6 : Kenaikan Kelas

8 5 0
                                    

Hari semakin berganti.

Pendewasaan semakin menghampiri.

Aku masih berharap pada diri.

Perihal rasa yang tak ada hentinya meneriaki.

Dua belas bulan dalam satu tahun aku sudah melewati masa-masa di kelas tujuh, kini tiba waktunya untuk kembali berperang ke tingkat lebih tinggi, ke rintangan yang semakin berat, ke harapan yang semakin terikat

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Dua belas bulan dalam satu tahun aku sudah melewati masa-masa di kelas tujuh, kini tiba waktunya untuk kembali berperang ke tingkat lebih tinggi, ke rintangan yang semakin berat, ke harapan yang semakin terikat.

Dua minggu lalu aku telah menerima rapor yang berisi pencapaian belajarku dalam satu tahun di kelas tujuh, hasil yang tak bagus-bagus amat dan tak sejelek yang dikira, dalam dua minggu aku menikmati liburan yang aku habiskan hanya di rumah saja, menikmati masakan Mama yang luar biasa, mengistirahatkan tubuh dengan nyaman, berolahraga keliling kampung sembari melihat lembayung, ini adalah liburan paling menyenangkan sekaligus menyesakkan. Ya siapa yang tak mau menghabiskan liburan dengan berjalan-jalan keluar kota atau sekedar mampir ke rumah sanak saudara? Semua pasti ingin namun seperti biasa angan tak seindah kenyataan.

Keluargaku di terpa masalah yang makin hari makin membesar, ekonomi keluargaku semrawut, Papa yang tak punya pekerjaan dan Mama yang harus berjuang menafkahi kebutuhan sehari-hari, bukannya aku tak mau berlibur seperti teman-teman lalu mengunggahnya di lini masa sosial media, sebagai anak pertama aku harus menyesuaikan kondisi dan dewasa untuk keadaan. Kebutuhan tiap hari makin menuntut, aku tak mau tambah membebani, mengikuti apa kata orang tua itu sudah benar, jika tak bisa membantu perihal finansial aku bisa membantu untuk ketenangan.

Dua minggu telah berlalu, teman-teman yang berada di luar kota sudah terlihat membagikan foto berada di kediamannya. Mama sudah membelikanku buku tulis baru maupun seragam baru, begitu juga para adik-adikku, entah dari mana Mama mendapatkannya, aku hanya senang dan berterima kasih, sejatinya tak ada seorang Ibu yang ingin melihat anaknya tak berpakaian rapi, tak tahu dan tak peduli dari mana mendapatkannya, seorang Ibu pasti selalu berjuang untuk anak-anaknya.

Hari Senin di awal ajaran baru, seperti biasa aku berjalan ke sekolah bersama Aya, memantapkan langkah untuk harapan keluarga, tak ingin mengecewakan harapan Mama Papa kami selalu berjuang untuk mendapatkan yang terbaik, orang tuaku tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk mendapatkan nilai sempurna dan selalu menjadi juara kelas, orang tua kami hanya berpesan untuk belajar sesuai kemampuan dan menguasai pelajaran yang disukai. Mama selalu berpesan untuk tidak stres menghadapi pelajaran, belajar sesuai tempat dan waktu, dan perihal ibadah tidak boleh tertinggal, karena tak ada yang bisa membantu kelancaran kecuali sang pembuat ujian. Senantiasa berdoa dalam setiap langkah perjuangan, bahkan Papa berpesan untuk selalu melantunkan Shalawat di setiap perjalanan kami menuju sekolah.

Kami telah sampai di sekolah, para siswa berhamburan di lapangan, karena belum mendapatkan kelas, aku pun masih bertanya-tanya perihal kelas, lalu wakil kesiswaan mengumumkan bahwa pembagian kelas telah di tempel di setiap kaca ruangan. Para siswa/i langsung menghambur mencari nama dalam deretan nama-nama lain, aku pergi ke salah satu kelas yang dekat dengan tempatku berdiri, berharap berada dalam satu kelas lagi bersama teman-teman dekatku di kelas tujuh dan tentu saja harapan bersama dengan Arga terselip di palung sukmaku.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Feb 03, 2022 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Wijaya KusumaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt