Change '40'

290 12 0
                                    

.........

DAY-12

Renata terduduk sambil meringkuk di depan pintu ruangan UGD yang berjarak sekitar beberapa Meter dari tempatnya. Semua orang mungkin sudah tau situasinya, Ya Aaron dilarikan ke rumah sakit setelah kejadian beberapa jam yang lalu.

Arion bersama Devandra yang berada di sisi Renata hanya mampu terus mengusap bahu sepupunya itu untuk sedikit menguatkan. Sudah hampir dua jam, tapi belum ada tanda-tanda para tenaga medis keluar dari ruangan berpintu kaca itu.

Di sekitar mereka hanya ada anak-anak Rigel yang Renata hanya mengenal sebagiannya. Seperti Pandu dan inti lainnya, dan juga teman seangkatannya. Namun mereka juga sedang menampilkan ekspresi yang sama. Kecemasan.

Gadis dengan rambut pendek itu terusik saat mendengar dering telepon berkali-kali dari benda yang berada pada kantong sweater miliknya. Arion menatap Renata, menawarkan diri untuk mengangkatnya tapi gadis itu menggeleng dan bangkit untuk sedikit menjauh dari sana.

Jujur saja, ponsel miliknya itu sudah berdering beberapa kali namun ia bahkan tidak punya sedikitpun mood untuk mengangkat panggilan si penelpon. Tapi ternyata Renata salah, handphone yang berdering sejak tadi itu bukan miliknya. Ia lupa, bahkan ponselnya sudah hilang beberapa hari yang lalu.

Ponsel dengan casing berwarna hitam dengan logo Rigel itulah yang mengeluarkan suara. Milik Aaron, yang entah kenapa, kebetulan berada pada gadis itu.

Renata terpaku beberapa saat melihat nama yang tertera pada layar ponsel, hingga beberapa detik kemudian ia mengangkatnya sebelum dering berakhir.

"Aaron, kamu dimana?"

Suara dingin nan menusuk milik lelaki dari seberang sana adalah sapaan pertama yang terdengar dari Renata. Gadis itu meremas ujung sweater miliknya. Ia cukup takut untuk menjawab.

"Beraninya kamu tidak datang ke acara yang papa suruh dengan Ella semalam!! Dimana kamu?!"

Renata menghela nafasnya, ia berniat menjawab ucapan pria itu sebelum sebuah tangan menepuk bahunya ringan. Gadis itu menoleh, menemukan Pandu yang menatapnya dengan tatapan bertanya.

Renata menjauhkan ponselnya dari telinga hingga nama si penelpon bisa terlihat dengan jelas.

Pandu menatap gadis itu, "Biar gue aja yang ngomong." Ujarnya sebelum mengambil alih ponsel ditangan Renata.

"Halo om, ini Pandu." Sapa Pandu.

Pria di seberang sana tidak memberikan jawaban selama beberapa saat.

"Kenapa Pandu? Dimana Aaron?"

Lelaki jangkung yang juga mengenakan jaket dengan lambang Rigel itu menoleh sebentar ke arah Renata.

"Begini om, Aaron.." Ia menghela nafas, "Ada sedikit insiden."

"Maksud kamu?"

"Iya ada kecelakaan sedikit om."

"Sekarang dimana Aaron?"

"Masih dirawat om, di rumah sakit keluarganya Azka."

"Saya kesana sekarang." Ujarnya lalu memutuskan panggilan.

Pandu menjauhkan ponsel milik Aaron dari telinga, hal itu membuat Renata segera menghampirinya lebih dekat.

"Gimana?" Tanya gadis itu.

Pandu menatap Renata, "Papa Aaron bakalan kesini."

Renata terdiam, ia tersenyum tipis dan mengangguk paham.

"Ren, sebaiknya lo–"

Pandu tidak melanjutkan ucapannya, mereka menoleh dan segera mendekat saat suara cukup gaduh muncul dari belakang. Ternyata para tenaga medis sudah keluar dari ruangan.

[RGL#2] Change ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora