Bab 22.Worried

5K 458 87
                                    

Selamat Membaca



















Festival musik telah usai, beberapa mahasiswa yang menonton kemudian memilih membubarkan dirinya dan keluar dari area indoor itu. Begitupun dengan Sea dan Kean yang memilih ikut membubarkan diri untuk makan siang terlebih dahulu sebelum berkeliling kampus untuk melihat lihat pameran yang akan di adakan setelah ini.

"Keren kan Sea penampilan band nya kak Leon tadi. Gue sampe videoin tuh perform nya mereka buat kenang kenangan. " Kean berbicara sambil menatap hasil dari jepretan kamera nya tadi.

Sea yang berjalan di sampingnya hanya menggumam. Tak bisa bohong juga jika memang sebagus itu suara kakak nya itu. Selama ini ia hanya sering mendengar kakaknya mengumpat dan berteriak pada nya. Hanya malam itu, malam dimana kakaknya membalas pelukan nya. Setelah itu hubungan nya dan kakaknya malah semakin jauh bahkan sampai detik ini.

"Lo mau makan di luar atau kantin sini aja Sea?? " Tanya Kean begitu menyimpan kamera nya.


Sea berpikir sebentar, untuk makan di luar pasti ia harus ijin dulu pada pengawal nya jadi mungkin lebih baik ia makan di sini. "Sini aja Kean sekalian daripada keluar kampus. " Jawab nya.


Kean mengangguk paham. "Eh Sea lo tadi sadar nggak sih Kak Leon liat ke arah kita terutama lo pas nyanyi?? " Tanya nya tiba tiba.

Bukannya Kean ingin besar kepala, tapi ia jelas melihat jika vokalis salah satu band favoritnya itu terus melihat ke arah nya. Atau mungkin ke arah Sea, bukan tatapan sekilas tapi seolah tatapan tajam dari vokalis itu begitu kentara bagi nya.


Sea yang di tanya seperti itu sontak gelagapan. Ia ingat betul jika tadi pagi kakaknya bilang ia tak ingin ada satupun yang tau status mereka sebenarnya. Kakaknya terlalu malu mengakui hubungan nya dengan anak sialan seperti nya. Tak mungkin rasanya ia membocorkan hal ini pada sahabat nya.


"Mungkin kamu salah liat aja Kean. " Elaknya sambil tersenyum tipis.

"Kali aja dia tetangga lo apa kakak kelas lo dulu Sea. Soalnya tatapan nya ke lo tuh beda gitu. " Kean menggedikkan bahu nya tak acuh.

"Mungkin muka aku familiar kali Kean. " Sea meremat ujung jaket yang ia kenakan. Sebisa mungkin terlihat biasa saja di hadapan temannya ini.

Kean mendengung pelan lalu kembali melangkahkan kaki nya menuju salah satu kantin terdekat untuk makan siang. Suasana kampus ini tak seramai tadi karena setelah makan siang ia hanya akan ada acara pameran jadi mungkin banyak siswa SMA yang datang memilih untuk pulang.

Sesampainya di kantin Kean dan Sea segera mengambil tempat duduk di pojok. Terlalu risih sebenarnya karena banyak mahasiswa juga di kantin ini. Tapi daripada mereka kelaparan kan. Lagipula ada beberapa siswa dari sekolah mereka juga yang masih berada di sini.


"Mau makan apa Sea?? " Tanya Kean sembari menaruh kamera nya di atas meja.

"Batagor aja kali Kean Sea lagi pengen makan batagor. " Sea duduk tepat di depan Kean.


"Minum nya air putih aja kan?? " Kean berdiri hendak memesan makanan untuk mereka setelah Sea mengiyakan minuman nya.

Setelah kepergian Kean, Sea memilih merebahkan kepala nya ke meja di hadapan nya. Memijit pelan pelipisnya karena pusing yang melanda nya. Mungkin juga karena terlalu banyak berdiri tadi. Menghembuskan nafas nya lelah ia memilih memejamkan netra nya sejenak berharap pusing yang melanda nya segera menghilang. Setidaknya sampai ia benar benar sampai mansion.

Tentang Sea (End) Where stories live. Discover now