Part 6

50K 3K 34
                                    

Hari ini hari Minggu. Gabut. Itu yang Salsha rasakan hari ini.

Dia mengguling-gulingkan badannya dia atas tempat tidurnya.

Drrtt... drrtt

Salsha merasakan handphonenya bergetar tanda ada sebuah pesan,

From : Valdo Cakep

perasaan gue ga masukin kontak dia deh? Apa dia masukin sendiri ya? Pake namanya apa banget lagi. Batin Salsha

Salsha membuka pesan tersebut

From : Valdo Cakep

Jalan yuk?

To : Valdo Cakep

Oke. Jemput gue ya!

Salsha terkekeh ketika mengetik balasan untuk kakak kelas. Ralat. Sahabatnya itu.

Ia mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang cocok dikenakan untuk berpergian. Dia mengenakan dress berwarna tosca-nya. Kemudian memoleskan make up berwarna natural dan mengepang rambutnya.

Tiinn... tiinn

Bunyi klakson mobil yang berasal dari depan rumahnya. Pasti Valdo. Batin Salsha. Dia menge-cek penampilannya sekali lagi di depan cermin. Perfect. Dia menuruni pintu utama rumahnya.

Dia melihat mobil kesayangan Valdo bertengger di depan pintu gerbang rumahnya. Dia menghampiri Valdo yang tengah menatapnya. Valdo mengenakan kaos berwarna donker sesiku yang dipadukan dengan celana jeans.

Gila. Salsha beda banget. Batinn Valdo.

"Yuk capcus." Salsha membuka pintu mobil. "Kita mau kemana?" Tanya Salsha ketika memasuki mobil.

Senyum misterius tercetak dibibir Valdo. "Adadeh."

-

Tempat yang menjadi tujuan pun sampai. Valdo mengajak Salsha ke Dufan. Sesampainya disana Valdo membeli tiket masuk. Hari ini Dufan ramai dipadati pengunjung.

"Naik rollercoaster yuk." Ajak Salsha menarik tangan Valdo.

Valdo tersenyum melihat tingkah Salsha yang seperti anak kecil.

"Iya deh iya." Valdo mengelus rambut Salsha.

--

Rama bersama ketiga temannya sedang berkumpul di rumahnya mungkin lebih tepatnya dikamarnya. Dirumahnya adiknya sedang mengunci dirinya dikamar karena teman-teman Rama sangat berisik. Ya, karena Ghafar dan Darrel sedang adu mulut memainkan PS3 Rama. Sedangkan Rama sedang curhat ke Damar.

"Iya, Mar, gue males ngelanjutin hubungan gue sama si Sisil. Apa gue putusin aja ya?" Rama bertanya kepada Damar.

"Emangnya dia kenapa?" Damar balik bertanya.

"Dia tuh, terlalu manja. Males gue." Ujar Rama.

"Iya sih, udah lu cuekkin aja dia, nanti juga dia yang minta putus." Ucap Damar.

"Tau aja kalo gue gamau mutusin cewek duluan." Ucap Rama.

"Iyadong." Damar tersenyum bangga.

Rama hanya memasang muka datarnya.

"YES... gue menang!" Seru Ghafar.

"Gue sengaja pas tadi mobil gue tabrakin ke tembok. Biar lo menang. Baik banget ya gue." Darrel berujar pura-pura ceria berbeda dengan ekspresinya. Mereka sedang bermain balap mobil. Dan Darrel adalah gamer akut yang tidak mau mengakui kekalahan. Begitulah jadinya dia pura-pura mengaku menabrak.

Waiting for You [PRE - ORDER]Where stories live. Discover now