Hakim dan Pejabat.
Serigala Selatan - Kiwami Escalations.

"Seperti yang sudah ku kata kan semalam, Kakak Liu." Malam kembali menyelimuti kota raja, kawasan istana terlarang mulai nampak lengang, hanya terlihat beberapa pejalan kaki dan sekumpulan prajurit yang berjaga di sekitar nya.

Lampion mulai di nyalakan, beberapa hunian milik pejabat pemerintah mulai menutup pintu besar kediaman mereka, penjaga malam masih nampak mengelilingi seluruh kawasan tempat tinggal para pejabat istana, masih dalam keadaan waspada karena kejadian tempo hari.

"Saudara Lao, Seperti yang sudah kita semua ketahui...," satu sudut ruangan di jediaman Hakim Lao kembali di terangi beberapa cahaya lilin ketika ke dua sahabat kembali bertemu, seperti malam sebelum nya, pejabat Liu yang mulai mempercayai akan adanya penghuni istana terlarang yang di sekap dalam taman teratai mulai mencari informasi dari beberapa pihak.

"Kerajaan Luo berada di antara dua peperangan besar..," Hakim Lao menyalakan sebuah lilin besar yang berada di ujung ruangan, cahaya dari lilin nampak menerangi bagian taman yang berdekatan dengan tempat ke dua nya tengah duduk, membicarakan sebuah rencana gila yang akan di lakukan oleh sang Hakim.

"Dan, akan ada pihak pihak yang akan mengambil keuntungan dari keadaan ini." Sang Hakim melangkah pelan ke arah sebuah kursi, malam semakin larut, beberapa pekerja yang bertugas di kediaman nya sudah mulai meninggalkan tempat tersebut.

"Beberapa kelompok mulai melakukan aksi mereka, dan kali ini, mereka mulai melakukan nya secara terang terangan." Pejabat Liu kembalin berkata sembari membuka gulungan kertas yang di dapat oleh nya, gulungan kertas yang berisi gambaran seluruh lokasi istana terlarang kini terpampang jelas di hadapan mereka.

"Anggota keamanan dan pasukan khusus kerajaan di bawah pimpinan Jendral Yang mulai memasuki kota raja...," Ketika eskalasi mulai meningkat, beberapa pejabat dan perwira militer mulai mengambil sikap, sebagian memilih bergabung dengan selatan dan sebagian memihak utara.

"Kita semua mengetahui, jika Jendral Yang menaruh hati pada selir Kaisar." Tiga Jendral perang, perwira tinggi istana bahkan mulai terpecah, ketegangan antara para perwira mulai nampak ketika pertemuan dengan Kaisar di lakukan.

"Dan setelah sang Kaisar wafat, orang itu terus melakukan pendekatan secara pribadi pada sang selir." Isu kembali beredar seputar keluarga mendiang Kaisar, bahkan banyak kecurigaan anak tiri sang mendiang memilih untuk bergabung dengan Shen.

"Nona Fang."

"Kita tidak bisa berdiam diri, tetapi, apa daya kita? Kakak Liu?" Hakim Lao mulai membuka pembicaraan, kedua mata nya menatap tajam ke arah lembaran kertas di hadapan nya, dengan teliti, sang Hakim mulai melakukan perhitungan atas rencana gila yang akan di lakukan oleh nya.

"Jika saja...," seraut senyuman nampak di wajah sang Hakim, jari telunjuk nya bergeser pelan di atas kertas, meneliti dengan seksama seluruh gambaran peta lokasi istana terlarang.

"Jangan katakan padaku, Saudara Lao." Sang pejabat tidak menyukai ekspresi wajah sang Sahabat yang tengah meneliti gambaran lokasi istana, seraut senyuman kembali nampak di wajah sang Hakim ketika menemukan satu kejanggalan dalam gambaran tersebut.

Satu wilayah di belakang singgasana tidak terlihat dalam peta yang berada di hadapan nya, satu lorong panjang yang berada di antara dua bangunan besar di bagian belakang istana tidak tergambar dalam peta tersebut.

"Ide gila mu, impian sinting milik mu sebaiknya kau buang sebelum kau mencelakakan kita semua." Ujar sang pejabat, suara lantang memecahkan konsentrasi sang Hakim agung, sesaat fokus nya buyar namun satu titik di antara dua bangunan dalam wilayah luas istana terlarang telah dia temukan.

Serigala SelatanWhere stories live. Discover now