08. Tawaran

3.8K 343 10
                                    

"Haechan."

Seseorang memanggil namanya saat ia hendak menaiki anak tangga, si empu nama menoleh, mendapati sang kakak yang tengah terduduk di sofa.

Tak menunggu panggilan kedua ataupun perintah, Haechan segera menghampiri Yuta. "Ada apa hyung?" Tanyanya jenaka.

"Nih!" Yuta menyerahkan sebuah ponsel yang sudah hampir tiga bulan tidak dipegangnya. Ia terdiam, masih mencerna maksud Yuta.

"Cepat ambil!" titah Yuta. "Tapi hyung.. bagaimana bisa, nanti Taeyong hyung marah lagi." Cicitnya, tak ingin mengambil resiko lebih.

"Taeyong yang menyuruhku menyerahkan ini. Sepertinya dia sudah melihat nilai terbarumu. Hukuman untuk ponsel selesai." Ucap Yuta yang membuat kelegaan di benak Haechan.

"Ahh iya, terimakasih hyung!" Seru Haechan bahagia, akhirnya sekarang ia bisa bertukar pesan kembali dengan teman temannya, dan eum sedikit bermain game bolehlah.

Tapi, Haechan sudah berjanji pada dirinya sendiri, kali ini tidak akan lalai lagi, kali ini ia akan seribu kali lebih mementingkan sekolahnya dari apapun. Ia tidak mau membuat kakaknya kecewa untuk yang kedua kali. Cukup dengan yang sebelumnya, sekarang dan kedepannya tidak lagi.

"Ya sudah, pergi sana! Aku ingin bersantai, tidak ingin diganggu."

"Iya hyung, terimakasih! Selamat bersantai, nikmati waktumu hyung!" Ujarnya ceria seraya membungkukkan badan tanda hormat.

'Ah, sudah lama ya'

Yuta menggelengkan kepalanya beberapa kali, menepis benaknya yang berbicara seenaknya, otaknya tidak setuju atas itu, asal kalian tahu. "ya ya sudah sana!"

Setelahnya haechan benar benar meninggalkan Yuta sendiri, menuju kamarnya. Dengan senyum indah membayangkan akan melakukan apa saja dengan ponselnya yang baru kembali itu.

***

Sekarang Haechan sedang berjalan menyusuri koridor menuju kantin.

"Lee Haechan!" Seseorang memanggil namanya, namun Haechan ragu siapa yang memanggilnya. Tidak ada yang dikenalnya disepanjang koridor.

Lalu, seorang siswi menghampirinya. "Kau benar Lee Haechan?" Tanya murid perempuan itu.

Haechan mengangguk, "benar aku Lee Haechan, ada apa ya?"

"Eum, itu.. Jihoon memanggilmu. Ke kelasnya sekarang." Ucapnya.

"Jihoon.. Park?" Tanya Haechan memastikan. "Iyaa, dikelasnya. Aku permisi."

"Baiklah, terimakasih!"

°°°

Haechan mengurungkan niatnya ke kantin, dan segera menuju kelas Park Jihoon, seperti yang dikatakan siswi yang Haechan tidak tahu namanya tadi.

Sampai di kelas XII-3, kelas Jihoon, Haechan langsung masuk menuju meja Jihoon. Kelasnya saat itu sedang sepi, hanya ada Jihoon dan beberapa siswa lainnya.

Haechan dan Jihoon juga cukup dekat, mereka teman sekelas saat JHS dulu. Terlihat Jihoon sedang memakan beberapa snack sambil mengobrol dengan temannya, yang Haechan ketahui bernama Woojin. Park Woojin.

"Jihoon-a" panggilnya, Jihoon yang merasa namanya dipanggil pun menoleh. "Ada apa memanggilku?" Lanjut Haechan.

"Hah..? Aku tidak memanggilmu Chan" kata Jihoon.

"Tadi ada siswi yang mengatakan jika kau memanggilku." Jelasnya.

"Tapi aku tidak memanggilmu, tanyakan saja pada Woojin, dari tadi aku bersamanya. Tidak berbicara dengan perempuan manapun kok."

Our Sun || HaechanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora