Change '45'

283 12 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

.........

Renata memasuki rumahnya yang terlihat sepi, seperti yang mama Aaron katakan, ia pulang kerumah orangtuanya hari ini.

"Bi? Mama udah tidur ya?" Sapanya pada sosok wanita berusia 50-an yang masih sibuk berkemas di dapur.

Wanita itu menoleh dan tersenyum ramah, "Non Renata pulang ternyata, ehm nyonya sepertinya baru saja naik menuju ruang kerja tuan."

Gadis itu mengangguk, berpamitan pada asisten rumah tangganya sekilas sebelum berlalu naik ke kamarnya.

Saat hendak membuka kenop pintu di depannya, Renata malah menatap pintu bercat cokelat tua yang tak jauh darinya. Ruang kerja papanya yang masih tampak terang itu menariknya untuk berjalan mendekat.

Langkahnya sempat tertahan saat mendengar percakapan yang dilontarkan kedua orangtuanya didalam sana. Hanya tentang perusahaan, tapi itu tentu saja menyangkut dirinya.

Renata menghela nafas panjang, lalu memberanikan diri mengetok pintu beberapa kali, sebelum sahutan seseorang dari dalam sana membuatnya memberanikan diri untuk membuka kenop pintu.

"Renata?" Mamanya menoleh terkejut lalu segera mengubah ekspresinya menjadi tersenyum, "Kamu pulang? Sini nak."

Gadis itu mengangguk dan berjalan masuk, dilihatnya lelaki paruh baya yang ia panggil papa itu masih sibuk bergelut dengan berkas-berkas perusahaan di mejanya.

Mamanya menghampiri Renata, wanita itu tersenyum lebar dan mengajak anaknya untuk duduk di sofa seberang meja papanya.

"Mama baru saja mau pergi ke rumah kamu."

Renata tersenyum tipis, "Oh ya?"

Wanita itu mengangguk cepat, "Baru saja mau minta izin ke papamu."

Gadis remaja itu mendongak menatap papanya yang kemudian balik menatap.

Lelaki paruh baya itu tersenyum tipis seperti yang Renata lakukan, "Ya, papa juga mau ikut tadi."

Renata kembali tersenyum, kali ini lebih lebar. Tentu saja, ia merasa bahagia karena orangtuanya terasa lebih dekat dengannya sekarang.

Gadis itu berniat bangkit, ia menoleh pada mamanya dan diangguki oleh wanita paruh baya itu.

"Papa lagi ngerjain apa?"

Lelaki itu mendongak, "Seperti biasa, urusan perusahaan yang tidak selesai-selesai."

"Renata mau bertanya boleh?"

"Ada apa?"

"Apa keluarga Sabranno itu mitra bisnis kita?"

Lelaki dengan baju kaos polo itu mengerutkan dahinya sebentar sebelum mengangguk singkat, "Iya, kenapa? Kamu membuat masalah?"

Renata terdiam, ia duduk di kursi depan papanya hingga ikut menghadap berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Kali ini papanya ikut menghentikan pekerjaan dan menatap anak gadisnya itu.

"Kalian mau minum apa?" Wanita dibelakang menginterupsi, "Biar mama buatkan."

Pria paruh baya itu melirik gadis didepannya, "Terserah Renata saja."

Renata menoleh ke arah mamanya, "Renata juga terserah ma."

"Yasudah mama buatkan teh saja ya?" Ujarnya yang dibalas anggukan oleh dua orang di dalam ruangan.

"Renata." Panggil papanya.

Si pemilik nama menoleh, "Ya pa?"

"Arion sudah cerita semuanya." Lelaki itu menghela nafas, "Tentang Laskar.."

[RGL#2] Change ✓Where stories live. Discover now