25

1.5K 207 26
                                    

"Jangan ke restoran Cheongsan. Dia lagi males ketemu sama gue."

Tentu saja Suhyeok cuma asal mengarang cerita. Kali ini ia menjemput Namra hanya di depan gerbang kompleks apartemennya. Namra sendiri yang minta. Kasihan kalau ibunya kena shock therapy terus-menerus. Mengambil hati ibunya cukup pelan-pelan saja.

"Terus mau ke mana?" tanya Namra.

Karena mereka hanya anak SMA yang jam malamnya masih dibatasi. Juga tidak semua tempat bisa mereka kunjungi dengan leluasa. Lagipula mereka tidak ada rencana apapun. Cuma ingin bertemu di luar jam sekolah, itu saja.

"Ke rumah gue aja."

Namra hampir memekik.

"Lo mau bales dendam?" tuduhnya.

Setelah Suhyeok ia buat panas dingin bertemu ibunya. Mungkin Suhyeok berniat melakukan hal yang sama.

Tapi Suhyeok segera menyangkal.

"Nggak, di rumah gue nggak ada orang."

Mana mungkin ia setega itu pada Namra.

"Nenek gue nginep di rumah adiknya. Mungkin pulang besok, mungkin lusa," lanjutnya.

Suhyeok sendiri tidak yakin. Ia memang tidak begitu dekat dengan neneknya. Ia hanya sekedar dititipkan, numpang tidur, numpang makan. Orangtuanya mengirim uang setiap bulan. Semua kebutuhannya terpenuhi, ia dimanjakan dengan segala fasilitas tapi tidak dengan kasih sayang.

"Kalau nggak ada orang kenapa malah ngajak gue ke sana."

Polosnya Namra itu justru menggemaskan bagi Suhyeok.

"Ada asisten rumah tangga, ada sopir juga," jelasnya.

Jadi Namra tidak perlu ragu atau mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu.

"Tapi nanti lo jadi bolak-balik nganterin gue pulang lagi."

Begitulah Namra yang selalu penuh perhitungan. Baginya itu cuma akan memakan waktu.

Berbanding terbalik dengan Suhyeok yang terlalu cuek.

"Nggak apa-apa, atau lo nginep di rumah gue aja kalau mau."

Tentu saja Namra nyaris mengamuk.

"Suhyeok, lo minta gue pukul?"

"Nggak, gue mintanya dipeluk. Pegangan yang erat."

Karena Suhyeok memang membonceng Namra dengan motor kesayangannya. Menikmati hembusan angin malam yang dingin akan terasa hangat bila bersama Namra.

Dan deru motor Suhyeok berakhir masuk ke sebuah rumah yang terlihat asri di mata Namra. Andaikan siang hari pasti terlihat jelas banyaknya tanaman yang tumbuh di halamannya.

 Andaikan siang hari pasti terlihat jelas banyaknya tanaman yang tumbuh di halamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuk," suruh Suhyeok saat Namra terlihat ragu.

Dingin, sepi, dan kosong. Kesan pertama yang Namra rasakan. Berbanding terbalik apa yang tampak dari luar. Bahkan foto keluarga pun tidak ada.

BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang