31💙

1.9K 129 26
                                    

Bibi Kim telah kembali lagi ke rumah sakit. Dadanya masih sesak sampai sekarang. Air matanya tak berhenti jatuh sejak tadi. Ia masih tak menyangka yang membuat New menderita adalah orang terdekatnya dan orang yang New sayangi.

Tapi disisi lain ia juga merasa lega mengeluarkan semua unek uneknya selama ini.

Bibi Kim perlahan membuka ruang inap New. Hanya ruangan sederhana bukan ruangan VVIP. Dan tentu saja tidak masalah tentang itu.

Untuk masalah biaya operasi Bibi Kim sudah melunasinya . Ia terpaksa harus meminjam pada teman temannya. Tentu saja mereka bertanya untuk apa uang itu dan kenapa tidak meminjam pada majikannya saja. Dan Bibi Kim menjawab untuk pengobatan saudaranya di kampung dan majikannya sudah banyak memberinya pinjaman uang. Bibi Kim terpaksa berbohonf. Tidak mungkin juga ia menceritakan yang sebenarnya.

Sebenarnya ia merasa sangat bersalah pada New. Anak itu pasti sudah menunggu lama dan harus menahan rasa sakit yang amat sangat.

Seperti sekarang, New sedang duduk dengan kaki yang dibiarkan menjuntai dan tak sampai menyentuh lantai karena kakinya yang bengkak. Ia terlihat menggigit bibir bawahnya kuat sembari mencoba mengatur napas. Tangan yang satu terlihat meremas pinggiran ranjangnya dan yang satunya lagi mengelus perutnya. Dahinya sudah dipenuhi dengan keringat.

"Sabar ya Baby ..." gumamnya lembut sembari terus mengelus perutnya dengan mata yang terpejam ; menahan rasa sakit.

Bibi Kim mendekat ke arah New.

"New sayang... New masih kuat kan nak ?" Tanya Bibi Kim lembut sembari memijat pinggang New lembut berharap sedikit mengurangi sakitnya.

New hanya mengangguk lemah.

"Bibi... bisa tolong New ? New ingin bangun " Pinta New.

"Iya sayang ayo..." Bibi Kim membantu New bangun.

Setelah berhasil bangun dari duduknya, New melangkah perlahan meraba raba dinding. Setelah menemukannya ia menyandarkan tangannya pda dinding itu dengan badan yang sedikit membungkuk. Ia merasa nyaman dengan posisi ini.

"Huhh.. huhh kau kuat New.. ayo semangat.. hhh " Gumam New menyemangati dirinya sendiri sembari terus mengatur napasnya.

"Sabar ya nak. Operasimu akan di mulai 3 jam kedepan. "

New mengangguk sebagai jawaban. Sungguh hanya untuk berbicara saja New rasanya sangat lemas.

Bibi Kim lalu turun ke perut besar New. Mengelusnya sayang.

"Baby yang sabar ya. Baby ingin segera keluar kan sayang ? Sabar ya anak baik sebentar lagi Baby akan lahir. Baby yang kuat ya disana supaya papanya juga kuat disini. Berjuang bersama papa yang sayang. Nenek yakin kalian kuat. Nenek akan selalu menunggu kalian disini " Ujar Bibi Kim lembut.

New tersenyum lembut . Entah harus berapa ratus kali dia harus mengucap syukur karena ada Bibi Kim dihidupnya.

"Terima kasih Bi " Ucap New pelan.

Bibi Kim juga ikut tersenyum. Ia bertekad setelah New melahirkan , Bibi Kim akan membawanya pulang ke kampungnya dan membebaskan New dari 'neraka' ini. Sungguh saat ini kesabarannya telah habis. Ia tak akan membiarkan siapapun menyakiti New lagi.

----

"Ma.. pa.. apa yang di katakan Bibi Kim benar ? New yang selama ini mendonorkan ginjal dan matanya untukku ? " Tanya Gun lirih. Ia berharap semua yang Bibi Kim katakan tadi itu benar.

Hening. Tidak ada jawaban. Nine dan Baifern masih membeku di tempatnya.

"Jawab ma !!!" Seru Gun kencang.

N.E.W ✅Where stories live. Discover now