Bab 30.Kepercayaan

3.4K 365 29
                                    

Selamat Membaca














Sea turun dari mobil milik kakaknya dengan perasaan ragu. Di depan nga  kakaknya sudah menahan pintu mobil dan menatapnya lembut agar ia segera turun. Menghembuskan nafas pelan ia perlahan turun dari mobil. Hal pertama yang ia lihat adalah keadaan parkiran di Fakultas kakaknya yang cukup ramai. Banyak mahasiswa yang lalu lalang di sekitar mereka. Walau merasa begitu canggung ia coba menguasai dirinya, ia tak boleh membuat kakaknya meninggalkan kelas hanya karena dirinya.

"Nggak usah takut, ada gue di sini. " Ucap Leon berusaha menenangkan Sea.


Ia menarik pergelangan tangan Sea dan menggenggam nya lembut. Tangan adiknya dingin dan ia yakin benar jika adiknya gugup apalagi mengingat insiden terakhir saat adiknya ke sini waktu itu benar benar buruk. Wajar adiknya menjadi takut dengan tempat ini.

Sea berusaha tersenyum, menggenggam balik tangan kakaknya yang begitu hangat. "Sea cuma takut temen kakak enggak nerima Sea." balas nya jujur.

Leon terkekeh pelan, adiknya tak tau saja jika kedua sahabat nya itu justru suka sekali mengumpati nya agar bersikap lebih baik pada Sea. Meminta nya bersikap menjadi kakak yang baik. Mereka juga selalu memaksa nya mengenalkan Sea pada nya.

"Mereka pasti suka kok sama lo. "


Leon mulai melangkah dengan Sea yang ikut berjalan di sebelah nya. Tangan keduanya saling berpegangan erat. Beberapa kali mahasiswi menyapa Leon yang memang salah satu mahasiswa populer namun Leon sendiri tak peduli. Ia selalu ingat perkataan mama nya agar tak menyakiti perempuan. Itu sebab nya ia tak ingin begitu dekat dengan seorang perempuan saat ini.

"Nanti kakak lama enggak?? " Tanya Sea saat mereka mulai menyusuri lorong menuju salah satu kantin di Fakultas milik kakaknya.

"Gue cuma ada satu kelas, tapi karena lo nggak mungkin bisa ikut, nanti lo sama temen gue dulu. Nggak apa kan boba?? " Tanya Leon lembut.

Sea berdecak malas mendengar bagaimana kakaknya memanggilnya. "Berhenti manggil Sea boba kak. Sea enggak bulet kok. " protes nya.

Leon tersenyum kecil dan memilih mengeratkan genggamannya saat kedua nya hampir sampai di . "Apa jelek nya panggilan dari gue?? lagian lo emang kayak boba, bulet, manis, ngangenin. "

"Engg____"


"Woy sini!! "


Sea menatap ke depan saat mendengar suara yang tak asing mengarah pada nya. Ia mengernyitkan alis nya saat terlihat kedua pemuda seusia kakaknya sedang tersenyum ke arah nya di meja yang tak jauh dari pintu masuk kantin. Langkah nya di bawa semakin mendekat pada meja berisi 2 orang pemuda itu.

"Lama banget lo anjir. " Umpat Jay saat melihat kedatangan sahabatnya itu. Netra nya menatap Sea penuh penasaran.

"Jaga bahasa lo, ada adek gue bego. " Ucap Leon kesal.

Ia menarik Sea yang masih diam untuk duduk di hadapan kedua sahabatnya. Ia sendiri duduk di sebelah Sea. Tangannya langsung saja menarik kopi di hadapan Jay yang masih penuh dan langsung ia minum begitu saja. Tak peduli protes an dari Jay yang kini ingin sekali mengumpati nya. Ia haus dan ingin minum, hanya itu.

Tentang Sea (End) Where stories live. Discover now