22

3.2K 263 33
                                    

"Megumi, kau yakin salah satu jari Sukuna berada disini?"

Netra Nobara nampak mengedar, merasa tak yakin jika keberadaan jari Sukuna berada di tengah hutan lebat antah berantah.

"Kita hanya disuruh untuk memastikan saja." Pemuda dengan wajah lempeng yang ditanya hanya membalas seadanya.

Sedari tadi Yuji kelimpungan, dia merinding sendiri dengan hawa hutan.

"Hei Yuji! Kau kenapa sih? Daritadi ku perhatikan celingak-celinguk sana sini." Yuji kaget, Nobara menepuk bahunya keras.

Bagaimana ia harus bilang? Sedari tadi aura Sukuna terus mencekam, semakin jauh mereka masuk ke dalam hutan, semakin terasa pula aura mencekam yang Sukuna pancarkan.

"Kembali saja bocah, kau tidak akan menemukan apa-apa disini."

Mulut Sukuna muncul di daerah pipi kanannya. Raut muka Yuji nampak tak percaya.

"Disini auranya suram sekali, dan lagi-lagi Gojou sensei meninggalkan kita bertiga." Keluh Nobara.

Seperti ada yang menuntunnya, kaki Yuji melangkah maju. Megumi dan Nobara saling pandang satu sama lain.

"Ikuti saja. Siapa tau dia punya petunjuk." Ucap Megumi yang diangguki oleh Nobara.

Netra Yuji menelisik sekitar hutan, sebuah siluet patung menyilaukan matanya.

"Aku ngga pernah tau kalo dihutan ini ada patung wanita." Nobara mendekat lalu menyentuh pipi patung itu.

"Hei!! Jangan menyentuhnya sembarangan, ini tengah hutan, kita tidak tau apa yang akan terjadi bila berbuat sembarangan." Peringat Megumi.

Nobara menatapnya kesal, Megumi terlalu parno.

"Dia cantik." Puji Yuji.

"Benar, aku yakin dia adalah wanita tercantik di zaman dulu." Tambah Nobara.

"Tinggalkan dia sendiri!"

"Bocah durhaka!"

"Pergi sana!!"

"Bisa diam tidak?!" Yuji geram sendiri, Sukuna seenaknya mengatainya durhaka membuat kepalanya jadi pusing.

Megumi dan Nobara menatapnya heran.

"Kita harus cepat mengumpulkan jari Sukuna, Mahito masih berkeliaran di luar sana, aku khawatir dia semakin banyak membuat korban. Apa wanita ini salah satu korbannya dia?" Tanya Nobara.

"Bukan.."

Ketiganya menoleh mendapati seorang nenek tua yang berjalan dibantu dengan tongkat kayu, netranya menyipit memastikan siapa yang datang.

"Kalian siapa? Untuk apa datang kemari?" Nada mengintrogasi menyapa.

"Ah.. Kami hanya kebetulan menjalankan misi disekitar sini." Megumi menjawab.

"Cepatlah pergi, hawa disini akan berubah lebih suram ketika malam datang. Banyak kutukan berkeliaran disini." Nenek itu mendekat, mengambil sebuah daun yang jatuh di atas patung wanita itu.

"Kenapa ada patung wanita di tengah hutan?" Yuji bertanya, sedari tadi Sukuna menakut-nakutinya dengam berbagai hal membuatnya kesal sendiri.

"Kau percaya ini hanya sebuah patung?" Sinis nenek itu masih melanjutkan membersihkan dedaunan disekitaran patung.

Patung itu terlalu realistis, mereka pun sempat tak percaya bahwa dihadapannya itu adalah batu yang dipahat.

"Hmm.. Nampak terlalu nyata, apa itu wanita sungguhan?" Gojou sensei muncul secara mendadak membuat ketiganya terlonjak kaget.

𝐇𝐈𝐃𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐄𝐄𝐊 [𝐒𝐮𝐤𝐮𝐧𝐚𝐱𝐘𝐨𝐮]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora