26. APARTEMEN WARAJA

12K 825 17
                                    

Happy reading semuanya~~

Setelah selesai mandi sekaligus menyelesaikan permainan solonya. Varezo segera keluar dari kamar mandi dengan setelan baju kaos berwarna hitam bergambar tengkorak dan celana jeans di atas lutut.

Masih dengan perasaan kesal, Varezo berjalan mendekati Geby yang sedang asik mengeringkan bulu kucing menggunakan hairdryer.

"Kalau kucing aja di manja-manja. Suami sendiri nggak di kasih jatah," sindir cowok itu.

Geby yang asik dengan aktivitasnya kini mendongak menatap wajah kesal Varezo dari pantulan cermin. Lalu kembali melanjutkannya aktivitas mengeringkan bulu kucingnya.

"Tuh kan gue di cuekin. Kalau lo kek gini terus, jangan salahin gue kalau tuh kucing gue buang di rawa-rawa." Dengan masih kesal Varezo berucap sedemikian.

Setelah di rasa sudah cukup, Geby segera mencabut colokan hairdryer dan menyimpannya ke tempat semula.

"Perasaan kamu aja kali," balas Geby. Gadis itu kini mengubah posisi duduknya menghadap langsung dengan Varezo.

"Aku gak cuekin kamu kok. Aku cuma belajar membagi waktu antara kamu dan Puspa," sambungnya sambil mengelus punggung anak kucing bernama Puspa itu.

"Puspa?"

Geby mengangguk, tersenyum lebar. "Namanya Puspa Emberon."

"What? Emberon? Gue gak salah dengar kan?"

Geby menggeleng yakin. "Kamu nggak salah dengar kok. Namanya emang Puspa Emberon."

Varezo mengganga tidak percaya. "Kenapa harus pakai nama belakang gue? Kenapa gak cari nama belakang lain aja?"

"Disini kan kamu yang jadi kepala rumah tangga-"

"Sangkut pautnya sama kepala rumah tangga apaan sih, Gebyta?" Protes Varezo memotong ucapan Geby.

Geby berdehem sebentar sebelum melanjutkan ucapannya tadi. "Kalau orang ngomong itu jangan di potong dulu. Dengerin dulu aku ngejelasinnya biar kamu paham."

"Yaudah lanjut!"

"Jadi maksud aku pakai nama belakang kamu itu buat menghilangkan rasa rindu."

"APA? Yang benar aja! Emang gue mau ke mana sampe lo harus pake cara nyeleneh kek gini? Lo takut gue tinggal nikah apa gimana?" Oceh Varezo tak habis pikir.

"Siapa tau kamu pergi lama. Terus aku rindu, pengen peluk kamu. Jadi, aku bisa peluk Puspa sebagai penggantinya. Gitu maksud aku," jelas Geby agar tidak ada komentar lebih dari Varezo.

"Kodok punya gue banyak dalam akuarium. Kenapa gak peluk yang itu aja?"

Dengan refleks Geby memukul lengan Varezo. "Kalau yang itu mau di bayar malah pun aku gabakalan peluk. Geli!"

"Kalau peluk pemiliknya gimana? Kamu geli juga?" Varezo menaik turunkan alisnya menggoda gadis yang pipinya sudah bersemu kemerahan itu.

"Kalau pemiliknya sih, aku gabakalan bisa nolak. Udah nyaman soalnya," ucap Geby, lalu melingkarkan tangannya di pinggang Varezo. Tidak lagi memperdulikan anak kucing yang sudah melompat dari pangkuannya.

"Istri gue gemes banget sih. Jadi pengen gue terkam di atas ranjang." Varezo berucap lirih sambil memainkan anak rambut panjang Geby.

"Kamu ngode aku, biar di kasih jatah?"

Varezo mengangguk pelan sambil mempererat pelukannya. Dengan rakus cowok itu menghirup aroma sampo di rambut Geby. "Kamu siap?"

Dengan sedikit ragu Geby mengangguk. "Tapi ingat! Jangan sampai kelewatan. Ingat janji kita di awal, tidak akan berhubungan intim sebelum lulus sekolah."

VAREZO [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now