23. Sang Pemberi Bahagia✏️

90 41 1
                                    

✨️Sampai Jadi DebuㅡBanda Neira✨️

Badai Tuan telah berlalu.
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang.
Kau di sampingku.
Ku aman ada bersamamu.

Saat itu, rumah ku kosong yang penghuninya harus pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu, rumah ku kosong yang penghuninya harus pergi. Hal yang tak pernah terpikirkan oleh ku, kiranya terjadi di hidup ini. Terlalu penuh drama.

Menjalani hari penuh dengan kerapuhan, aku lelah setiap kali terus berlari dari masalah kehidupan. Tidak ada yang menguatkan, mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Nyatanya keluarga yang menjadi tempat pulang tidak pernah ku dapatkan.

Sampai pada suatu bab, saat rumah ku tidak ada lagi penghuninnya, aku melupakan perkara cinta yang tak mengenakan itu. Saat aku berantakan di terjang badai kehidupan. Semesta menemukan ku pada lelaki yang membuat ku tau bahwa bahagia sesederhana ini.

Belum pernah ku liat ada manusia dengan senyum seindah dia, senyum yang dapat menjadi penenang dari ganasnya badai kehidupan.

Aku membenci semesta yang membuat hidup ku tidak pernah tenang, namun aku bersyukur saat semesta memberi penenang.

Semesta bisa tidak, kalau tidak mempermainkan ku lagi?

Aku sudah puas dengan kehidupan saat ini, semua sudah berangsur membaik. Luka itu sudah hampir sembuh, dan aku sudah berdamai dengan diri sendiri.

Hidup itu tidak terduga, ya sama seperti semesta mengirimkan makhluk yang paling aku cintai ini.

Aku kira, aku tidak akan sanggup untuk terus berdiri, tapi ternyata sampai saat ini aku masih di bumi ini.

Ibarat kaca pecah yang berantakan, ia mau membersihkannya. Aku sudah malas untuk membersihkan kaca itu. Aku biarkan, aku terduduk di tengah pecahan itu agar aku tau bahwa hidup hanya menyakitkan. Namun, lelaki itu dengan senang hati mengulurkan tangannya. Menyambut sambutan lengan tak berdaya ini, ia bawa aku menjauh dari pecahan kaca itu. Ia sapu perlahan kehancuran, dan sampai semuanya bersih.

Anathan adalah lelaki yang memberi kekuatan luar biasa. Ia membuat aku berusaha untuk meneggapkan badan, menguatkan pijakan kaki ku. Dan terus tersenyum untuk melihat dunia yang indah.

Dia sangat berharga bagiku.

Hembusan angin laut menerbangkan rambut ku kesembarang arah. Ia ku biarkan tergerai, ikat rambut entah dimana aku simpan.

Tatapan ku tak lepas pada bentangan biru yang saling bekejar-kejaran. Tenang rasanya menatap birunya laut.

Aku tersentak saat tangan Nathan tiba-tiba saja mengelus rambut ku. Lelaki itu tersenyum, memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi.

Hujan Dan Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang