Sarah Memory Part 1

743 65 20
                                    

Cerita ini merupakan Spinoff dari Eris Project: The Lost Memory

Jika di tanya kenapa gk buat cerita baru aja? Itu karena Author cuma fokus satu cerita aja.

💥💥💥

Satu tahun sebelum kepindahan Selvia...

Ruang guru, 24 desember, 19:00.

Aku membuka tirai yang menutupi jendela.

Sebuah jendela yang tertutup kaca di sisi ruangan, jendela itu terarah ke lapangan gerbang depan sekolah.

Hujan yang awalnya hanya bisa kudengar kini dapat kulihat dengan kedua mataku.

Hujan yang tidak terlalu deras, hanya hujan ringan yang menjatuhkan air dalam jumlah kecil. Meski begitu, hujan ini membuat suhu di dalam ruangan menjadi turun.

Beberapa tahun lalu jika dalam keadaan seperti ini, biasanya orang-orang akan menyalakan pemanas ruangan. Namun BigBang berkata lain, pemanas ruangan, air conditioner dan teknologi lain sudah tidak bisa digunakan lagi. Benar-benar peristiwa yang mengerikan.

Walaupun begitu kenyataanya, suhu yang dingin ini tidak terlalu aku rasakan. Aku tidak masalah dengan dingin, malahan aku suka.

Suasana dingin seperti ini sudah biasa aku rasakan saat masih seorang tentara. Semasa pelatihan dulu, aku pernah di perintahkan untuk berendam di kolam yang penuh dengan es balok selama berjam-jam saat tengah malam, 17 dari 20 peserta perempuan di pelatihan pingsan.

Aku termasuk peserta yang sukses melewati neraka beku itu.

Masa-masa yang cukup mengerikan dan menyakitkan karena aku masih baru disana. Meskipun begitu menyakitkan tapi sekarang aku dapat merasakan manfaatnya.

Setelah menutup tirai, aku duduk di meja di dalam ruang guru dan bersandar di punggung kursi, tempat yang berada tepat di samping jendela ruang guru.

Enam tahun sudah di tempat ini aku melaksanakan tugasku, di meja yang murid kenal sebagai meja seorang guru yang tegas dan berdedikasi. Seorang guru yang di kenal seluruh penjuru sekolah dengan nama Sarah Emilia.

Malam hari ini aku melakukan hal yang biasa seorang guru lakukan, menilai tugas harian para murid. Aku melakukannya sendirian.

Kertas tugas yang sedang kunilai ini adalah kertas tugas siswa kelas A tahun pertama.

Bagiku, kelas ini tergolong menjekelkan jika di beri tugas seperti ini. Meskipun kelas A adalah kelas terbaik, namun hal itu juga yang menjadi masalah. Karena kejeniusan merekalah jawabannya menjadi sangat panjang.

Seperti soal nomor 3 ini, aku bertanya pada abad ke berapa agama hindu-budha di indonesia?

Dan yang di jawab seluruh siswa kelas A adalah menceritakan sejarah lahirnya agama hindu-budha, bagaimana agama itu berkembang, hingga akhirnya cara masuk agama tersebut ke Indonesia. Padahal mereka sudah di anggap benar jika menjawab soal nomor 3 dengan jawaban 14 Masehi.

Hasil dari kejeniusan mereka ini adalah Tumpukan ketas yang membumbung tinggi di mejaku. Tapi sebagai guru yang berdedikasi, aku harus membaca seluruh jawaban mereka dengan baik sebelum memberi nilai.

Karena itulah aku masih berada di sekolah meski malam telah tiba.

Sejujurnya ini tidak terlalu buruk. Walaupun sendirian toh sama jika aku pulang. Tidak ada yang menungguku di rumah.

Keluargaku berada jauh dari sini. Akupun hidup di sebuah rumah dinas yang disediakan pemerintah untuk guru di sekolah ini. Sebuah rumah yang cukup besar bagiku yang hanya menempatinya sendirian.

"Haaaah~"

Sebuah helaan nafas yang berat dan tidak biasa aku keluarkan, seakan tugas ini tiada habisnya, aku melanjutkan pekerjaanku.

Meskipun sedang fokus berkerja, namun otakku yang lelah mulai membayangkan masa laluku.

Kalo tidak salah ini tanggal 24. malam natal huh, malam dimana aku menerima tawaran kepala sekolah meskipun aku sempat menolaknya dengan keras. Jika dipikir-pikir kenapa aku menerima tawaran Pahlawan ya?

Aku menggelangkan kepalaku

Apa yang sedang kupikirkan? Itu sudah lama sekali, aku sudah tidak mengingatnya.

Aku kembali kepekerjaanku, membalikan kertas untuk menilai tugas murid yang lain.

Hansamu Yamato, nama yang tertera di kertas tugas itu.

Bayangan wajah anak itu berkelebat di benakku. Seorang Blasteran yang sangat ceria. Kalo tidak salah...

Aku mencari dalam ingatanku.

Ya, aku ingat. Hansamu dan teman dekatnya, Eris. Merekalah yang membuatku menerima tawaran pahlawan

Seluruh ingatan yang aku lupakan tadi masuk kedalam pikiranku. Otakku berhasil menggingat ingatan itu dan juga berhasil menghentikan pekerjaanku.

"Anak itu huh..."

Hmph, aku tersenyum.

Aku mengalihkan pandangan ke jendela yang tirainya telah terbuka. Gerimisnya belum berhenti.

"Itu sudah lama sekali."

Secara perlahan aku menyingkirkan senyum di wajahku.

Aku terfokus melihat kearah lapangan gerbang depan lewat jendela.

Gerimis yang turun membasahi kaca luar jendela. Petrikor yang dikeluarkan oleh rumput sekolah mulai memasuki ruangan, baunya yang menyengat menusuk hidungku. Bau yang semerbak bagi penciumanku.

(Note: Petrikor adalah aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering, bau tersebut berasal dari minyak yang dikeluarkan oleh tumbuhan dan menghasilkan bau yang unik)

"Dulu juga seperti ini bukan? Enam tahun lalu..."

💥💥💥

Author: "Sarahh...Apa yang terjadi enam tahun laluuu!!???"

Selanjutnya di Eris Project...

Selanjutnya di Eris Project

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eris Project: The Lost MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang