Bagian Kelima : Jacket

1.3K 201 47
                                    

"Mas, serius aku nanti bonceng kamu aja. Enggak ada yang kenal aku sama teman-temanmu"

"Iya-iya, Yang. Sama-sama cowok juga kenapa malu sih?" Pertanyaan terakhir Darren hanya dikira angin lalu oleh remaja SMP di sampingnya.

"Nanti ajak Cia juga ya. Mas Darren kalo udah sama temen suka lupa sama aku"

"Heh mana ada, enggak ya"

"Halah.. halah. Pas dulu mancing"

"Ya salah kamu sendiri kenapa duduk dipojokan. Ya enggak kelihatan sama akunya"

"Mas Darren sama mas Ayang disuruh makan dulu sama bunda. Kalo enggak makan enggak boleh lihat futsal"

Cia keluar dari dapur setelah membantu bunda bikin sop ayam. Rambut dikunci kuda dan keringat yang membasahi poninya. Semakin terlihat lucu.

"Ayo makan dulu. Adek ikut ya. Nanti kamu bonceng Kak Meru. Ayang enggak mau kalo enggak sama mas" Tanpa menunggu jawaban dari adiknya Darren segera bergegas kedapur. Meninggalkan Cia dan Khahiyang di ruang keluarga.

"Dah sana Cia mandi dulu. Bau kecut. Sebentar lagi kita berangkat. Oke anak manis" Ayang ikut berdiri menyusul Darren kedapur.

***

"Mas udah selesai, bun"

"Oh iya bunda. Cia aku ajak ya. Dari kemarin cuma aku kasih janji terus kasihan anaknya" Lanjut Darren sambil mencuci piring bekasnya tadi.

"Iya bun, biar Ayang ada temannya"

"Iya iya boleh. Tapi nanti kalo pulang jangan malam-malam ya. Soalnya besok bukan hari libur" Jawab bunda setelah mendudukan diri didepan 2 anak remaja itu.

Khahiyang itu anak dari adik bunda Thena, Budhe Dona. Seharusnya manggil Cia itu 'mbak' tapi selalu enggak mau, dengan alasan Cia masih SD, Cia sendiri malah manggil Ayang pakek embel-embel 'mas' katanya enggak sopan manggil yang lebih tua tanpa embel-embel. Terserah mereka saja.

"Iya bun" Jawab Ayang setelah beres mengelap tangannya. Mas Darren sudah pergi ke kamarnya sedari tadi. Mau ganti baju katanya.

"Bun, nanti mama mau kesini. Dirumah juga sendiri. Takut katanya" Lanjutnya. Bulan Cakra Radtya suami dari Dona. Pergi bersama Jonatha yang sama-sama melakukan bisnis trip.

"Iya yang, mama suruh kesini aja"

***

Didalam kamar Cia menjatuhkan pilihannya pada baju katak warna dusty yang sangat cocok dengan warna kulitnya. Sepatu putih dan tas selempang dengan warna senada serta kuncir dua yang menggemaskan.

Setelah dirasa siap, Cia buru-buru keluar. Karena sudah mendengar suara teman-teman mas nya. Suara mas Juna terutama, indah namun cukup melengking.

"Bun, Cia kel-. Oh budhe disini?" Pamitan pada bundanya belum selesai ketika melihat sang Budhe di rumahnya.

"Iya cantik, budhe juga di rumah sendiri. Jadi kesini aja deh. Kamu nanti keluarnya hati-hati ya"

"Iya budhe. Bunda, Cia keluar dulu ya. Mas Darren udah nunggu" Pamitnya lalu mencium kedua tangan wanita dewasa disana. Lalu segera keluar.

"Suara mas Juna sampek lantai atas kedengeran tauuu~" Cia merajuk adalah hal yang sangat menggemaskan.

"Wihhh dedek Cia, cantik banget sih" Sebelum Juna mendekat sudah lebih dulu ditahan oleh Darren. Meru yang menelisik penampilan Cia hanya menggelengkan kepala. Memangnya Cia enggak kedinginan nanti dijalan?

True Love (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang