Seekor Naga di atas atap - Dragon Wong.
Serigala Selatan - Kiwami Escalations.

Sesaat keheningan malam sejenak terhenti saat beberapa pria bertopeng memasuki kediaman seorang pejabat istana, seorang pejabat yang memiliki posisi penting dalam pemerintahan kembali menjadi incaran beberapa pembunuh bayaran.

Beberapa pejabat istana yang mulai terbagi menjadi dua kubu nampaknya mulai berseteru, keadaan bertambah kacau ketika para bangsawan mulai menunjuk kan sikap arogan pada istana, dua kerajaan besar di utara dan selatan, Negara Qi dan Sheng yang tengah bersitegang mulai memusatkan kekuatan mereka di sekitar Luo, Qi mengajak Luo bergabung dengan kekuatan militer pihak selatan sementara Sheng bersikeras mempertahankan kerajaan Luo agar pertahanan luar batas mereka tidak menjadi lemah.

Ketegangan yang terjadi dalam Negara mulai meningkat, Luo yang sudah kehilangan seorang pemimpin beetahun tahun yang lalu mulai mendapatkan tantangan dari beberapa kerajaan di sekitarnya, ssbuah kerajaan besar yang menjadi lemah tanpa seorang penguasa hebat, hingga akhirnya beberapa kerajaan merendahkan harga diri Luo.

"Berhenti!!" Seorang pemuda melompat ke atas atap sebuah rumah dari balik jalanan sempit jalur utama yang menuju ke arah pinggiran kota, tiga pria bertopeng masih berlarian di antara bangunan di sekitar kota raja, berlompatan di antara celah yang memisahkan dua bangunan.

"Ketua, di belakang...," seorang pria bertopeng menoleh ke arah belakang ketika menyadari seorang pemuda mengejar mereka, aura chi pekat terasa di sekitar para pria bertopeng ketika sang pemuda memompa tenaga dalam miliknya.

Beberapa bayangan nampak berlari di kegelapan malam, melompat atap dari belakang jalan sempit menuju ke arah tempat tinggal pejabat Liang, beberapa pria bertopeng masih berusaha melarikan diri ketika penjaga keamanan tempat tersebut membunyikan peringatan untuk memberi tanda bahaya pada seluruh penghuni tempat tersebut.

"Ilmu ringan tubuh bocah ini lumayan, nampaknya aku harus berkeringat malam ini." Ujar seorang pria bertopeng sembari melirik ke arah belakang, seorang pemuda dengan ilmu ringan tubuh nya mulai bergerak mendekati ke tiga pria tersebut dari arah belakang

"Kalian pergilah, ku temui di sisi utara, akan ku urus bocah sial ini." Sesaat kemudian seorang pria bertopeng berbalik dan mulai menyarangkan tendangan dengan cepat ke arah pemuda yang mengejar mereka, dengan gerakan cepat, sang pemuda memutar tubuh nya di udara dan melancarkan satu pukulan ke arah salah satu pria bertopeng.

"Ku bilang, BERHENTI!" Cengkeraman keras mendarat di pundak salah satu pria bertopeng, satu serangan cakar dari sang pemuda nampak bergerak dengan kecepatan tinggi dari arah belakang pria bertopeng.

"Lepaskan tangan mu, Dari ku!" Pria bertopeng memutar tubuh nya sembari menyarangkan beberapa kali serangan ke arah sang pemuda, tendangan dari pria bertopeng hanya mengenai tempat kosong ketika sang pemuda dengan kecepatan tinggi melayang ke belakang dan melompat ke udara.

"Tendangan Elang? Biar aku mencoba jurus mu, Nak!" Pria bertopeng yang berada di barisan paling depan kembali menaik kan kekuatan tenaga dalam milik nya, sesaat kedua tangan sang pemuda terlihat mengembang sebelum satu tendangan meluncur dari udara.

Kedua tangan pria bertopeng nampak menyatu, dua telapak tangan nya mulai terlihat mengeluarkan asap tipis di antara jari jari nya, sesaat sebelum satu tendangan mencapai pria bertopeng, dua buah telapak tangan yang terkembang nampak meluncur deras ke arah serangan yang di lancarkan sang pemuda.

Kekuatan telapak dan tendangan elang sesaat bertemu di udara, sang pemuda memutar tubuhnya untuk menerobos pertahanan Chi pria bertopeng namun sekali lagi, kekuatan tenaga dalam mereka nampak seimbang.

Satu ledakan terlihat di angkasa ketika dua kekuatan tenaga dalam beradu keras, pemuda berpakaian hitam nampak terpental ke udara, dan berputar beberapa kali untuk menyeimbangkan tubuh nya, sementara pria bertopeng nampak terdorong ke arah belakang.

