perhatian dari semua pasang mata yang terus mengarah pada mereka
"Aku akan kekelas"
"Hei Kyu kau tak makan"
"Sudah kenyang"
Hyunsuk menghela nafas lelah, sahabatnya sangat tidak suka diperhatikan. Lebih lebih menjadi objek tontonan karena ketenaran mereka, tapi bagaimana lagi Junkyu bagian dari penguasa sekolah
Tak berselang lama Junghwan, Yedam dan Jeongwoo datang dengan nampan merisi makanan. "Junkyu hyung?" Tanya yang lebih muda saat obsidian tajamnya tak menemukan salah satu anggota
"Pergi"
"Ini punyanya bagaimana hyung"
"Kau habiskan"
