Part 13

37.3K 2.1K 34
                                    

Sepulang teman-temannya, Rama menuju Starbucks yang tidak jauh dari rumahnya, hanya butuh 15 menit untuk sampai disana dengan berjalan kaki. Rama memesan kopi yang biasa dipesannya. Caramel Frappucino.

Setelah mendapatkan pesanannya, Rama bergegas menuju rumahnya.

--

Dilihatnya, ada mobil yang terparkir dihalaman rumahnya, ia bersiul.

Jarang sekali ada tamu yang datang jam 7 malam seperti ini, bahkan, sebelum ia berangkat tadi, dirumahnya masih kosong karena kedua orang tua nya dinas keluar kota. Dan hanya ada Gibran.

Rama memasuki rumahnya, dan bertujuan untuk langsung ke kamarnya.

Dengan bersiul sesekali menyeruput frappucino nya, ia berjalan melewati ruang keluarga. Rama mendengar percakapan orang tua yang sedang berada di ruang makan.

Jangan bilang...

Rama mengintip dan siap berjalan dengan berpura pura santai melewati ruang makan. Disana, di ruang makan. Ada teman kedua orang tuanya memakai baju serba formal. Bahkan Gibran ikut.

Diseberangnya ada cewek mengenakan dress berwarna putih gading... tunggu, Rama mengenal cewek itu.

Dia, ketua eskul padus yang sering dibicarakan disekolahnya karena, yaa Rama akui dia cantik, tetapi, sifatnya tidak jauh berbeda dari Sisil 11/12 lah. tapi, tidak akan ada yang bisa menggantikan Salsha.

Rama dengan baju seragamnya melangkah dengan santai melewati ruang makan, untuk menuju tangga dia harus melewati ruang makan terlebih dahulu.

Rama tanpa menengok kearah meja makan, dengan cuek berjalan.

"Rama." Panggil Mamanya.

Rama menengok kearah Mamanya, "apa, Ma?"

"Kamu ganti baju dulu, dikamar kamu udah Mama siapin bajunya." Ucap mamanya.

Rama mengembuskan napas, kemudian menuju kamarnya. Dia hanya bisa menuruti omongan Mamanya.

Sesampainya dikamar dia menemukan jas yang sudah disiapkan mamanya diatas tempat tidurnya. "Emangnya seformal apa sih?" Rama mendengus.

Bagi Rama terlalu lebay, padahal hanya makan malam saja.

--

Rama menduduki tempat duduk yang ada diruang makan, tepatnya dikosongkan. Yang berada tepat berhadapan dengan tempat duduk si ketua Padus. Rama tidak mengetahui namanya, dan tidak akan peduli.

Papa Rama berdeham, memulai pembicaraan.

Lah terus tadi mereka ngapain?

Gatau.

"Jadi gini, Rama, kamu akan segera dijodohkan dengan Alleandra," ucap Papa nya ke Rama. Alle yang duduk di hadapannya, begitu menunjukan senyum senangnya mengetahui ini.

"Pa... Rama ga--" ucapan Rama dengan cepat dipotong oleh Papa-nya, "tidak ada penolakan."

Malang sekali nasib-nya, dijodohkan dengan seorang cewek yang tak ia kenal. Bahkan dia hanya curi-curi dengar saja. Hidupnya seperti Siti Nurbaya saja, tetapi dengan versi cowok.

Rama mengembuskan napas jengah, bagaimana dengan Salsha.

Lalu, makan malam berlangsung dengan obrolan yang sama sekali tidak ia mengerti.

--

Acara makan malam sudah selesai, Rama dan keluarganya, mengantar keluarga Alle sampai pintu utama.

Sekiranya mobil keluarga Alle sudah melaju, keluarga Rama memasuki kamar masing masing, kecuali Rama dan Papa-nya.

"Rama, mulai hari senin, kamu harus berangkat sekolah bareng Alle, dan jagain dia disekolah." Ucap Papanya, ketika Rama akan menaiki tangga menuju tangganya.

Waiting for You [PRE - ORDER]Where stories live. Discover now