Chapter 8: □□ (2)

366 61 12
                                    

Bang!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bang!

“Adrianne!”

Cale berteriak dengan wajah pucat saat dia bergegas kearah dimana asap-asap mengepul. Dia menggunakan Kekuatan Kuno Angin untuk menebarkan asap yang mengganggu pengelihatannya. Tapi saat dia mengulurkan tangannya untuk meraih apapun yang terletak disana...

Tak-

‘Huh?’

Tangannya menabrak sesuatu yang keras dan dingin.

‘Apa itu sebuah reruntuhan? Tapi tidak mungkin.’

Pada saat itu sebuah memori terlintas dari benaknya.

‘Ini adalah hadiah...’

Dia mengingat apa yang dikatakan Adrianne saat mereka pertama kali bertemu. Dia menyaksikan dengan kedua matanya sendiri, dengan apa yang Adrianne lakukan pada saat itu.

Pada saat asap menghilang, Cale mengeluarkan desahan yang bercampur dengan rasa senang dan lega.

‘Yah, bagaimana aku bisa lupa.’

Dia bisa melihat, perisai es besar di hadapannya. Perisai dengan warna biru transparan itu melingkari seorang gadis yang hanya berdiri tegak dengan wajah yang terbilang datar, aura yang dikeluarkan Adrianne pada saat itu terlihat seperti ular, tidak, itu adalah naga, itu berwarna biru panjang dan dengan manja melilitkan dirinya pada tubuh Adrianne.

Pada saat itu, Adrianne menyadari tatapan mata Cale dan spontan tersenyum, dia melambaikan tangannya dan berseru dari balik perisai.

“Ayah!”

‘... Dia adalah anakku, yang paling imut dan perkasa didunia.’

Setelah memastikan tidak ada luka ditubuh Adrianne, Cale menanggapi Adrianne dengan senyum tipis.

“Kau membuatku khawatir tanpa alasan.”

Kalimat itu mengandung semua kekhawatiran dan juga rasa lega, Adrianne tahu Cale selalu menahan semua emosi miliknya dari balik kata-kata yang keluar darinya. Dia berjalan keluar dari perisai dan secara perlahan berjalan kearah Cale, lambat laun langkah kecil menjadi sebuah langkahan besar, Adrianne berlari kearah Cale dan melompat, Cale tertegun sebelum dengan cepat menangkap tubuh Adrianne dan memeluknya dengan erat.

Anaknya yang satu ini memang sangat lihai membuatnya khawatir. Cale tidak bisa membantu dan menghela nafas dengan lelah.

“Lain kali jangan lakukan hal itu lagi.”

“Hehe, aku hanya bercanda! Serangan sekecil itu tidak akan mempan untukku!”

“... Jika kamu melakuan hal itu lagi, kau tahu apa yang akan terjadi, benar?” Ujar Cale dengan senyum cerah.

Tapi Adrianne dapat melihat mata Cale yang menatapnya sangat dingin berkebalikan dengan senyumnya yang cerah. Diam-diam dia meneguk kering dan membalas hanya dengan tawa ringan.

Anak Keluarga Ini Ver. TOTCFWhere stories live. Discover now