Chapter 1 #Awal kisah#

33 1 0
                                    

        Bukan soal cinta atau bahkan soal tugas sekolah yang memusingkan, aku hanya terbayang kembali ingatan itu. Aku membenci situasi seperti ini bahkan sangat membenci ini. "euuuhh sangat membosankan sekali, lagi-lagi harus merasakan seperti ini" aku berbicara sendiri dalam kamarku. Sangat membosankan memang jika harus terus menerus merasakan rasa sakit itu, membuatku merasa menjadi orang paling menyedihkan dan tersakiti. Padahal sebenarnya masih banyak kisah orang lain yang lebih buruk dariku, aku hanya kurang bersyukur saja.

    Aku membanting semua barang-barang di kamarku, membuang semua barang di meja belajarku, mengacak asal sprei dan semua yang ada di kasurku. "Aaaaaaaaa i hate you!!!!!!!"  Aku berteriak di depan cermin. Ya, aku membenci diriku sendiri bahkan sudah sangat jijik dengan diri ini. Beruntung ayah dan ibu sedang tidak dirumah, mereka sedang pergi keluar kota untuk urusan bisnis mereka. Dan ya aku sendiri dirumah ini, rumah yang menjadi saksi bisu kisah kelam masalalu ku, dan merekalah yang mendengar suara histeris tangisanku setiap orangtua ku tidak ada dirumah.
    Namaku Keisha Gita Angkasa, putri tunggal dari ayahku Darius Angkasa dan ibuku Keyra Rizania. Ayah dan ibuku sama-sama seorang pengusaha, ayah dalam bidang design interior dan ibuku memiliki toko pakaian sederhana di tengah kota ini. Meski tergolong keluarga yang sederhana tapi semua yang aku ingin selalu bisa terpenuhi dengan mudah.  Saat ini aku masih bersekolah di salah satu SMK Swasta di kota ini, duduk di bangku kelas 12 dan sebentar lagi akan lulus lalu bekerja. Aku putuskan untuk langsung bekerja dan tidak melanjutkan kuliah dikarenakan aku tidak ingin lagi membebani orang tuaku dengan biaya kuliah yg amat mahal.

***

Matahari mulai menampakkan senyumnya, mengawali pagi dengan penuh kehangatan. Cahayanya menembus jendela kamarku dengan lancangnya. Jangan ditanya lagi, Aku masih tidur dengan posisi sangat berantakan, kamarku seketika berubah menjadi kapal pecah dalam semalam. Aku menangis semalaman, merutuki semua kebodohanku dimasa lalu. Tiba-tiba ponsel ku berdering nyaring 'I remember ohh aa yeah yeahh' lirik lagu Boy Grup asal Korea Selatan sengaja kujadikan nada dering ponselku, nama Ara muncul di layar telepon setelah aku menemukan ponselku di bawah tumpukan buku yang berantakan. 

"Halo, ada apa raa?" Tanyaku dengan suara khas bangun tidur, masih dalam posisi rebahan tentunya.

"Eh, lo baru bangun tidur? gue udah diluar rumah lo setan! Buruan bangun, bukain pintu. Lo ngga sekolah?" Serbu Ara dengan rentetan pertanyaan yang bahkan belum sempat aku jawab.

"Anjir, cerewet banget dah pagi-pagi juga. Lagian ini jam berapa sih" Aku melirik jam dinding dikamarku dan mataku membulat seketika menyadari sudah pukul 7 lebih, daaan itu tandanya aku akan terlambat jika tidak buru-buru berangkat. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung lari ke kamar mandi tanpa memperdulikan ocehan Ara di telepon. 

Setelah 15 menit aku keluar rumah sudah posisi memakai seragam, rambut panjangku ku ikat asal ke belakang bisa di bilang penampilanku benar-benar apa adanya. Aku berjalan menuju Ara yang sudah duduk dikursi teras rumahku.

"Iiissh lo lama banget sih, udah pasti kita bakal telat nih" Omel Ara begitu aku sampai tepat didepan gadis itu.

"yaelah baru juga 15 menit, yaudah yuk berangkat" Aku dan Ara pun berangkat ke sekolah.

Dan ya benar saja, begitu sampai di depan gerbang sekolah, gerbang sudah ditutup. Tapi tenang, aku dan Ara sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, dengan santai aku mendekat ke Pak satpam yang berada di pinggir gerbang. 

"Pak, mohon maaf sebelumnya. Saya tadi sudah izin sama Bu Yessi untuk berangkat agak siang dikarenakan harus mengambil berkas Bu Yessi yang tertinggal di rumah." Kataku berbohong. Ya memang sebenarnya Bu Yessi menyuruhku mengambil berkas nya dirumahnya dan membawanya ke sekolah hari ini di karenakan Bu Yessi sakit dan hari ini tidak masuk, tapi itu kemaren sore bukan pagi ini. 

"Sexy Girl And Her Badboys"Where stories live. Discover now