[DUA] 둘

119 56 7
                                    


*****

Hwanjun mengantarkan Yora dan Jun Young ke apartemen miliknya. Sesampainya di apartemen Yora langsung merebahkan tubuh Jun Young di kamar untuk tamu. Ya, bocah laki-laki itu sudah tertidur di mobil sejak tadi.

"Kita perlu bicara," ucap Hwanjun penuh intens. Yora mengangguk, lalu mengikuti langkah kaki Hwanjun. Hwanjun menghentikan langkahnya di dapur. "Kita bicara disini saja."

"Baiklah. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"

"Jun Young, anak laki-laki itu."

"Kita akan mengurus Jun Young, kan?"

"HAHAHAH...." Tawa Hwanjun pecah seketika.

Yora melihatnya mengerutkan keningnya. "Kenapa kau tertawa?"

"Yora,"

"Apa itu tandanya kau dan aku akan menikah? Seperti itukah mau mu? Lalu kita mengurus Jun Young bersama-sama?" Yora menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar malu mengakuinya. Ya, tidak dapat dipungkiri bahwa Hwanjun ini adalah laki-laki tampan. Semua wanita pasti menginginkannya.

"Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya--"

"Jangan bermimpi aku akan menikahi mu! Aku tidak suka kepadamu." ucapan itu mampu membuat hati Yora tersakiti. Yora menganggap bahwa dirinya memang tak pantas untuk dicintai.

Yora mengangguk lemas. "Aku mengerti."

Apa aku salah bicara? Batin Hwanjun.

"Kalau begitu izinkan aku dan Jun Young tidur disini semalam saja. Besok pagi aku dan Jun Young akan pergi."

"Baiklah."

Setelah mengatakan itu Yora pergi meninggalkan Hwanjun sendirian. Hwanjun termenung memikirkan masalah Jun Young. Kenapa disaat seperti ini masalah datang menghampirinya.

Hwanjun mengebrak meja. "Sial."

Yora tidur di sofa sambil memeluk tubuhnya sendiri. Tak ada selimut yang menutupi tubuhnya. Tidak apa-apa, Yora tak peduli itu. Yora hanya ingin cepat-cepat pagi hari agar bisa pergi dari sini.

"Yora," Yora tak menggubris. Ia berpura-pura tidur saja.

Dengan langkah perlahan Hwanjun mendekati Yora. "Sepertinya kau sudah tidur."

Hwanjun berniat memindahkan Yora ke kasur. Ia tak tega melihat Yora tidur di sofa. Hwanjun pun menggendong tubuh Yora yang kurus itu. Ia menatap Yora yang tertidur pulas. Wajahnya sangat cantik dan damai.

"Selamat malam semoga mimpi indah."

*****

Pagi harinya, terik matahari sudah menerobos masuk jendela apartemen Hwanjun. Yora terbangun, lalu mengucek matanya berkali-kali. Ia teringat bahwa Hwanjun yang memindahkannya. Senyuman terbit diwajah Yora.

Yora kemudian berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka. Di kamar mandi, ternyata ada Hwanjun yang sedang melakukan ritual paginya. Yora tak sengaja membuka pintunya. Dan akhirnya...

"AAAA!!!" Hwanjun dan Yora berteriak.

"Kau! Apa kau gila! Aku sedang mandi!" Yora langsung membalikkan badannya. Ia meruntuki dirinya yang amat bodoh.

"Aku minta maaf." rona merah pipi Yora terlihat jelas. "Lagipula kenapa kau tidak mengunci pintunya!"

BRAK!

Hwanjun menutup kembali pintunya dengan keras. Yora menghela nafas, lalu pergi ke kamar menunggu Hwanjun selesai mandi. Jun Young yang sedang duduk di sofa langsung menghampiri Yora.

DESTINY Where stories live. Discover now