Part 11

38.6K 2.3K 24
                                    

Rama berjalan menelusuri koridor sekolah, dia disuruh ke ruang BK untuk diberi hukuman karena telat. Tapi, bukannya ke ruang BK, Rama membelokkan arah tujuannya menjadi ke kantin.

Ketika akan menuju kantin Rama tidak sengaja melihat Salsha yang sedang kesusahan membawa tumpukan buku. Tanpa ba-bi-bu Rama menghampiri Salsha. Ditundanya terlebih dahulu acara makan dikantin. Yang terpenting Salsha.

"Mau gue bantu?" Tawar Rama ke Salsha saat dia sudah ada didepan Salsha, yang menhalangi jalan cewek itu.

"Ambil aja sebagian." Ucap Salsha. Untung ada Rama.

Rama mengambil sebagian buku dari tangan Salsha. "Emang ini diruruh dibawa kemana?" Tanya Rama.

"Ke perpus."

Rama mengangguk. "Sha, lo lebih manis kalo rambutnya dicepol." Goda Rama.

Ucapan Rama tadi membuat pipi Salsha bersemu merah. "Apaan sih, ga lucu, ah," ucap Salsha dengan pipi yang masih bersemu.

"Gue gak lagi ngelawak," ucap Rama, yang membuat pipi Salsha tambah bersemu.

-----

Rama menarik tangan Salsha menuju parkiran sekolah. Dan mempersilahkan Salsha memasuki mobilnya.

Rama membawa Salsha menuju taman yang agak jauh dari sekolahnya, di taman itu ada sebuah danau yang cukup luas. Taman itu adalah... taman dimana dia bertemu pertama kali dengan Valdo. Valdo, cowok itu sudah jarang lagi Salsha lihat, bahkan sekarang dia sudah tidak se-sering dulu lagi bermain ke rumah Salsha.

Mungkin dia lagi sibuk persiapan UN. Batin Salsha.

Rama memberi Salsha satu con eskrimnya.

Salsha bahkan tak menyadari bahwa cowok itu pergi membeli eskrim tadi,karena melamun. Salsha menerima eskrim pemberian Rama.

"Lo bengong terus Sha daritadi, cerita lah." Rama merajuk.

Salsha menggeleng. "Engga ah, Ram. Lo ember bocor."

Rama menekuk wajahnya. "Oh, Salsha mainnya gituan. Siniin eskrimnya gue gajadi ngasih."

"Ngasih tapi ga ikhlas lo, dosa lho."

Rama merengut. "Apa kata lo deh."

_______

Salsha melambaikan tangannya kearah mobil Rama. Setelah mobil itu melesat pergi, Salsha memasuki rumahnya. Sungguh hari yang melelahkan.

"Adek gue sekarang pulangnya sore terus, ngapain emang?" Tanya Regan setelah Salsha melewatinya yang sedang menonton TV di ruang kelurga.

"Kakak gue sekarang jadi kepo." Salsha mengejek.

"Sialan."

"Gue abis main sama temen, makanya main sono, jangan ngerem kaya induk ayam terus." Ucap Salsha, mengambil keripik yang ada dipangkuan Regan.

"Terserah gue kali," Ujar Regan sewot. "Ganti baju sana, bau keringet lo ih. Iwh." Regan menirukan suara cewek.

Salsha beranjak dari sofa, dan berjalan menuju kamarnya.

Setelah menutup pintu dengan kencang, dia menghempaskan dirinya di kasur.

Dia mengambil Handphone nya yang berada di nakas sebelah tempat tidur. Dia mengetikkan Line ke Anggun.

Salsha: Nggun... :)

Anggun: Apa Salsha... :)

Salsha: engga... :)

Anggun: Gajebo kamu... :)

Salsha: Main yuk! :)

Anggun: bukannya kamu tadi udah main sama your bebep. :)

Salsha: mulai deh lebay nya :)

Anggun: iya deh main. :)

Salsha: okey, aku ketempat biasa ya! :)

Anggun: ok. :)

Setelah selesai mengirim pesan untuk Anggun, Salsha mengganti baju seragam nya, dengan kaos dan jeans.

Tak lupa dia memakai converse kesayangannya.

Salsha sudah tau tujuan Anggun, pastinya ke Cafe Latté. Dia berangkat kesana membawa sepeda motor maticnya.

______

"Nggun, kenapa ya? Si Rama, dia kaya hmm... apa ya? Susah dijelasin." Ucap Salsha.

"Apaan sih ngomong yang bener deh, Sha." Ucap Anggun, mereka sudah sampai di Café Latte.

"Emhh... gimana ya... dia tuh ngelakuin kalo dia itu kaya suka sama gue. Itu namanya apa ya, Nggun?" Ucap Salsha, "lo kan psikiater cinta." Salsha tersenyum jahil.

"Lu nya aja yang terlalu baper." Anggun tertawa keras, yang mengundang beberapa pasang mata kearah mereka.

Salsha menutupi mukanya menggunakan kedua telapak tangan miliknya. "Pliss Nggun, gue malu...." ucap Salsha dibalik kedua telapak tangannya.

"Lo ini yang malu." Ujar Anggun cuek.

"Tau ah, bodo. Pokoknya lo malu-maluin."

"Gue sih bodo amat." Anggun tetap cuek.

Salsha membuka kedua telapak tangannya. Dia meneruput hot chocolate yang tadi dipesannya.

"Tapi Nggun, beneran deh. Dia ngajakin gue ke suatu tempat terus setiap hari." Ucap Salsha.

"Sha, gue cuma ngingetin. Jangan terlalu cepet percaya sama cowok, walaupun cowok itu adalah cowok yang lo suka. Mungkin aja lo itu cuma dia mainin. Lo tau sendiri 'kan, Rama itu player ." Ucap Anggun panjang lebar yang sukses membuat Salsha bergeming. apa bener Rama masih seperti gitu? Batinnya.

_________

Valdo menatap lantai kamarnya dengan pandangan nanar, dia menghembuskan nafas. Dan mulai memetik gitar yang ada dipangkuannya.

Well, let me tell you a story

About a girl and a boy

He fell in love with his best friend
When she's around, he feels nothing but joy

But she was already broken, and it made her blind

But she could never believe that love would ever treat her right

Did you know that I loved you or were you not aware?

You're the smile on my face

And ain't going nowhere

I'm here to make you happy, I'm here to see you smile

I've been wanting to tell you this for a long while

What's gonna make you fall in love?

I know you got your wall wrapped all the way around your heart

Don't have to be scared at all, oh, my love

But you can't fly unless you let yourself,

You can't fly unless you let yourself fall.

(Fall - Justin Bieber)

"Gue harap, lo bisa ngerti, Sha." Valdo menatap kosong, kearah luar jendela dikamarnya.

Dia memejamkan matanya dan mengembuskan nafas secara kasar. "Oke, gue terjebak friendzone."

------

a.n

Wuohhhhh. Hiii. Udah lama aku ga nge apdet cerita ini lagi. Nambah abal ya?

Tapii, makasih ya udah mau luangin waktu buat baca cerita ku ini hehe. Cerita ini kata temen temen aku kaya kehidupan nyata aku wkwk (?)
Haha. Jangan lupa tinggalkan jejak yaa.

Waiting for You [PRE - ORDER]Where stories live. Discover now