²³ [BONTEN]

2.9K 362 20
                                    

Malamnya mereka semua berkumpul di ruang tamu, sesuai dengan yang Mikey katakan jika mereka harus memakai kimono tradisional Jepang, masing masing dari mereka ada yang membawa katana dan ada yang membawa pistol.

Hana dan haruchiyo membawa katana Karena mereka berdua lebih ahli dalam pertarungan jarak dekat, sebenernya Hana sendiri tidak tau siapa target mereka dan apa motif Mikey sebenernya,"Ma-Kun, kalau boleh jujur aku ga paham sama misi kali ini"

Mikey menatap Hana, "tidak perlu mengerti"

Hana menghela nafasnya kasar sebelum akhirnya takeomi mengusap ngusap kepala Hana, "ayo berangkat" ajaknya, namun sebelum itu Hana harus jeli dulu terhadap anggota bonten yang akan pergi, dan benar saja ia tidak menemukan Ran dimanapun, "ran-chan mana?" Tanya Hana, rindou menunjuk ke arah mobil, "udah di dalam"

Mereka akhirnya berangkat dengan 1 mobil panjang, haruchiyo yang menyetir dan Hana yang duduk di sampingnya, haruchiyo melirik Hana yang tampak melamun ia lantas memegang tangan Hana sambil terus menyetir, "jangan khawatir, aku disini Hana"

Mereka sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, "rumah siapa ini?" Gumam Hana, Koko yang berada di sebelah Hana lantas sedikit berbisik, "taun sano", "tuan Sano?" Beo Hana, haruchiyo menghela nafas, "kakek Mikey" Hana membulatkan mulutnya, ia baru tau kalau Mikey mempunyai keluarga, "aku baru tau Ma-Kun mempunyai kakek"

"Hana-Chi" panggil Mikey, Hana yang semula di samping Koko lantas berlari kecil agar berdiri di sebelah Mikey, Mikey mengulurkan tangannya ke arah Hana, "ayo masuk ke rumah ku" ajak Mikey lalu menggenggam tangan Hana, Hana menoleh ke arah haruchiyo, nampak haruchiyo mengguk pelan pelan.

Saat masuk bisa di bilang rumah ini cukup luas dan tradisional, dan ada satu tempat luas dengan peralatan silat, Hana menatap ke sekeliling yang tidak asing namun di sisi lain tempat ini asing, Hana memejamkan matanya mencoba mengingat kembali memori tentang rumah ini, namun nihil Hana sama sekali tidak ingat apapun selain saat saat haruchiyo mengajaknya untuk bergabung ke dalam bonten.

Mikey menggeser sebuah pintu kamar, ia lalu bersimpuh di samping kursi goyang yang menghadap ke arah jendela, Hana ikut bersimpuh di samping Mikey di belakang mereka petinggi bonten juga ikut bersimpuh, "kakek" sapa Mikey.

Tampa berbalik maupun menoleh, tuan Sano menghembuskan nafasnya, "manjirou?" Suara tuan Sano sedikit gemetar dan terbata bata karena faktor umur yang melanda, bahkan beberapa kali ia terbatuk-batuk, "kakek, manjirou membawa hanachiyo, apa kakek ingat?" Tanya Mikey.

".....Hhanachiyoo--?"

Hana menatap Mikey bingung, Seolah tuan Sano sudah mengenal lama Hana, Mikey bangun dari duduk simpuhnya lantas ia berjalan pelan ke arah kakeknya dan berlutut di sana, "aku membawanya kakek"

Tuan Sano tersenyum tipis bahkan sangat tipis, "...... hanachiyo"

"Y-ya? Tuan Sano?" Jawab Hana gugup, Mikey menyuruh Hana agar mendekati mereka menggunakan bahasa tangan, Hana yang benar benar tidak mengerti apa apa bahkan sangat bingung lantas mengikuti saja apa perkataan Mikey, Hana bisa lihat jelas jika tuan Sano sudah benar benar tua, Hana tidak munafik tapi...

'aku yakin beberapa hari lagi ia akan mati' batin Hana Saat menatap wajah tuan sano

Tangan tuan Sano menyentuh pipi Hana yang membuat Hana terkejut, "kau hanachiyo?"

Tangan tuan Sano menyentuh pipi Hana yang membuat Hana terkejut, "kau hanachiyo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARUCHIYO TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang