Chapter 5 (Part 1)

3 0 0
                                    

hari ini dia berbicara dengan nada serius,
mengatakan tentang perihal yang paling ku takutkan.

"pergi dari aku ya.." pintanya dengan tatapan serius.

aku bergeming, menatapnya dengan perasaan yang campur aduk tak karuan.
aku menggeleng.

"please.." Ia menggenggam tanganku erat. dengan mata berkaca, begitupun denganku.

aku tetap menggeleng. kali ini lebih kencang dari gelengan pertamaku. merepresentasikan betapa hatiku sangat menolak permintaannya.

"kamu bakal nemuin yang lebih baik dari aku kalau kamu mau pergi" bujuknya.

aku menatapnya tajam . mencoba mencerna setiap kata yang ia ungkapkan dengan logikaku.

"kenapa harus pergi? kalau bertahan aku masih sanggup" ucapku sambil menahan bibirku yg mulai bergetar. hingga akhirnya aku tak bisa lagi menahan. tangisku pun meledak di hadapannya. Ia menunduk, tak sanggup melihatku menangis .

"jangan nangis. kamu ga pantes nangisin orang kaya aku" katanya. masih dengan kepala yang tertunduk.

hari itu, kita hanya berakhir dengan saling bergeming. dengan kalimat menggantung yang padahal belum ku iyakan.

(Agustus 2020)

Perjalanan MelupakanWhere stories live. Discover now