Bagian tiga puluh enam

23.2K 1.9K 2.3K
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

"E-ellard."

Tubuh Ellard menegang di tempat ketika mendengar suara lembut yang sangat dia kenal. Perlahan tapi pasti, dia membalikkan badannya menghadap pada pintu.

Rasa senangnya musnah seketika saat melihat Ella tengah berdiri di depan sana dengan tatapan mata yang terlihat begitu kecewa, serta air mata istrinya yang mengalir di atas pipi gembul kesukaannya. Kini rasa senang yang dia rasakan terganti dengan perasaan takut yang mendominasi.

Dia ingin sekali mendekap Ella, tapi tubuhnya terlalu kaku untuk digerakkan. Dan sepertinya, keinginannya kali ini untuk memeluk Ella tidak akan pernah terjadi. Karena tidak mungkin Ellard akan memeluk istri mungilnya dengan kedua tangan dan tubuh yang berlumuran darah.

Ella menggeleng pelan, dia melihat semuanya. Dia benar-benar tidak mengenal Ellard yang sedang berlumuran darah. Dia seperti melihat orang lain, yang dia tahu Ellard suaminya tidak akan pernah membunuh orang dengan sekejam dan semengerikan itu. Karena tak kuat melihat pemandangan yang begitu menyakitinya, Ella pun berjalan cepat meninggalkan ruangan yang terasa seperti neraka baginya.

Melihat tatapan terluka istrinya, membuat amarah dalam diri Ellard semakin memuncak. Dia melempar dengan keras sebuah kepala yang berada di tangan kirinya.

"ARKHHHHHHHHHH!" Jeritnya frustasi.

Sial, bagaimana bisa Ella-nya berada di tempat ini. Darimana istrinya mengetahui tempat ini? Pikir Ellard.

Ellard mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana ini? Bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Ella. Dia sangat yakin bahwa tadi Ella melihat dengan jelas ketika dirinya menarik kepala Louis hingga terlepas dari badannya.

"Beresin!" Perintah Ellard. Kemudian, dia keluar dari tempat favoritnya.

Ellard melangkah dengan tergesa-gesa untuk menyusul Ella. Dia melihat Ella sedang berjalan kesusahan sembari memegangi perut besarnya.

Baru saja Ella akan membuka gerbang Dark House, tapi sebelum itu terjadi, Ellard lebih dulu memegang tangannya.

"Tunggu! Sayang."

Ella menyentak tangannya dengan kuat, berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman Ellard.

"Lepasin, El." Pinta Ella lirih. Dia merasa tidak memiliki tenaga sedikit pun setelah melihat apa yang suaminya lakukan.

"Baby." Ellard berusaha mendekati istrinya. Dia ingin menyentuh wajah Ella. Tapi Ellard merasa tidak yakin Ella akan nyaman dengan sentuhan tangannya yang berlapis darah. Oleh karena itulah, dia mengurungkan niatnya.

"Kenapa, El? Kenapa kamu bohong sama aku?" Tanya Ella dengan air mata yang kembali meluruh.

Jantung Ellard terasa ditikam saat mendengar pertanyaan yang Ella lontarkan. Dia tidak tahu harus menjawab seperti apa. Dan suara isakan Ella benar-benar terdengar menyakitkan di telinganya.

"Aku istri kamu, tapi kenapa cuma aku yang nggak tahu apa pun tentang kamu? Kenapa cuma aku, El? Sedangkan semua orang tahu siapa kamu yang sebenarnya. Kenapa kamu nggak bisa jujur sama aku? Kenapa?"
Ungkap Ella mengeluarkan kekecewaannya. Dia merasa keberadaannya di sisi Ellard sama sekali tidak berarti. Ellard tidak pernah berbagi cerita padanya.

Ellard tidak bisa berkata apa pun. Dia hanya bisa menahan diri untuk tidak merengkuh Ella ke dalam pelukannya. Dia merasa sangat tidak berguna dan tidak pantas untuk Ella. Lagi dan lagi dia membuat Ella menangis.

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang