14💙

1.2K 113 15
                                    

New berjalan gontai memasuki gerbang rumahnya dengan keadaan basah kuyup dan wajah memucat sempurna.

Tadi saat di toilet , kepalanya terasa sangat pusing dan darah juga tidak berhenti mengalir dari hidungnya. Detik berikutnya kesadaran New menghilang. New pingsan.

Setelah beberapa saat, akhirnya New sadar dari pingsannya New bergegas kembali ke tempat tadi, tempat keluarganya berkumpul. Namun nihil, New tidak melihat satu orang pun.

New menghela napas berat. Ah, sepertinya semua orang sudah pulang dan hanya tersisa dirinya.

Memangnya berapa lama aku di kamar mandi ? Monolog New.

New kemudian tertawa miris. Menertawakan takdir yang selalu tak memihaknya. Bahkan sampai saat ini tidak ada yang benar benar peduli padanya, termasuk Tay.

Mereka sampai hati meninggalkan New sendirian di tempat yang bahkan baru ia kunjungi. Dan sekarang New bingung, bagaimana ia bisa pulang sedangkan alamat tempat ini saja ia tak tahu. Tapi yang New tahu ini lumayan jauh dari rumahnya. Jarak tempuh saat ia menaiki mobil saja 30 menit. Apalagi hanya dengan berjalan kaki ?

New terduduk lemas. Isakan kecil mulai keluar dari bibirnya. Lama kelamaan isakan itu terdengar semakin keras dan pilu. Beruntung tidak ada siapapun disini, karena ini sudah tengah malam dan New yakin pegawai disini juga sudah pulang.

New memegang perutnya, perutnya terasa sakit. Itu pasti karena ia belum makan sebab terlalu bersemangat tadi.

Lalu netranya tak sengaja melihat benda yang menarik perhatiannya. New kemudian berusaha bangkit untuk mengambil benda itu.

Senyumnya mengembang. Ini sudah tengah malam dan berarti umur New sudah bertambah. New memegang benda itu kuat kuat lalu memejamkan matanya setelah itu ia meniupnya pelan. Ya itu lilin, yang mana lilin itu masih menyala.

Dari kecil New sangat ingin meniup lilin ulang tahun seperti kakaknya. Tapi malam ini , meski tanpa kue ulangtahun tapi New sudah sangat senang.

Sepertinya New terlalu lama disini , pikirnya. Lalu ia memutuskan untuk pulang harap harap nanti ada sebuah kendaraan yang lewat yang baik mengantarnya pulang.

New berjalan menyusuri jalanan sepi tapi dari tadi ia belum menemukan satu kendaraan pun yang lewat. Sebenarnya New takut, sangat takut. Tapi New harus melawan rasa takutnya, kata Bibi Kim New harus jadi anak yang pemberani.

Ditengah perjalanannya itu, New kembali teringat ucapan ayah Tay tadi. Ucapan yang suskes membuat hatinya retak dan sakit. Tak terasa air mata itu kembali mengalir. Hatinya perih.

Kenapa harus Tay ? Kenapa harus dengan kak Gun ? Kenapa orang tuanya masih malu mengakui New sebagai anaknya di depan umum ?. Hanya pertanyaan pertanyaan itu yang selalu mengisi otaknya saat ini.

Seperti penderitaannya belum cukup. Hujan tiba tiba turun membasahi semua permukaan bumi seakan ikut pilu melihat nasib New.

New menengadahkan wajahnya. Dalam hatinya seolah bertanya tanya, sebenarnya adakah kebahagiaan untuknya.

Tubuhnya limbung ke atas aspal jalan. Rasa pusing itu kembali mendera . Apakah ia akan mati sekarang ? Monolognya dalam hati. Jika benar , New benar benar ikhlas. Ia sudah pasrah dengan keadaan.

Tunggu, mengapa air hujan tidak menyentuh kulitnya lagi! Apakah ia sudah benar benar mati ?

New mendongkakkan kepalanya. Dilihatnya ada seorang pemuda yang memayunginya .

"Hey, bangunlah. Ayo ku antar pulang?!!"

Tapi sebelum New mengenali siapa pemuda itu, kesadarannya menghilang.

N.E.W ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora