Bagian Keempat : Tali Sepatu

1.5K 209 33
                                    

Pagi-pagi sekali ayah sudah heboh mengecupi kening dan pipi si bungsu. Ayah mau berangkat keluar kota untuk menjalankan bisnis tripnya.

"Emhhhh" Cia menggeliat, tidurnya terganggu dengan ciuman bertubi-tubi yang ayahnya berikan.

Mata bulatnya terbuka ketika tau yang melakukannya sang ayah. Apalagi pagi-pagi begini ayahnya sudah tampil ganteng dan wangi.

"Ayah mau kemana, kok udah rapi?"

"Ayah mau keluar kota dek, makanya ayah bangunin kamu dulu. Nanti kamu nyariin ayah lagi" Sambil membantu si bungsu untuk duduk.

"Ihh ayah GR. Mau berangkat sekarang ya?"

"Iya nih, gak mau nganter ayah kedepan?"

"Ayoo, tapi Cia gendong~" Tangan mungil itu terlentang minta di gendong.

Dengan senang hati ayah menarik badan mungil itu kegendongannya.
Mas Darren masih setengah sadar ketikan mengantarkan sang ayah yang akan memasuki mobilnya.

Setelah mengecup lama kening istrinya, sekarang ayah berpindah pada si sulung.

"Mas, Ayah minta tolong sama kamu buat jagain bunda sama adek ya selama ayah pergi, kalo udah pulang sekolah langsung pulang aja. Kalo mau kemana-mana pamit sama bunda dulu. Ayah mungkin diluar kota sekitar satu mingguan" Ucapnya setelah itu mengecup ringan kepala si sulung sambil membelai surainya.

"Iya yah, mas pasti jagain bunda sama adek"

Berpindah ke anak bungsu hanya untuk mengecup dan memeluk sebentar anak cantiknya itu.

"Ayah berangkat dulu, semua" Ucapan sudah diberada didalam mobil.

"Iya ayah hati-hati" ucap bunda sambil melambaikan tangan.

"Bye ayah" Sahut sulung dan bungsu secara bersamaan.

Tin..

Bunyi klakso mobil ayah memecahkan keheningan pagi hari yang masih sangat petang. Jelas saja, ini masih pukul setengah 5. Tapi bunda tidak akan membiarkan anak-anaknya untuk tidur lagi. Nanti malah susah dibangunkan.

"Mas sama adek langsung mandi ya, habis itu boleh ngapain aja asal jangan tidur lagi. Daripada nanti telat sekolahnya"

Hari ini hari senin. Saatnya mas Darren dan teman-temannya untuk mengumpulkan prakarya dan melakukan persentase. Sulung sudah siap dengan seragam putih abunya. Menunggu Meru yang semalam janji akan menjemputnya. Karena kalo membawa sendiri tidak akan bisa.

Tiba-tiba saja perutnya sakit, minta ke kamar mandi. Buru-buru pergi ke kamar mandi di kamarnya sendiri.

***

Hari ini si bungsu sudah bisa masuk sekolah dengan seragam putih dan bawahan merah diatas lutut. Lukanya memang belum sepenuhnya sembuh tapi sudah lebih mudah dibuat bergerak. Hanya saja tetap bunda balut perban, takut infeksi.

Cia duduk diteras depan sambil mengikat tali sepatu putih yang gadis itu kenakan. Masalah sepatu, sekolah Cia membebaskan.

Baru selesai dengan sepatu sebelah kanan, ketika akan menalikan yang sebelah kiri. Tiba-tiba ada suara motor yang memasuki halaman rumahnya. Motor kak Meru.

Membuat Cia buru-buru berdiri membenarkan seragam yang sedikit lecek di bagian depan, gara-gara gadis itu buat duduk. Melupakan tali sepatu sebelah kirinya yang belum gadis itu tali.

Meru membuka helm setelah mematikan mesih motornya, lalu turun.

"Pagi Cia, mas Darrennya ada enggak?" Sapanya pada Cia. Gadis kecil itu begitu lucu dengan kuncir dua dengan pita pink nya.

True Love (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang