10

2.3K 247 16
                                    

"Senyaman-nyamannya dengan tempat yang kau singgahi, tak akan pernah menggantikan rasa nyaman pada rumah sendiri."

Netranya menatap kosong pada jalanan yang dilaluinya. Tak sedikit yang memandang kagum pada parasnya. Namun, ia tak peduli dan tetap melanjutkan perjalanannya yang ntah akan berujung kemana. Dirinya merasa malas untuk sekedar berpulang ke kuil Sukuna. Tunda saja dulu kepulangannya untuk kali ini.

Suara bising pun perlahan mulai menyepi. Mengedarkan pandangan, dimana ia berada kali ini?

Kok tiba-tiba sudah berada di sebuah gang? Ah, pikirannya terlampau kacau untuk memilih jalan mana yang harus ia tuju. Gerakannya pun hanya mengikuti langkah kaki yang ntah membawanya kemana.

'Kresek'

'Kresek'

Netranya beralih pada tumpukan sampah dipojok gang. Dahinya mengernyit heran. Apa itu segerombol tikus sawah yang diracun petani?

Tapi sepertinya tidak. Memilih mendekat ketimbang harus mati dengan rasa penasaran yang luar biasa.

Tak tercium bau amis sama sekali, netranya masih menatap lama ke arah kardus yang tertutupi beberapa plastik sampah.

Jemarinya meraba isi dari kardus itu, lalu tubuhnya menegang ketika merasakan sebuah jemari kecil memegang telunjuknya.

"Mayat!! Ada mayat bayi disini!!" Batinnya panik.

Memilih menyingkirkan satu persatu plastik yang menghalangi mayat itu. Siapa sih yang tega sekali membuang mayat bayi di tempat sampah?! Setidaknya kubur aja sialan!

(Name) merutuk dalam hatinya.
Perlahan kedua netra berbeda warna itu saling menatap.

Netra sebiru laut menyapanya, dirinya berdelusi tenggelam dalam keindahan manik permata itu, lalu tanpa sadar kedua tangannya sudah menggendong bayi mungil itu.

"Eh? Ku pikir mayat.. Siapa yang membuang bayi setampan ini?!" Kesadarannya kembali, menggerutu dengan perempatan imajiner didahinya.

"Ku apakan ini sekarang?" Dirinya bimbang mengingat ia saja masih menjadi bebannya Sukuna meski usianya sudah beratus atau mungkin beribu tahun.

"Heii!! Berhentii!!"

Dirinya tersentak kaget lalu menoleh ke arah belakang.

Ah kasus pencurian rupanya.
Salah seorang pria menatap dirinya dari atas hingga bawah.

"Kau ingin membuang bayimu sendiri?" Tanyanya tak suka.

"bayiku?" Beonya.

Dirinya beralih menatap dirinya sendiri dan juga bayi yang digendongnya serta kardus yang menjadi saksi tempat ia menemukan bayi itu. Sial! Sebuah kardus mana mungkin bisa bersaksi! Jadi sekarang dirinya menjadi tersangka kasus pembuangan anak, begitu?!

"Ah.. Ini bukan bayiku."

"Sudah ingin membuangnya sekarang kau tidak mau mengakui dia anakmu?! Ibu macam apa kau ini?!"

Netranya menajam, kentara sekali kesal dengan tuduhan pria itu. Hei, dirinya saja tidak bisa hamil, lantas bagaimana mau punya anak!

"Ku sarankan sekarang kau pulang, nona.. Atau kau mau ku laporkan atas pembuangan anak sendiri, hm?"

"Cih." mendecih sebal, memilih pergi daripada harus dimaki-maki warga desa yang ntah dimana.

Bahunya ditepuk pelan kala hendak melewati pria itu.
"Bicaralah baik-baik dengan pacarmu, dia pasti mau bertanggung jawab."

(Name) hanya menatap malas pria itu lalu menepis kasar tangannya yang bertengger dipundaknya.

"Pacar matamu? Aku sudah bersuami tau!" Batinnya kesal.

𝐇𝐈𝐃𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐄𝐄𝐊 [𝐒𝐮𝐤𝐮𝐧𝐚𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now