Bagian Keenam : Supermarket

1.3K 194 58
                                    

Sekarang hari sabtu, tandanya remaja itu sedang libur sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Meru hanya duduk dipinggir ranjang dengan pikiran yang berkelana diiringi petikan gitar dengan nada asal.

Setelah pulang dari acara menonton futsal, Meru belum bertemu lagi dengan Cia. Lebih tepatnya sudah hampir 2 bulan. Kangen pasti.
Mau tiba-tiba main ke rumah Darren takut bikin enggak nyaman, meskipun mereka sudah sangat akrab disekolah.

Hanya saja Meru mencoba menjaga privasi.

Mungkin memang dia disuruh menabung rindu pada adik temannya. Baiklah akan Meru nikmati. Remaja itu kembali merebahkan diri diatas ranjang setelah mengambil handphone nya. Siapa tau ada yang bisa mengusir kejenuhannya saat ini.

***

"Yah, gimana kalo entar malam kira barbequean. Udah lama juga"

"Aduhh, maaf mas, nanti malam ayah sama bunda mau pergi ke kondangan anak teman ayah" Jawab kepada keluarga yang masih fokus pada koran paginya.

"Ajak temen-temen kamu aja kesini mas" Bunda ikut bergabung kedalaman obrolan mereka setelah menuangkan teh hangat pada cangkir suaminya.

"Iya kali ya, ehhh nanti Cia ikut enggak, bun?"

"Adik mu itu memang pernah mau ikut? Enggak mas. Bunda sama ayah pulangnya enggak malam-malam amat kok tenang aja"

"Kalo enggak diajak nanti digodain Juna sama Lanang ihh. Mana Cia polos banget lagi"

Bunda sama ayah tau apa yang dimaksud dengan Darren, karena Lanang dan Juna emang enggak pernah malu buat godain bungsu mereka. Ayah enggak masalah selagi itu masih dalam batar wajar.

"Kalo jadi, nanti kamu ambil bahan-bahannya di freezzer ya mas"

"Iya bun, mas ke atas dulu"

***

Saat ini Darren mencoba menghubungi teman-temannya. Sekalian nanti mengundang Ayang, biar makin rame katanya.

"Ada Cia cantik enggak, kalo enggak ada gue enggak berangkat"

"Sumpah, gue timpuk lu kalo udah sampek sini. Cia muluuuu otak lu"

"Ya gimana ya mas, dedek cakep banget sih. Iya-iya gue kesana entar. Kalopun enggak ada dedek, masih bisa pendekatan sama ipar"

"Sampah, yaudah habis magrib jangan lupa"

"Oke mas"

"Geli, bye"

Tut.. Tut.. Tut..

Darren buru-buru mematikan teleponnya. Geli sekali dengan sahabatnya.

"Lama-lama Juna buaya kayak pedofilia"

Entah sadar apa enggak kini Darren berjalan kearah kamar Cia. Cia sendiri di kamar cuma duduk diatas kursi meja belajar sambil memainkan ipad nya.

Ceklek..

"Hehe"

"Kenapa mas?" Cia menoleh setelah mendengar ada yang membuka pintu kamarnya. Gadis kecil itu fikir sang bunda. Ternyata mas nya.

True Love (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang