05

1.4K 235 0
                                    

Bel pulang baru saja berbunyi ketika Gwinam dengan amarahnya yang membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri. Ia mengamuk mengobrak-abrik tas Namra hingga isinya berceceran ke mana-mana.

 Ia mengamuk mengobrak-abrik tas Namra hingga isinya berceceran ke mana-mana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ada yang bertindak, tak ada yang mencegah. Semua mematung dan membisu di tempat, kecuali Suhyeok.

"Ada masalah apa lo?" tanyanya.

Sumpah, kali ini Gwinam sudah keterlaluan. Ia memang terkenal suka membully tapi jika kali ini korbannya adalah Namra, Suhyeok tidak akan tinggal diam.

Baru beberapa hari yang lalu Gwinam merusak smartphone milik Cheongsan.  Bahkan sampai disidang guru BK dan Kepala Sekolah karena ibu Cheongsan tidak terima. Dan sekarang ia sudah mengacau lagi.

"Nggak usah ikut campur, gue lagi nggak minat berkelahi sama lo," tolak Gwinam.

Karena ia cukup mengenal Suhyeok. Ia tahu akan kalah jika mereka berkelahi.

"Terus lo mau lawan cewek?"

Suhyeok tetap membela. Sengaja menghalangi Namra dari pandangan Gwinam. Meski kini mereka jadi tontonan bahkan oleh anak-anak kelas lain.

Dan entah bisikan apa yang membuat Gwinam akhirnya mundur meski amarah masih menyala di matanya.

"Gue tau lo pinter, lo kaya, tapi lo nggak bisa seenaknya sendiri."

Masih sempat ia menunjuk Namra sebelum melenggang pergi.

Namra yang Suhyeok heran masih berdiri tegak tanpa rasa gentar sedikitpun.

"Lo nggak apa-apa?" khawatir Suhyeok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo nggak apa-apa?" khawatir Suhyeok.

Ia memberi isyarat pada teman-teman sekelasnya agar pergi.

Namra hanya menjawab dengan anggukan. Harus Suhyeok akui, Namra memang sekeras batu karang yang tak gampang tergerus oleh ombak.

Namun Suhyeok salah, begitu kelas mulai sepi dan tinggal mereka berdua, Namra jatuh bersimpuh di lantai.

"Namra," panggilnya khawatir. Ia ikut berlutut sambil memegang tangan Namra yang gemetar.

Terlihat Namra berusaha mengambil nafas dalam-dalam berusaha menata detak jantungnya yang seolah akan meledak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terlihat Namra berusaha mengambil nafas dalam-dalam berusaha menata detak jantungnya yang seolah akan meledak. Lututnya terasa lunglai untuk terus berdiri. Ia sedang menunjukkan sisi lemahnya.

Suhyeok tahu ia harus memberi Namra waktu untuk menenangkan diri. Bahkan jika gadis itu menangis di depannya akan ia temani. Tapi nyatanya tidak ada setetes pun air mata yang keluar.

Justru sebuah gumaman pelan keluar dari mulut Namra.

"Baru kali ini lo manggil nama gue, biasanya ketua kelas."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BodyguardWhere stories live. Discover now