3. Pangeran Qin part 1

68 12 0
                                    

Chu Ning tidur dengan nyenyak dan dibangunkan oleh kicauan burung dari kejauhan sebelum fajar.

Ia bangkit dari tempat tidur dan menggosok dahinya yang tiba-tiba berdenyut untuk ditenangkan, Kemudian ia memanggil pelayan yang berjaga malam dan mulai mandi lalu berpakaian.

Setelah Kaisar meninggal, yang terjadi selanjutnya adalah proses pemakaman yang rumit dan banyak aturan. Ada juga aturan terperinci tentang pakaian dan penampilan kerabat serta menteri kaisar. Sebagai putri mahkota, gaun dan perhiasan Chi Ning berat dan menyesakkan.

Walaupun begitu, bayangannya di cermin itu indah dan halus, seperti bunga yang indah di cabang pohon, menunggu untuk dipetik.

Kecantikannya selalu menarik perhatian.

Dibelakangnya, Pelayan yang menyisir rambutnya kagum dengan keindahan refleksi Chu Ning, tetapi ekspresi pelayan itu dengan cepat kembali khawatir.

Bahkan Putri Mahkota yang cantik berada dalam posisi genting di Istana Timur, Jadi apalagi yang bisa dikatakan tentang aku yang hanya pelayan belaka? Bahkan para bangsawan tidak dapat memastikan kelangsungan hidup mereka sendiri, kami para pelayan akan mengalami nasib yang lebih buruk.

Berpikir seperti ini, mata pelayan itu memerah dan tangannya yang memegang jepit rambut giok gemetar.

Clang!

Pelayan itu secara tidak sengaja menjatuhkan jepit rambut giok di atas meja rias. Ia terkejut dan buru-buru menundukkan kepalanya untuk meminta maaf, ia berkata sambil menahan isak tangis : "Maafkan saya, Yang Mulia, saya ceroboh."

.......

Chu Ning melihat keadaannya yang menyedihkan dan tahu apa yang dipikirkan pelayan itu. Pelayan itu bukan satu-satunya, tidak ada seorang pun di Istana Timur yang tidak takut, Bahkan di istana, banyak yang mungkin terlalu takut untuk tidur.

Ia hanya bisa menghela nafas, mengambil jepit rambut giok yang dijatuhkan dan memasukkannya ke rambutnya, dan berkata, "Tidak apa-apa, kau harus mendapatkan sedikit istirahat. Jangan terlalu takut."

Chu Ning bertanya-tanya apakah ia mengatakan itu untuk menghibur pelayan itu atau dirinya sendiri. Ia melihat wajahnya yang tidak dipoles di cermin, mengusap lapisan tipis bedak dengan jari telunjuknya dan mengoleskannya di bibirnya.

Bibir yang awalnya lembut dan merona tiba-tiba berubah pucat dan sakit-sakitan, yang membuat seluruh wajahnya lebih mengejutkan.

Ia juga tidak tahu berapa lama lagi, jadi ia memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan terakhir sebaik mungkin.

...

Di Aula Azure, Xiao Yu juga bangun untuk berpakaian.

Chu Ning memasuki ruangan itu ketika pelayan baru saja membantu Xiao Yu mengenakan jubah dan sekarang memegang ikat pinggang untuk diikat.

Chu Ning secara alami mengambil ikat pinggang dari tangan pelayan yang berdiri di depan Xiao Yu, ia mengulurkan tangan untuk membungkus sabuk di pinggangnya dan membantunya mengencangkan gesper batu giok.

"Ning." Ketika Xiao Yu melihatnya, ekspresinya yang tegas sedikit melunak.

Seperti biasa, Xiao Yu membuka tangannya dan memeluknya, tetapi Chu Ning berbalik dan meraih pil dan secangkir teh hangat di atas meja didekatnya dan berkata: "Yang Mulia, tolong jangan lupa minum obat anda."

Putra Mahkota sering sakit-sakitan sejak muda dan perlu sering minum obat dari waktu ke waktu, jadi ini bukan hal yang aneh. Namun, Chu Ning tahu bahwa pil di tangannya adalah penangkal racun bukan obat yang biasa Putra Mahkota minum setiap hari.

Ketika Xiao Yu berjaga-jaga di Istana Taiji, Xiao Yu tidak ragu untuk menguji obat secara pribadi agar tidak menimbulkan kecurigaan, sebelum memberikannya kepada ayahnya.

Kesehatan Xiao Yu lemah, jadi bahkan jika racun itu tidak membunuhnya, itu akan cukup untuk membuatnya kesakitan.

Pada saat itu, rasa sakit itu hanyalah pengorbanan kecil karena itu berarti ia akan naik tahta lebih cepat, tetapi sekarang, rasa sakit itu terasa seperti ejekan.

