9. KEHILANGAN SELERA MAKAN

102 4 0
                                    

SEMBILAN

(Kehilangan Selera Makan)

Saat sampai di ruangan makan, Elisa hanya bisa terdiam saat melihat ruangan makan yang sangat mewah.

Ruangan makan itu bergaya modern dan sangat glamor. Ditambah dengan sentuhan warna emas dan coklat, membuat ruangan itu sangat cocok dengan karakter mama Citra yang glamor.

Terdapat meja makan di tengah-tengah ruangan. Meja makan itu berukuran besar dengan 6 kursi. Dan tentunya, di atas meja makan itu sudah ada banyak makanan yang sangat menggiurkan.  Ya, makanan yang sangat banyak, padahal hanya 4 orang yang makan.

Mama Citra duduk di kursi makan utama. Kursi yang biasanya diduduki kepala rumah tangga, atau orang yang dituakan di rumah. Melihat hal itu Elisa memilih duduk di samping mama Citra. Lebih tepatnya sebelah kiri.

"Sini, kamu duduk disini ya. Dekat dengan mama." Ucap mama Citra pada Elisa saat mereka sudah sampai di meja makan.

"HM… iya ma." Balas Elisa.

Aldi dan Dewi yang baru datang, langsung berjalan ke kursi sebelah kanan mama Citra. Hendak duduk di sana, saling berdampingan. Namun baru saja Aldi menarik kursi itu, mama Citra langsung menghentikannya.

"Eeh… kamu ngapain di situ ?" Ucap mama Citra.

"Mau… duduk ma." Ucap Aldi.

"Gak, duduk di situ!" Ucap mama cura sambil menunjuk kursi kosong di samping Elisa.

Aldi langsung mengerutkan keningnya. Ia menatap Dewi yang juga terlihat bete.

"Tapi ma."

Aldi mencoba menolak perintah ibunya dengan lembut. Namun seperti biasa, mama Citra yang tegas dan keras kepala langsung menyuruh Aldi untuk pindah. Ia tak mau Aldi duduk berdampingan dengan Dewi, apalagi di depan Elisa. Calon menantunya!

"Mama bilang, duduk di sini !"

Dewi menarik siku kemeja Aldi, sambil berbisik "Mas… jangan !"

Aldi menatap Dewi. Wanita itu melihatnya dengan tatapan penuh harapan bercampur kekesalan.

"Aldi… cepat !" Ucap mama Citra.

Elisa mendesah kasar. Kepalanya terasa sakit saat melihat konflik ibu dan anak itu. Sebenarnya Elisa hanya ingin hidup dengan tenang, namun entah kenapa ia malah terjebak dalam konflik sensitif ini.

"Apa ini karma karena dulu sering melawan ayah ?" Batin Elisa.

Elisa merah tangan Mama Citra. Lalu berkata "Ma, sudah. Elisa gak papa kok, kalau om Aldi mau duduk di samping Tante Dewi. Lagi Pula, jangan sampai kita bertengkar dan kehilangan selera makan hanya perkara tempat duduk."

Mendengar hal itu mama Citra mendesah. Ia menatap Elisa dengan iba, lalu berkata "maafin mama ya karena tidak bisa mendidik anak dengan benar".

Mendengar hal itu, Aldi merasa tersinggung. Ia menatap mamanya dengan kesal, namun ia masih menahan dirinya. Begitu pula dengan Dewi.

Setelah pertengkaran itu, mereka pun mulai makan. Namun keadaan di sana terasa sangat canggung. Mereka tidak bisa makan dengan lahap, begitu juga dengan Elisa.

Mama Citra menatap piring makan Elisa. Elisa makan sangat sedikit, dan itu hanya sayuran.

"Ini pasti karena Dewi, makanya napsu makan Elisa jadi hilang!" Batin mama Citra.

"Nak, akan yang banyak ya." Ucap mama Citra.

Elisa yang mendengar hal itu tersenyum, lalu menjawab "Iya mama. Mama juga ya, kalau perlu... mama banyak-banyakin makan sayur. Itu bagus buat pencernaan mama.

WASIAT AYAHWhere stories live. Discover now