Keraguan Part 2

135 23 4
                                    

Ketiga pasang mata melihat dengan cermat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga pasang mata melihat dengan cermat. Termasuk Selvia yang menatap bingung surat di depannya.

Surat tantangan sebenarnya hal yang cukup umum di sekolah kesatria. Pada dasarnya surat tantangan adalah cara untuk mengatasi ketidaksukaan antar siswa dengan pertarungan kekuatan, yang tentu saja dilakukan diatas arena. Surat tersebut terdiri dari sebuah kertas dan tulisan 'tantangan' didalamnya.

Sementara itu terdapat detail lain yang perlu diperhatian penerima surat tantangan. Semakin mahal atau putih kertas menandakan besarnya kekuatan penantang, dan semakin hitam tulisan didalamnya, dapat diartikan bahwa penantang sangat membencimu.

Surat yang ada dihadapan kami saat ini aku temukan di kelas tadi pagi. Dan ini adalah kertas paling putih dengan tinta tergelap yang pernah kulihat. Hansamu sempat menggodaku saat melihatku yang hendak mengambil surat yang kutemukan di laci mejaku, tapi saat aku membukanya, senyumnya menghilang. Sepintas kami berdua, aku dan Hansamu tau siapa dibalik surat dengan bau kebencian yang pekat ini, orang-orang kuat di sekolah yang tidak menyukai kami sejak lama.

Selvia yang masih tampak bingung berusaha memahami keadaan dengan membolak-balikan surat tersebut.

Hansamu menunjuk surat yang dipegang Selvia dengan menahan raut kesal yang sedikit terlihat diwajahnya, "Mereka menantang kita secara terang-terangan. Seluruh siswa disekolah mungkin sudah mendengar berita ini."

"Kalian tidak dapat menolaknya?"

Hansamu menyilangkan lengannya dan mengangguk untuk mengiyakan Selvia. Aku tau dibalik anggukan itu ia memiliki rasa khawatir dan ragu.

Sejujurnya surat ini merepotkan, aku bisa saja mengabaikan surat ini dengan alasan sedang fokus pada JKN di Festival. Tapi siapa yang tau dampak apa yang dapat ditimbulkan jika aku salah langkah.

Aku menggaruk pipiku yang tidak gatal, "Jika sampai tersebar rumor wakil negara tidak berani dengan teman sekolahnya sendiri, itu akan merugikan kita."

Meskipun sudah pasti mantan pahlawan tidak akan menggantikan kami sebagai wakil negara apapun yang terjadi, tetapi tetap saja kami akan mendapat lebih banyak tekanan publik.

Sambil berpikir, aku memperhatikan kedua orang didekatku, dari wajah Hansamu yang sama ragunya denganku, aku tau dia menyerahkan keputusan kepadaku. 

Mengikuti Festival hanya dengan tiga siswa saja sudah membuat sekolah mendapat kritikan tajam dari banyak pihak. Menolak tantangan ini akan lebih beresiko, tetapi masalahnya musuh kami itu.... dan jika kami kalah....

Plak!

Dengan keras aku menampar pipiku sendiri, suaranya terdengar cukup keras sampai menarik perhatian kantin, aku mencoba tidak mempedulikannya.

Aku langsung melihat kearah Hansamu dan mengangguk. Hansamu membalas anggukanku tanda untuk setuju.

Ini adalah perjudian yang tidak dapat dihindari. Aku harus menyelesaikannya!

Eris Project: The Lost MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang