Chapter 3 - Lost Memory

1.5K 273 49
                                    

Chapter 3 – Hiraeth – Lost Memory

Seusai mengerjakan kuis, Atsumu tak langsung pergi dari lingkungan kampus.

Seperti biasanya, Atsumu tengah termenung pada lorong lantai delapan. Tepat didepan ruang perpustakaan. Area tersebut adalah tempat yang paling tenang dari seluruh bagian kampus, dan lama-kelamaan menjadi tempat favorit bagi Atsumu.

“Oh, udah nunggu lama?” Begitu Atsumu menoleh, Shinsuke baru saja keluar dari dalam ruangan perpustakaan. Bukan hal aneh apabila Shinsuke bisa keluar kelas lebih awal daripada teman seangkatannya yang lain. Sebab kecerdasan Shinsuke tidak perlu diragukan lagi.

“Baru, kok.” Jawab Atsumu.

Keduanya memutuskan untuk segera beranjak. Entah mengapa, hari itu Atsumu merasa tidak enak badan. Menggunakan lift membuat perutnya terasa mual, dan Atsumu harus tetap menahannya sampai mereka tiba di lantai dasar.

“emangnya nggak apa-apa kalau bawa barang-barang pakai mobil lo?” Tanya Atsumu yang masih sibuk menghirup minyak aromaterapi pemberian Shinsuke.

“Santai aja, biar lo sama Osamu gak perlu repot sewa mobil.” Kata Shinsuke.

“Iyasih…” jawab Atsumu.

BRUKK!!

Tepat di sebuah belokan dekat tempat parkir, Atsumu menabrak seseorang yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

Atsumu baik-baik saja. Justru ia merasa tidak enak hati karena membuat barang-barang yang dibawa orang tersebut jatuh berserakan di tanah.

“Sorry, gue nggak liat jalan tadi.” Kekeh Atsumu sembari membantu orang tersebut memunguti buku-bukunya.

“sama, gue juga agak ngelamun. Sorry.” Katanya lalu menatap Atsumu dengan seutas senyum.

Untuk sesaat, Atsumu sempat melamun. Ia menerka-nerka gender orang yang ada di hadapannya. Rambut pendek dengan warna ombre pirang itu sangat serasi dengan wajahnya yang terlihat polos. Hanya saja, suaranya cukup sayu dan sedikit berat. membuat Atsumu yakin kalau orang tersebut adalah laki-laki.

“gue duluan, ya.” Pamit orang itu, lalu meninggalkan Atsumu.

Atsumu hanya membalasnya dengan sebuah anggukan kecil, ia terus melangkah sampai sadar bahwa Shinsuke tidak ada di sampingnya.

“Shin, ayo…” Ajak Atsumu.

Sementara Shinsuke yang masih mematung ditempat langsung buru-buru menghampiri Atsumu. Tapi, Pandangannya masih saja sibuk tertoleh ke arah belakang. Sepertinya Shinsuke mengamati orang tadi secara berlebihan.

“gue nggak pernah liat ada mahasiswa kayak dia.” Kata Shinsuke sembari berjalan, lalu membuka pintu mobilnya.

Atsumu belum menjawabnya. Ia langsung masuk ke dalam mobil, lalu duduk didepan- tepat di samping kemudi.

“haduhhh, Shin… Shin…”    Atsumu menghela napas.   “Emangnya lo beneran ngenalin beribu orang yang ada di kampus ini?”     Kata Atsumu sekali lagi. Sebab tidak biasanya Shinsuke jadi sensitif seperti itu.

Shinsuke diam, dengan raut wajahnya yang terlihat masih cukup serius. Tangannya memegang kemudi sangat kuat, seolah sedang menahan sebuah amarah. Sayangnya, Atsumu tidak ingin menanyakan lebih detail, mengapa Shinsuke bersikap demikian. Dibanding Atsumu, Shinsuke adalah tipe orang yang lebih banyak menggunakan pikirannya. Terlebih jika ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

“gue ngerasa Osamu tuh beda banget, Shin.” Ucap Atsumu begitu mobil berhenti tepat di sebuah lampu merah.

Shinsuke melirik sejenak. “bedanya?”
Atsumu mendongak, lalu menundukkan kembali pandangannya. Sekarang, dirinya yang terlihat lebih uring-uringan daripada Shinsuke.

Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓Where stories live. Discover now