Part 5

51.5K 3.1K 19
                                    

Rama sedari tadi menemani pacarnya. Sisil. Berkeliling Mall, kaki dia berasa mau copot, Sisil membawa banyak tas kertas belanjaannya, dia mendekati salah satu toko baju ternama.

"Ke toko ini dulu yuk, Yang." Ucap Sisil sok imut.

Jujur. Rama paling tidak suka jika memakai panggilan sayang-sayang atau apalah istilah tersebut. Itu membuatnya merasa jijik.

"Sil, gue capek, daritadi bolak-balik ke toko ini-itu," ucap Rama.

Sisil hanya mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal, Rama sih sebodo amat dengannya, mau dia marah kek, mau dia kesel sama Rama kek. Rama gak peduli, dia hanya ingin pulang (mungkin ini kedengeran seperti anak TK yang meminta ibunya pulang.), dia sudah berkeliling mall ini selama, mungkin hampir 3 jam.

"Yaudah deh, lagian juga aku udah cukup kok shopping." Sisil mengedikkan bahunya, nah,kaya gitu kek, daritadi. Sungut Rama dalam hati.

*

"Hati-hati ya sayang." Sisil mencium pipi Rama. Membuat Rama bergidik. Setelah Sisil keluar dari mobilnya, dia cepat-cepat langsung mengelap pipi-nya yang baru saja dicium Sisil. Sisil sudah masuk kedalam rumahnya, sebelumnya Rama terlebih dahulu mengantarnya pulang.

"Jijik gue," ucapnya.

Rama menancap gas mobil yang ia kendarai menuju rumahnya.

*

"Salsha! ada yang nunggu tuh didepan!" Teriak Regan.

"Siapa sih, Kak?" Teriak Salsha dikamarnya.

Salsha menuruni tangga, dia melihat Regan yang sedang tersenyum jahil, Salsha tau, pasti dia bentar lagi akan diceng-cengin oleh kakaknya yang menyebalkan itu.

"Cieee Salsha, dijemput doi tuh," Regan menunjuk pintu depan menggenakan dagunya.

"Dasar, kakak menyebalkan!" Gerutu Salsha. Dia bergegas menuju pintu depan. Pertama kali yang dia lihat adalah mobil BMW yang terlihat asing baginya, terparkir di depan pintu pagar rumahnya.

Yang empunya mobil bersender di kap mobil dengan memperlihatkan wajahnya yang terlihat cool bagi cewek-cewek lain, namun tidak bagi Salsha, dia memutar bola matanya lalu berjalan menuju mobil itu.

"Gaya lu, Kak." Salsha menempeleng kepala Valdo sang empunya mobil.

"Gue udah nge-gaya, dan lu malah menempeleng gue dengan kasar," ucap Valdo dramatis, Valdo menunjuk dadanya dan memasang tampang sedih. "Sakit ni hati."

"Alay ya kamu, ngapain disini?" Tanya Salsha.

"Jemput lu lah," jawab Valdo sambil membuka pintu mobil penumpang. "Silahkan masuk, tuan putri."

"Gue juga bisa sendiri kali, Kak." Ucap Salsha.

Valdo mengitari mobil, lalu masuk ke dalam mobil, "gausah panggil kak lagi ya Sha, berasa kolot deh gue."

Salsha menanggapinya hanya dengan anggukan. Tak lama kemudian mereka memasuki gerbang sekolah, dan memasuki pelataran parkir. Ketika Salsha mau membuka pintu, tangannya ditahan oleh tangan Valdo.

"Biar gue yang buka." Ucap Valdo.

Salsha hanya memutar kedua bola matanya. "Kan udah gue bilang, gue bisa buka sendiri."

Valdo menghiraukan ucapan Salsha. Dia keluar dari mobilnya dan membuka pintu mobil tempat Salsha duduk.

Mereka jalan beriringan, membuat siswi-siswi memandang mereka--lebih tepatnya kepada Salsha-- dengan tatapan sinis, ada juga yang berbisik-bisik. Dan itu membuat Salsha merasa risih.

Waiting for You [PRE - ORDER]Where stories live. Discover now