1st : Home

621 92 25
                                    

"Huft, akhirnya selesai juga"

Pemuda manis itu menutup buku teks yang baru selesai dikerjakannya diatas tumpukan buku-buku miliknya di atas meja.

Netra sehitam malamnya tak sengaja menatap pada bingkai foto keluarga  yang terlihat bahagia dengan tatapan hampa.

"Kapan ini bisa terulang?". Tanyanya pada diri sendiri, hingga tak sadar setetes air mata menetes di pipi chubby nya, disusul air mata lainnya.

Tok tok

"Sayang mama udah pulang. Mama bawain makanan kesukaan kamu, kamu udah tidur?"

Suara ketukan pintu disusul suara sang ibu membuat pemuda itu, Junkyu segera menghapus air matanya dan tersenyum dengan sangat manis.

"Belum ma, sebentar"

Menarik handle pintu, Junkyu langsung disambut senyuman hangat ibunya yang membawa kantung kertas di tangan kanannya. Sekilas melihat saja ia sudah tau apa isinya, burger, makanan kesukaannya.

"Baru selesai belajar?". Jisoo bertanya dengan lembut sembari mengelus surai putranya lembut.

"Iya ma. Mama pasti capek kan? Mau kubuatkan teh hangat?"

"Gak perlu sayang, ini dimakan ya". Ujarnya sembari menyerahkan kantung kertas yang dibawanya kepada sang anak.

Lengkungan indah terbentuk di bibir tipis Junkyu, "Makasih ma, harusnya mama gak perlu repot-repot"

"Gak papa, mama udah lama banget gak liat kamu makan ini jadi sekalian mama belikan tadi"

Netra Jisoo tak sengaja melihat meja belajar sang anak yang terlihat berantakan.

"Ya ampun ini meja belajar kamu berantakan banget, mama bantu rapikan ya". Ucapnya sembari melangkah masuk dan mulai meletakkan buku-buku di rak.

Junkyu mengikuti langkah ibunya dan menatap apa yang dilakukannya dengan senyum terpatri di bibirnya.

Sampai ia menyadari sesuatu, netranya membulat dan tangannya bergerak untuk meraih salah satu buku dan benda persegi kecil yang masih tergeletak di atas meja.

Namun terlambat, tangan ibunya lebih dulu meraihnya dan membaca nama yang tertera di sampul buku. Jisoo membaca sebaris nama yang tertulis dan segera berbalik menghadap sang anak yang kini menunduk.

"Apa ini?! Jawab mama, kenapa nama ini yang tertulis di buku kamu?"

Junkyu masih diam, kedua tangannya meremat kantung kertas yang dibawanya, menyalurkan kegugupan yang kini mendera.

"Jawab mama Jun!! Kenapa nama dan buku anak itu ada disini?!"

Raut wajah Jisoo tak selembut tadi, bahkan nada bicaranya cenderung membentak sang anak, "Sudah mama katakan jangan pernah membawa bahkan mengingat anak itu lagi! Tapi kenapa bukunya bisa ada disini! Jawab Delano!!"

"I-itu me-mang punyaku m-ma, aku Ju-junkyu, Delana Junkyu, b-bukan Jun, hiks"

Jisoo menghempaskan buku dan name tag yang dipegangnya ke lantai, hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

Delana Junkyu Bagasditya, sebaris nama yang tertulis disana, "Cukup!! Anak itu sudah mati Jun, jangan bohong ke mama, anak itu tidak selamat karna kecelakaan, kamu itu Delano Ajun bukan dia"

"Tapi hiks aku memang Junkyu ma, Ajun yang meninggal bukan Junkyu hiks"

Junkyu menatap wajah sang ibu yang memerah dengan air mata berlinang di pipinya, "Yang berdiri di depan mama sekarang Junkyu, bukan Ajun"

ESEDENSIESWhere stories live. Discover now