Bagian ketujuh : Halte Bus

1.3K 178 36
                                    

Pagi-pagi sekali Cia sudah berada di sekolah. Karena hari ini ayahnya ada jadwal rapat lebih awal. Dari pada nanti merepotkan sang bunda, Cia memilih tetap berangkat dengan sang ayah.

Sekarang gadis itu sedang duduk sendiri di depan kelasnya. Mau masuk kedalaman kelas masih takut. Karena tidak ada orang sama sekali didalam.

Selang beberapa saat, dari kejauhan Cia melihat Aji berjalan kearahnya. Aji itu anak laki-laki yang satu kelas juga dengan Cia.

"Kok enggak masuk, Ci?"

Saat ini Aji sudah berdiri didepan gadis itu. Melemparkan pertanyaan yang hanya dibales senyum manis dari Cia.

"Takut ya? Enggak ada apa-apa kok. Ayo masuk, sambil nunggu teman yang lainnya"

"Iya"

Saat ini mereka sudah duduk ditempat masing-masing. Cia mengeluarkan tempat pensil lalu memainkan resletingnya. Aji tiba-tiba saja duduk tepat dibangku depan Cia, lalu menghadap ke gadis itu.

"Ci, udah denger pengumuman kalo SMP 1 mau mengadakan olimpiade minggu depan?"

"Belum, acara apa emangnya?"

"Dies natalis sekolah"

"Denger-denger sih setiap sekolah wajib mengirimkan perwakilan. Aku fikir kamu nanti bakal terpilih" Lanjutnya.

Cia, Aji dan Nana merupakan anak cerdas di sekolahnya. Mereka bertiga sering jadi perwakilan cerdas cermat. Bahkan piala di ruang guru banyak atas nama mereka.

"Good morning, everybody" Nana berseru heboh didepan pintu kelas. Lalu buru-buru masuk ketika melihat Cia sedang ngobrol dengan Aji.

"Ngapain kamu disini?"

"Naa~"

"Emang kenapa sih, yang punya bangku aja enggak sewot, kok kamu yang sewot"

"Aku keluar dulu ya, Ci" Ucapnya sambil berdiri dari duduknya, setelah itu melangkah keluar kelas.

Entah karena apa, Cia pun tidak tau. Apa penyebab Nana sewot pada Aji. Tapi mereka lucu kalo sehari tidak ketemu, pasti saling mencari. Dengan dalil 'Enggak ribut enggak enak' katanya.

Kelas yang tadinya sepi kini sudah rame dengan anak-anak. Bunyi bel yang menandakan akan mulainya pembelajaran membuat mereka semua duduk pada tempatnya masing-masing.

"Oh iya, ibu ada pengumuman buat kalian"

"Minggu depan SMP 1 mau mengadakan Dies Natalis, Tepatnya hari senin. Karena masih akan ada lomba dihari-hari selanjutnya, dan untung cerdas cermat sendiri setiap SD wajib mengirimkan perwakilan. Ibu harap Aji, Cia dan Nana mau ya mewakili. Karena disini dituliskan satu kelompok terdiri dari tiga anak.

"Kalian bisa belajar mulai besok. Akan ada kelas tambahan untuk kalian setelah pulang sekolah. Terima kasih. Kalian bisa meninggalkan kelas.

Ketiga anak itu sudah berjalan menuju taman belakang sekolah. Cia ingin meluruskan sesuatu.

"Masak kalian satu kelompok mau ribut aja sih. Kita harus kompak"

"Dia duluan"

"Aku kenapa deh? Enggak jelas banget kamu"

"Udah-udah kalo enggak mau baikan aku suruh ganti anggota nih. Enggak mau aku sama kalian yang bertengkar terus"

"Please.. Ini udah hari rabu, lima hari lagi loh" Cia benar-benar sudah pusing sama kedua temannya.

"Cia jangan marah. Iya.. Iya.. Nana minta maaf" Gadis itu yang lebih dulu mengulurkan tangannya. Namun Aji hanya menatap uluran tangan itu tanpa minat menyambutnya.

True Love (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang