Part 10

39.1K 2.4K 15
                                    

Ga nyangka udah sampe part sepuluh lagi :') *alay. Waktu berjalan begitu cepat eaakk.. enjoyy!

-----

Seminggu berlalu, waktu yang sangat cepat bagi Rama. Dia bersyukur karena Papanya tidak mengungkit masalah perjodohan, tapi mungkin nanti bisa saja dia mengungkit lagi.

Sekolah hari ini libur karena tanggal merah, seperti biasa Rama hanya memainkan PS3 yang berada di kamarnya.

Sebuah ide muncul di kepalanya.

"Ahaa!" Rama mengacungkan jari telunjuknya.

****

Salsha merasakan benda pipih yang berada di sampingnya berbunyi.

Rama: Salshaaa cantikk!

Salsha membalas Line dari Rama. Senyum merekah dibibirnya.

Salsha: kenapa Rama?

*****

Rama membuka penutup mata yang dikenakan cewek berambut ikal. Cewek itu mengenakan kaos dan celana jeans.

Cewek itu menutup mulutnya ketika Rama sudah sepenuhnya membuka penutup matanya.

"Rama! Ini... keren banget." Jerit cewek itu.

Rama mengacak rambut ikal Salsha. "Iyadong. Gue gituloh."

Salsha tidak menggubris ucapan Rama, dia mengedarkan pandangannya, pada kebun bunga dandelion. Bunga dandelion yang berterbangan menambah kesan indah pada kebun bunga ini.

"Kok lo bisa tau tempat kaya gini sih, Ram?" Salsha masih menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tidak percaya bahwa Rama akan mengajaknya ke kebun bunga dandelion. Bunga kesukaannya.

Bunga yang tidak banyak disukai orang. Tetapi Salsha sangat menyukai jenis bunga ini. Bunga yang jika ditiup selalu menari-nari bebas terbawa angin. Dia selalu gembira jika meniup bunga dandelion ini.

"Gue gituloh, calon anak dukun," Rama berucap.

Salsha tertawa, "tapi gue seneeeng banget! Makasih ya, Ram!"

Rama tertawa. Dia mengambil satu tangkai bunga dandelion. Lalu bersiap meniupnya. "Salsha liat sini dong,"

Salsha menolehkan kepalanya kearah Rama, seketika Rama meniup bunga dandelion yang langsung mengarah kearah muka Salsha. Salsha menutup kedua bola matanya.

Dia membuka kedua bola matanya. Nafasnya tercekat, mengetahui jarak antara dia dan Rama amatlah dekat.

Mata mereka saling bertemu. Mata yang selalu ingin Salsha lihat dari jarak dekat. Mata Rama yang berwarna coklat kegelapan, mata yang tampan. Seperti pemiliknya, batin Salsha.

Rama menoel-noel pipi Salsha. "Terpesona banget sih. Gue tau kok, gue itu ganteng." Ucap Rama narsis.

Perusak suasana.

Iya deh gue mengakui kalo lo ganteng. Batin Salsha.

Salsha menidurkan dirinya dihamparan kebun bunga ini. Sama halnya dengan Rama, dia menidurkan dirinya disebelah Salsha. Rama menatap awan-awan yang berarak sesuai arah angin.

"Ram, bunga dandelion ini kesukaan gue loh. Makanya tadi gue histeris banget lo ngajakin gue kesini, soalnya udah jarang banget ada tempat yang kaya ginian." Salsha bercerita, Rama mengalihkan pandangannya dari langit dan sekarang tertuju pada Salsha.

"Emmhh... ngomong-ngomong makasih ya Ram." Lanjut Salsha.

"Iya Sha," ucap Rama. "Pas gue ajak ke kebun bunga ini lo dandanannya kasual, tapi, pas Valdo ngajak lo ke Dufan, lo dandanan nya feminim kok Sha?" Rama bertanya.

Waiting for You [PRE - ORDER]Where stories live. Discover now