Lembar 4

9.9K 1.2K 201
                                    

Suasana arena balap malam ini cukup ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana arena balap malam ini cukup ramai. Entah bisa dibilang malam atau tidak, karena balapan dilaksanakan pada pukul setengah tujuh sampai jam delapan saja. Itu karena permintaan Daksa.

Mana mungkin Daksa berani pulang larut ke rumah, bisa-bisa papanya akan murka. Tadi saja ia beralasan akan menemani Jenggala latihan taekwondo sampai malam. Kebetulan sekali, hari ini Jenggala ada latihan sampai larut.

Kini Daksa dan dua orang lainnya sudah duduk di atas motor masing-masing dengan mesin menyala. Helm sudah terpasang apik di kepala. Hanya tinggal menunggu aba-aba, maka pertandingan resmi di mulai.

Hari ini, bukan hanya SMA Daksya dan Garuda saja yang ikut serta. SMA tetangga, SMA Negeri Sakti pun ikut turun ke jalanan. Mereka berteman, walau pun di arena mereka akan menjadi musuh.

Seorang wanita berdiri di tengah-tengah, dengan membawa bendera kecil. Saat wanita itu menjatuhkan bendera, pertandingan resmi di mulai. Daksa berserta kedua orang lainnya mulai melajukan motor mereka masing-masing dengan  kecepatan penuh.

Tiga putaran, Daksa berhasil memimpin dan di putaran terakhir berhasil melewati garis finish. Akhirnya Daksa ditentukan sebagai pemenang pada pertandingan malam ini.

Daksa turun dari motornya, di sambut oleh sorakan ramai dari teman-temannya. Bukan hanya teman-teman Daksa, teman-teman dari lawannya pun ikut turut mengucapkan selamat.

"Selamat, Sa, tiga kali memang berturut-turut. Sumpah, lo keren banget!" ucap salah seorang siswa Garuda.

Daksa hanya tertawa singkat, sembari menyalami yang lainnya. "Ini cuma sebagian kecil dari keberuntungan gue aja. Jangan berlebihan."

"Selamat, Daksa!"

Sahutan keras dari arah belakang, membuat Daksa berbaik badan. Dilihatnya sang lawan yang perlahan berjalan mendekat. Daksa tersenyum, membalas senyuman tipis Fajar.

"Lo juga nggak kalah keren tadi, Jar." kata Daksa pada Fajar.

Alunan tawa Fajar menyambut pujian Daksa. "Bisa aja lo! Tapi bener, malam ini lo keren banget!"

Mereka tertawa bersama selanjutnya, tanpa menyadari satu tatapan tajam dari seseorang. Mereka memang teman, tapi tak menutup kemungkinan akan ada orang-orang yang tak suka dan memancing keributan.

Setelah jarum jam menunjuk angka delapan, Daksa pergi terlebih dahulu. Arena balap masing menyisakan beberapa orang yang memang ingin menongkrong dahulu sebelum pulang. Salah satunya Fajar.

Fajar berjalan menghampiri Lino yang sejak tadi hanya terdiam. Lino tadi adalah orang yang juga ikut pertandingan bersama Fajar dan Daksa.

"Kalau dendam, cepet lakuin sesuatu. Jangan biarin dendam lo buat penyakit hati." kata Fajar setengah bercanda.

Lino tertawa sarkas. "Tunggu aja tanggal mainnya." katanya sembari menatap jauh ke depan.

◖◖◖

|✔| Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang