Lembar 18

8K 965 60
                                    

"Mama pakai baju apa hari ini?" tanya Jenggala, yang saat ini tengah bersandar dalam pelukan Dayita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mama pakai baju apa hari ini?" tanya Jenggala, yang saat ini tengah bersandar dalam pelukan Dayita.

Begitu mendengar kabar menyakitkan itu dari Andika, Dayita tak pernah beranjak dari sisi Jenggala. Seolah eksistensi Jenggala yang ingin ia hilangkan sejak dulu, kini terkubur oleh rasa bersalah.

Tangan Dayita mengusap helaian rambut Jenggala, lantas menjawab. "Mama pakai baju warna biru."

Mendengar itu, Jenggala tersenyum. "Mama pasti cantik banget. Andai aku bisa lihat Mama lagi."

Gerakan tangan Dayita mendadak kaku, dan pada akhirnya berhenti di udara. Ada sakit yang tak bisa Dayita definisikan saat ini. Ucapan singkat Jenggala nyatanya bisa membuatnya sesak luar biasa.

"Ma?"

"Iya, Nak?"

"Kalau suatu saat Mama tau siapa yang udah buat aku seperti ini, apa yang akan Mama lakukan?"

Dayita diam sejenak. Setelah beberapa saat, wanita itu menjawab. "Mama nggak akan pernah maafin dia. Siapa pun dia, dia tidak akan pernah mendapat maaf dari Mama." Ada keyakinan besar dari setiap kata yang Dayita tuturkan.

"Kalau pun orang itu, orang terdekat kita?"

"Iya. Setidaknya dia harus hidup dalam rasa bersalah yang besar."

Tatapan kosong Jenggala menatap ke selatan. Tepatnya ke jendela ruang rawat yang terbuka. Jika biasanya Jenggala akan menatap langit tanpa awan itu, kini Jenggala hanya bisa melihat kegelapan.

Pernyataan mamanya tak lantas membuat Jenggala merasa di bela. Kecewa memang ada, bahkan jauh lebih besar dari pada sebelumnya. Apalagi saat tahu, jika yang terlibat dalam masalah ini ada seseorang yang selalu ia lindungi mati-matian.

"Permisi, Tante."

Suara seseorang mengistrupsi lamunan Jenggala. Dayita bergerak, menyandarkan punggung Jenggala pada tumpukan bantal, untuk kemudian menyambut seseorang yang baru saja datang.

"Kalian baru pulang sekolah, langsung ke sini?" tanya Dayita pada Sena, Tama dan juga Lino. Entah bagaimana hubungan Lino dan Sena serta Tama bisa sedekat ini setelah kejadian malam itu.

"Iya Tante. Soalnya Lino maksa banget mau ketemu Jenggala." jawab Sena.

Tawa rendah Dayita mengalun, lalu mempersilahkan ketiganya untuk duduk di tepi ranjang Jenggala. Sedangkan Dayita memilih keluar ruangan untuk memberi mereka waktu.

"La, gimana kabar lo?" Tama membuka suara, setelah duduk tepat di samping kiri Jenggala.

"Baik." Diam sejenak, lalu Jenggala berceletuk. "No, Daksa buat ulah lagi sama lo?"

Merasa Jenggala salah paham, Lino buru-buru menjelaskan maksud kedatangannya kemari. "Enggak, gue ke sini karena pengen jenguk lo aja. Bahkan gue nggak pernah lihat Daksa selama beberapa hari ini."

|✔| Kedua Where stories live. Discover now