Xiao Yu mengambil pil dan menelannya dengan teh, kemudian ia dengan hati-hati memasukkan botol pil ke dalam sakunya.

Setelah itu, ia masih tidak membiarkan Chu Ning pergi dan meraih dagu wanita itu. Tatapannya turun ke wajahnya dan akhirnya berhenti di bibirnya yang pucat: "Apakah beberapa hari ini membuatmu takut?"

Chu Ning tidak menghindarinya, ia bertemu tatapan matanya dan berkata dengan lembut: "Yang Mulia, saya sedikit takut."

Xiao Yu menjatuhkan ciuman di bibirnya dan menghiburnya: "Ning, jangan khawatir, mereka belum menstabilkan kekuatan mereka untuk saat ini, jadi mereka belum akan melakukan apapun padaku."

Kaisar baru belum naik takhta, Xiao Yu belum diturunkan dari posisi Putra Mahkota. Sekarang semuanya masih belum resmi, mereka tidak akan bertindak gegabah. Setiap tindakan terhadap Istana Timur harus menunggu sampai kaisar baru naik takhta dan mengatur pemerintahannya.

Kemudian, Xiao Yu membelai kulit Chu Ning dengan ibu jarinya, dan berkata dengan santai: "Kudengar Kau baru saja menemukan seorang pelayan tua dari masa lalu?"

Punggung Chu Ning menegang dan ia segera mengerti bahwa Xiao Yu sedang berbicara tentang Paman Fang. Chu Ning tidak perlu menebak darimana Xiao Yu mendengarnya.

Dalam dua tahun terakhir, ia meminta Zhao Yanzhou untuk mencari para pelayannya yang terpisah tiga tahun lalu, dan pada saat yang sama ia membuat orang-orang mengawasi mereka, hampir setiap berita yang ia terima. Xiao Yu pasti sudah tahu.

Pada saat itu, Chu Ning hanya berpikir Xiao Yu hanya paranoid dan menjadi berhati-hati terhadap kaki tangan janda permaisuri, tetapi sekarang ia mengerti bahwa Xiao Yu akan melenyapkan siapa pun yang mungkin telah mengetahui kebenaran menyangkut Chu Ning sebelumnya.

Tidak heran bahwa dalam dua tahun terakhir, selain dua sepupu mudanya, Chu Ning tidak memiliki kerabat lain.

Chu Ning sedikit mengangguk, matanya berkedip sedih: "Saya menemukan Bo Fang, kepala pelayan tua. Sayangnya, dia sudah sangat tua dan telah banyak menderita di Qianzhou dalam dua tahun terakhir ini. Ketika aku menemukannya, dia sudah sakit dan kebingungan. Bahkan dia tidak bisa mengenali Pengawas Zhao. Sekarang, dia ditempatkan di kediaman Yong Changfang, dan saya khawatir dia tidak akan pernah pulih."

Tidak ada sedikit pun kebohongan dalam apa yang ia katakan, dan ia tidak takut Xiao Yu memerintahkan seseorang untuk memeriksanya. Adapun surat yang ditulis Fang, Ia sengaja menyembunyikannya.

Paman Fang jatuh sakit setengah tahun yang lalu. Saat itu, Paman Fang mendapat firasat bahwa hari-harinya akan berakhir, jadi dia menulis surat itu dan menyembunyikannya di dekatnya sepanjang waktu seolah-olah melindungi nyawanya sendiri, tidak pernah dia menunjukkannya kepada siapa pun.

Sementara itu, Paman Fang semakin menjadi bingung hari demi hari, meskipun ia tidak mengingat Zhao Yanzhou, ia masih mengingat putri tunggal Chu Qianyu.

Ketika ia melihat Chu Ning, ia menangis dan memasukkan surat itu ketangannya. Kemudian ia menceritakan apa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu. Setelah itu, seolah-olah ia melepaskan beban yang sangat besar, ia melepaskan sepenuhnya dan menjadi pikun.

Xiao Yu tidak mengatakan apa-apa, tapi menatapnya sejenak, lalu menghela nafas pelan, memeluknya dan berkata, "Terima kasih kepada Pengawas Zhao karena telah menemukannya, kalau tidak, dia mungkin tidak akan pernah bisa kembali. Ning, itu semua salahku, sudah lama berlalu, tapi kau masih belum bisa membersihkan nama ayahmu."

Chu Ning menyandarkan pipinya ke dada Xiao Yu dan merasakan kesejukan bahan jubahnya, Ia menggelengkan kepalanya sedikit: "Mari kita selesaikan masalah di depan kita terlebih dahulu. Kita bisa menangani masalah ayahku di masa depan."

Diluar, Kereta kuda sudah siap dan keduanya masuk ke dalam gerbong.

The Gilded CageWo Geschichten leben. Entdecke jetzt