2 : Puncak.

50 13 1
                                    

Satu bulan telah berlalu, hubungan diantara Cakra dan Alea setiap harinya kian merekat. Alea banyak bercerita tentang banyak hal mengenai kehidupannya, sementara Cakra memilih untuk menjadi pendengar setia gadis itu. Lagi-lagi secara kebetulan, hari ini mereka diizinkan untuk pulang oleh Dokter mereka masing-masing. Tentu saja hal tersebut membuat Alea dan Cakra bahagia bukan main.

"Karena hari ini kita pulang, gimana kalo Minggu nanti kita janjian?" ajak Alea. Cakra menoleh ke arah Alea dengan tatapan yang bingung. Cakra bertanya, "Hm? Janjian kemana?". Alea kemudian tersenyum dan berhenti di hadapan Cakra. "Rahasia dong... Nanti aku kabarin lagi lewat chat." jawab Alea. Kini mereka pun tiba di kantin rumah sakit dan memesan dua buah sandwich untuk sarapan.

Cakra lalu mengajak Alea ke sebuah meja kosong yang terletak di depan ujung kanan, mereka berdua pun duduk saling berhadapan satu sama lain. "Kenapa pilih meja paling ujung?" tanya Alea. Cakra berpikir sejenak dan kemudian menjawab, "Makanan itu menurutku paling enak disantap kalo duduk di ujung atau deket jendela, makanya aku pilih tempat paling ujung." Mendengar jawaban Cakra, Alea tertawa kecil. "Kamu ini ya... Random banget si jadi orang." timpalnya.

Setelah sepuluh menit menunggu, sandwich pesanan Alea dan Cakra kini sudah dihantarkan ke meja mereka. Alea dan Cakra kini menyantap sandwich mereka masing-masing sembari berbincang-bincang. "Kamu gak akan lanjut kuliah?" tanya Alea pada Cakra. Pria itu lantas menunduk dan tersenyum tipis. "Enggak, meskipun aku udah sembuh pun aku tetep mau milih bantu Kakek ngembangin Dojo Karate nya." ujarnya.

Alea kemudian mengusap tangan Cakra dengan lembut. "Gapapa, Cakra. Terkadang semesta punya caranya tersendiri untuk membuat takdir kita jauh lebih indah dari apa yang kita harapkan. Aku juga udah ngerelain impianku buat kuliah hihi, aku mutusin buat jadi seorang florist karena kecintaan aku sama bunga" ucap Alea. Kini Cakra mengerti, selain memiliki arti nama sebagai bunga Azalea, Alea juga tumbuh menjadi sosok gadis pengagum bunga.

"Kamu sejak kapan suka bunga dan jadi florist?" Alea terdiam sesaat dan berpikir untuk menjawab pertanyaan Cakra. "Kalo suka bunga si sejak dari kecil, tapi kalo jadi florist kayaknya sejak aku berumur tujuh belas tahun" jawab Alea sembari menatap ke arah langit. Pikirannya kini berkelana jauh pada saat ia mulai berkarir di dunia perbungaan. Ia masih sangat ingat pada saat dulu ia sempat diremehkan oleh keluarga besarnya dikarenakan membuka usaha toko bunga.

Cakra lalu menatap ke arah Alea sekilas, matanya kini ikut melihat ke arah langit sama seperti Alea. "Sejak kecil, aku suka bunga kayak kamu. Dulu, aku selalu minta sama Ayah dan Ibu buat beliin bunga, tapi mereka nganggep itu aneh" ucapnya. "Tapi aku punya mimpi. Suatu saat, aku bakal bikinin mahkota bunga buat wanita yang aku cintai. Dan juga aku berharap, suatu hari nanti wanita itu bakalan kasih aku bunga," sambungnya.

Alea yang mendengar hal tersebut tertegun, ia kini mempunyai rencana untuk mengajak Cakra memetik bunga di kebun pribadinya. Alea berkata, "Kalo gitu, kamu harus dateng buat jemput aku nanti. Ada sesuatu yang pengen aku tunjukin ke kamu". Meskipun Cakra merasa penasaran dengan apa yang direncanakan oleh Alea, ia tetap tak punya pilihan lain selain menerima ajakan gadis itu.

***

Setelah dua hari berlalu, hari Minggu kini telah tiba, yaitu hari dimana Alea dan Cakra bertemu kembali. Sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Alea, Cakra pergi menuju sebuah kompleks perumahan untuk menjemput Alea. Sementara itu, Alea yang masih berada di dalam kamarnya kini sedang sibuk merias dirinya. Ia hanya tidak ingin wajahnya terlihat pucat di hadapan Cakra.

Alea bergumam, "Mending pulangnya aja kali ya ke kebun? Kalo duluan kesana yang ada bunganya jadi layu". Untuk hari ini ia hanya memiliki dua rencana, pertama pergi ke kebun teh di Puncak, dan yang terakhir pergi ke kebun bunga pribadinya. Setelah selesai merias diri, ia langsung menghidupkan ponselnya dan menanyakan letak keberadaan Cakra saat ini.

[✓] Bunga Terakhir ¦¦ Sano Shinichiro.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang