Part 5

66 11 2
                                    

Kebaikan akan mengantarkan...
seseorang kepada kebenaran, dan...
Kebenaran akan mengantarkan...
seseorang kepada puncak pengetahuan...
lalu menjadi rendah hati...

Bintang Kejora

Kebenaran suatu hal...
Tidaklah ditentukan oleh...
Berapa banyaknya orang yang...
Mempercayainya...

Ahmad Dahlan

~~~~~♡♡♡♡♡~~~~~
.
.
.

Tak sesuai dengan dugaan Bintang, berita hoax tentang dirinya masih tersaji hangat hingga seminggu berlalu. Tapi Bintang tetap saja tidak mengklarifikasi soal apapun.

Bukannya ia membenarkan berita tentang dirinya, hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara untuk membuat berita ini redam dan tidak ada lagi yang membahasnya.

Semua ini tidak akan terjadi kalau Dicky tidak seenaknya merangkul pinggang Bintang saat itu. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Bukan semua kesalahan disebabkan oleh Dicky juga, ia saja yang tidak peka dengan hal yang Dicky lakukan saat itu. Hingga akhirnya jadi seperti ini.

Masalah kepercayaan itu memang sulit, tapi mereka yang memang mengenal baik pribadi Bintang, terus berada di kubu Bintang dan tidak pernah ikut membullinya, bahkan sebaliknya, mereka siap selalu menjadi pembela bagi Bintang.

Ada juga bagi mereka yang memang cuek dengan berita ini, mereka akan diam dan tidak berada pada pihak manapun.

Meskipun banyak yang mendukung Bintang, namun banyak juga yang membullinya secara terang terangan.

"Masih berani lo nongol di sekolah...?? Apa nggak malu kedok lo udah kebongkar...??" Itu suara Bianca yang memang sedari dulu seakan tidak pernah menyukai Bintang.

"Kenapa gue harus malu hanya karna kesalahan yang tidak pernah gue lakukan.?!" Jawab Bintang tak terima.

"Udah ketangkep basah, masih aja nggak mau ngaku..." kali ini Sisil sahabat Bianca yang menanggapi jawaban Bintang tadi.

"Gimana gue mau ngaku kalau gue emang nggak pernah melakukannya...!?" jawab Bintang tegas tanpa ragu.

Posisi saat ini mereka berada di tengah lapangan. Selesai olahraga tadi, Bianca dan teman temannya itu menghentikan langkah Bintang yang hendak menyusul teman temannya untuk berganti pakaian.

"Dasar murahan..!! Orang kaya lo itu nggak pantes sekolah disini tau...!!" Masih dari teman Bianca yang lain. 4 lawan 1, tidak sama sekali membuat Bintang gentar.

Plakkk...!!!

Tiba tiba saja ada yang menampar wajah Reni dari samping.

"Lo...!!" Suara Reni sewot karna di tampar tadi.

"Kenapa...??!! Lo mau bales nampar gue..!! Nih tampar...!!" Jawab orang yang menampar Reni tadi. Ia mendekatkan wajahnya kearah Reni.

"Lo nggak apa apa kan Bi...??" Tanya orang itu kali ini pada Bintang.

Tersenyum "gue nggak apa apa kok, makasih ya..." jawab Bintang pada orang itu.

"I'ts ok... selama gue bisa bantu lo, ( beralih pada Bianca dkk ) pergi kalian..!! Dan jangan pernah ganggu Bintang lagi..!! Atau kalau nggak, nyawa kalian yang jadi taruhannya...!!" Ancam orang itu. Karna ia adalah pelatih taekwondo di sekolah ini makanya Bianca dkk tidak ada yang berani melawannya.

Dengan terpaksa mereka pergi meninggalkan Bintang dan orang tadi. Sebelumnya Bianca tadi melirik sewot kearah Bintang.

"Lo kenapa nggak klarifikasi berita ini aja sih Bi...??" Tanya orang itu saat mereka hanya berdua.

ALL ABOUT LOVE ( END )Kde žijí příběhy. Začni objevovat