"Aku masih bisa melayani mu bertarung sampai pagi, Paman!" Sesaat, kedua kaki sang pemuda kembali menjejak atap dan mulai melakukan serangan pada salah satu pria bertopeng di hadapan nya, tinju dan tendangan kembali berkelebat di bawah sinaran bulan purnama ketika dua pria saling menukar jurus.

"Jangan ikut campur, Bocah!" Satu tendangan kembali menghampiri sang pemuda namun lengan kanan pemuda tersebut bergerak lebih cepat dari kibasan kaki sang pria bertopeng, dengan satu gerakan sang pemuda menahan satu gerakan yang melaju lurus ke arahnya.

"Ku bilang, Berhenti!" Tanpa disangka oleh sang pria bertopeng, lutut kanan sang pemuda bergerak maju, satu serangan nampaknya berhasil membuat mundur sang pria bertopeng, dengan satu gerakan cepat nampaknya membuat lawan dari sang pemuda kesakitan, lengan pria bertopeng terlihat memegang perutnya sembari menahan sakit.

"Serangan ke dua, Paman, bersiaplah!" Sejurus kemudian pemuda tersebut kembali meluncur dengan kecepatan tinggi ke arah pria bertopeng, Tinju nya mengepal keras dan mulai meluncur ke arah lawan ketika satu jurus kembali terlontar.

Sang pria bertopeng menunduk kan tubuh nya, kaki kanan pria tersebut kembali melancarkan satu serangan ke arah sang pemuda yang menyerang nya.

"Bocah tengik, Murid tujuh Lonceng emas!" Pria bertopeng yang menjadi lawan nya melepas sehelai kain yang tergantung di sisinya, dengan gerakan berputar sang pria mulai mengibaskan sehelai kain miliknya ke arah sang pemuda.

"Jangan panggil guruku tanpa kata, Tuan!" Beberapa tendangan dari udara kembali meluncur deras ke arah pria bertopeng, sang pria bertopeng kembali menggerak kan ke dua telapak nya untuk menepis serangan tersebut.

"Bersiaplah, Paman!" Satu kilatan cahaya nampak berputar di sekitar tubuh sang pemuda ketika satu jurus kembali di siagakan, degup jantung kembali berdetak cepat saat alirah tenaga dalam mulai terpusat di bagian dada pemuda yang tengah menjadi lawan pria bertopeng.

"Baju Besi Emas!" Suara lonceng mulai terdengar ketika telapak Baja pria bertopeng menyentuh tubuh sang pemuda.

"Malam yang indah, Paman, kali ini, Telapak Baja milik mu akan ku mentahkan!" Sang pemuda kembali bergerak maju ke arah pria bertopeng, kilatan jurus baju besi emas kembali nampak di sekitar tubuhnya.

"Kau...," pria bertopeng di hadapan nya mulai menaik kan tenaga dalam milik nya, kedua telapak tangan terlihat bergerak maju ke arah sisi penyerang, dan sekali lagi, telapak baja milik pria bertopeng kembali terlontar ke segala arah ketika kekuatan chi jurus andalan milik nya menyentuh tenaga dalam yang berasal dari Baju Besi Emas.

"Jangan panggil aku, Bocah!" Pemuda berpakaian hitam nampak melaju searah dengan tinju milik nya yang melayang melewati wajah sang pria bertopeng, satu serangan dari sang pemuda dapat di hindari oleh nya.

"Namaku, Dragon wong!" Hujaman tinju dan tendangan kembali memenuhi udara, pria bertopeng yang menjadi lawan nya hanya menggerak kan telapak tangan untuk menangkis serangan tersebut.

"Menyingkir dari hadapan ku, Bocah!!" Satu tendangan dari pria bertopeng melesat dengan kecepatan tinggi melalui aliran tinju yang menuju ke arah nya.

"Aku tidak ingin melukaimu!" Tubuh sang pemuda nampak terdorong ketika telapak tangan nya menahan aliran keras tendangan yang berasal dari lawan nya.

"Cobalah, Paman...," Dragon wong mendarat mulus di sisi luar atap bangunan tempat mereka bertarung, sang naga kembali memompa tenaga dalam milik nya untuk kembali memulai serangan

"BAJU BESI!" Kilatan cahaya keemasan menyelimuti tubuh Dragon wong sesaat setelah tenaga dalam milik nya terdorong keluar melalui diafragma.

"EMAS!" Satu bayangan telapak meluncur deras ke arah nya, satu serangan yang berasal dari pria bertopeng melesat dengan kecepatan tinggi ke arah pancaran chi Baju besi emas

"Bertahan...,"

"Orang ini...," Dragon wong menekan telapak kaki nya dalam dalam untuk menahan serangan yang menggempir tubuh nya, rahangnya nampak mengeras seiring dengan bertambahnya kekuatan tenaga dalam yang di lepaskan untuk menahan laju dari serangan telapak milik pria bertopeng.

"Dia memakai jurus yang sudah punah...,"

"Tapak Sakti."

Serigala SelatanWhere stories live. Discover now