20

922 193 4
                                    

Suhyeok tidak suka sendirian. Sendirian hanya akan mengingatkan pada saat ia ditinggalkan oleh orangtuanya. Suhyeok benci perasaan sepi. Karena itu ia memiliki banyak teman.

Dan Suhyeok sejak lama sering memperhatikan Namra yang suka menyendiri. Mempertanyakan apa yang Namra pikirkan, apa yang Namra rasakan. Dari waktu ke waktu semua yang Namra lakukan menjadi sangat menarik baginya.

Lalu saat ia mengenal Namra lebih jauh, ternyata mereka punya satu kesamaan. Ia dan Namra tumbuh dalam keluarga yang tidak ada kehangatan di dalamnya. Bedanya, Namra menjadi penurut dan ia pemberontak.

Karena itu, Suhyeok bisa mengkhawatirkan Namra lebih dari dirinya sendiri. Bahkan omongan Joonyoung yang hanya sekedar gurauan terus mengganggunya.

"Kalian pacaran aja terus, biar ranking Namra turun."

"Nggak boleh, Namra harus tetep ranking satu."

Padahal Namra sendiri cuma menanggapinya dengan tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal Namra sendiri cuma menanggapinya dengan tertawa.

"Namra aja santai, kok lo yang heboh?" heran Daesu.

"Kalau ranking Namra turun, pasti nyokapnya marah," sahut Nayeon di sudut kelas. Entah sejak kapan ia mendengar hingga ikut menimpali.

Ini yang membuat Namra malas. Nayeon tahu sebagian besar cerita hidupnya karena mereka bertetangga.

"Nggak usah didengerin," suruh Suhyeok.

"Nggak apa-apa, udah biasa."

Sedikit banyak Namra mulai memahami watak teman-teman sekelasnya yang memang berbeda-beda. Karena itu ia anggap saja sifat menyebalkan Nayeon sebagai angin lalu.

"Mending lo belajar kayak biasanya," suruh Suhyeok lagi.

Masih sempat ia memerintah Daesu dan Joonyoung agar pergi.

"Kalian bubar aja," pintanya.

Setelah Suhyeok pikir lagi, akhir-akhir ini Namra memang jarang membuka buku di sekolah selain pada jam pelajaran. Padahal dulu sepanjang waktu. Apa mungkin karena dirinya?

"Nggak kebalik? Siapa yang tadi bilang mau belajar bahasa inggris?"

Sengaja Namra ingatkan, siapa tahu Suhyeok lupa. Atau pura-pura lupa seperti biasanya padahal ia sendiri yang minta belajar.

"Kalau hari ini gue belajar sama Daesu aja gimana? Gue nggak mau ranking lo turun karena sibuk ngajarin gue."

Jelas Suhyeok cuma mengada-ngada.

"Belajar apa sama Daesu? Belajar nyanyi?" heran Namra.

Tatapan dingin Namra itulah yang selalu membuat Suhyeok tak berkutik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan dingin Namra itulah yang selalu membuat Suhyeok tak berkutik. Ia cuma tertawa lalu mengambil buku paket bahasa inggris yang tergeletak di meja Cheongsan, entah milik siapa.

"I love you artinya apa?" tanyanya.

Belum juga mulai, Suhyeok sudah melantur.

"Serius," kesal Namra.

"Serius, kan gue nanya."

"Cari di kamus."

"Tinggal jawab apa susahnya."

"Aku cinta kamu," jawab Namra cepat. Malas meladeni Suhyeok karena ia tahu ini arahnya ke mana.

"Aku juga cinta kamu. Mulai sekarang manggilnya mau aku kamu."

"Terserah."

Suhyeok yang seperti ini memang menyebalkan, tapi Suhyeok yang seperti ini juga yang meluluhkan hati Namra.

BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang