Bab 55.Second Chance

2.5K 288 43
                                    

Selamat Membaca






















Leon terpaku menatap papa nya yang kini bersimpuh tepat di depan nya. Menangis dengan suara yang sungguh terdengar menyakitkan baginya. Air mata nya kembali menganak di pipi nya yang tadi sudah kering. Entah sudah berapa banyak orang yang ia sakiti karena ego nya. Ia bahkan dapat merasakan jika mama nya mungkin marah di atas sana karena sikap impulsif nya. Ia akui ia terlalu sumbu pendek, sejak kedatangan Sea ia semakin sulit mengendalikan emosinya.



Terlalu larut jika dia adalah korban tanpa sadar jika kehidupan nya jauh lebih baik daripada Sea. Ia masih dapat bersekolah dengan nyaman tanpa takut ditanya siapa orang tua nya. Ia dapat membanggakan kedua orang tua nya tanpa takut ada yang menghina nya sedangkan Sea harus menutupi semua status nya agar hidup tenang.

Ia bahkan dapat menggunakan semua fasilitas dan menempati mansion mewah walau sebenarnya Sea dan ibu nya lah yang jauh lebih berhak atas semua fasilitas itu. Dan kakek nya, dia sangat menyayangi nya jauh berbeda dengan Sea yang hanya memiliki mimih nya sebagai tempat pulang karena lagi lagi papa nya bukan hanya milik Sea seorang.

"Papa harus apa biar kamu berhenti nyakitin Sea nak____Udahin sakitnya Sea____cuma kamu alesan dia bertahan. Kalo kamu aja nggak mau Sea bertahan gimana kalo Sea nyerah____" Regan menatap Leon yang berdiri di hadapan nya.

Ia lelah berpura-pura kuat di hadapan Leon, Ia juga ayah kandung dari Sea terlepas dari status nya sebagai orang tua bagi kedua nya. Hanya Sea satu satunya penyemangat nya saat ia lelah dengan semua tekanan dari semua orang di keluarga nya. Ia ingat bagaimana ia menangis saat Sea baru saja menghirup udara di bumi. Melihat Sea nya tersenyum rasanya dunia nya baik baik saja. Namun melihat Sea hanya dapat berbaring dengan netra tertutup rapat total membuat nya hancur tak tersisa.


"Tolong jangan sakitin bungsu nya papa nak___papa nggak mau gagal jagain anak anak papa____"

"Papa udah kalah lawan kakek kamu dan hampir kehilangan Sea. Jangan lagi___papa nggak tau gimana papa bisa bertahan kalo Sea nyerah_____" Ucap Regan terbata, mata nya basah karena air mata nya. Ia menangis untuk satu satunya alasan nya bertahan, untuk Sea nya.

Leon menutup bibirnya dengan telapak tangan nya, menahan isak tangis nya. Ia tak sanggup melihat papa nya menjadi orang selemah ini di hadapan nya. Perlahan Ia berjongkok, memegang kedua baju milik papa nya yang total bergetar. Kedua nya menangis, merasakan luka yang tak kasat mata tapi rasanya nyaris membuat kedua nya tak sanggup bernafas.


"Pa, udah. Maaf___maafin Leon___maafin sikap Leon____" Ucap Leon terbata.

"Kenapa??" Satu pertanyaan yang ia tanyakan karena mengganjal di hatinya.

Leon menatap penuh tanya ke arah papa nya tanda tak paham.


"Dokter bilang dia nemuin beberapa luka lebam dan bekas kuku di tubuh Sea dan penyebab Sea sekarang karena ada air yang  masuk hidung Sea. Papa nggak tau apa aja yang kamu lakuin sama Sea, tapi kenapa Leon?? kenapa harus Sea??" Jeda, Regan kini mengusap air mata nya menatap sendu ke arah Leon.



"Kamu marah sama papa, kenapa nggak lampiasin ke papa?? kamu bisa pukul papa___kamu bisa bentak papa. Tapi kenapa harus Sea nak??" Lanjut nya tak habis pikir.

Tentang Sea (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang