[TIGABELAS] 열셋

60 5 0
                                    


halo teman-teman! jangan lupa untuk selalu vote, komen, dan share kemana aja terserah kalian.

happy reading ❤️

*****

Pagi ini Hwanjun pergi ke kantor seperti biasanya. Sudah heboh berita dirinya yang akan menikah tinggal menghitung hari. Semua para karyawan pun bersorak riang karena akhirnya sang bos mendapat pasangan hidupnya.

Hwanjun berjalan dengan senyum merekah, ia kemudian mendudukkan dirinya di sofa. Aroma mint langsung tercium di setiap sisi ruangannya. Hwanjun pun menutup matanya, ia tertidur selama beberapa menit.

"Boleh aku masuk?"

Suara Hanbin yang cukup nyaring itu membangunkan Hwanjun. Hwanjun lantas mengusap wajahnya.

"Ya."

"Apa aku mengganggu mu?"

"Tidak."

Hanbin tersenyum jahil menatap Hwanjun. Hwanjun memang terlihat tak bersemangat. Ya, alasannya pasti karena laki-laki itu akan segera menikah.

"Kau siap dengan semuanya?"

"Sejujurnya tidak," ujar Hwanjun sambil menghela nafasnya. "Aku benar-benar gugup. Aku tidak tau harus melakukan apa. Terlebih lagi ada Jun Young yang membuat semuanya rumit."

Hanbin mengangguk mengerti. "Bener juga. Apa kau akan memperkenalkan Jun Young kenapa publik?"

"Tentu tidak."

"Lalu?"

"Aku titip saja kepadamu."

"Sial! Selalu saja aku."

"Kau teman baik ku, bukan?"

"Ya," jawab Hanbin dengan wajah malas.

"Nanti saat pernikahan ku dilaksanakan kau tidak perlu datang. Kau jaga Jun Young di apartemenku yang ada di Incheon, mengerti?"

Dibalik percakapan Hwanjun dan Hanbin, seorang wanita muda menguping pembicaraan mereka di balik jendela luar. Wanita itu tak lain adalah Airi. Airi mengenakan pakaian serba hitam juga tak lupa memakai kacamata dan syal membuat wajahnya sulit dikenali.

"Ck, ini benar-benar sulit. Padahal aku ingin melihat sahabatku ini menikah."

Hwanjun menepuk pundak Hanbin. "Aku sangat berterima kasih kepada mu, Hanbin."

Hanbin mengangguk seraya tersenyum. Lalu matanya tak sengaja menangkap seseorang di kaca jendela. Hwanjun kemudian mengikuti arah mata Hanbin.

"Siapa?"

"Aku melihat seseorang disana."

Hwanjun menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tidak memperdulikan perkataan Hanbin.

"Hari ini ada jadwal meeting?"

"Sudahlah Hanbin mungkin itu hanya orang lewat," ujar Hwanjun yang melihat Hanbin masih sibuk memperhatikan jendela.

"Aku merasa ada yang aneh."

Ponsel Hwanjun tiba-tiba berdering. Alisnya menyatu kala ponselnya menunjukkan nomer yang tak dikenal. Hwanjun menekan tombol merah,  ia tentu tidak akan menerima panggilan telepon itu.

Lagi-lagi ponselnya berdering dan masih sama panggilan dari nomer tadi. Hwanjun sudah  geram. Akhirnya ia mengangkat teleponnya.

"Aku di depan pintu ruangan mu."

Suara itu tentu tidak asing bagi Hwanjun. Hwanjun segera menutup ponselnya, lalu membuka pintu. Hwanjun langsung menarik tangan Airi untuk masuk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DESTINY Where stories live. Discover now