Chapter 10 - Kelompok yang kehilangan otaknya

817 204 14
                                    

Chapter 10 – Hiraeth – Kelompok yang kehilangan otaknya

Atsumu duduk dihadapan meja makan. Sedaritadi, ia belum menghabiskan makan malam yang ada diatas piringnya. Nafsu makan Atsumu mendadak hilang, setelah mendapati kabar bahwa Iwaizumi ditemukan tewas dengan luka tembakan tepat pada kepalanya.

Sangat sulit bagi Atsumu untuk mencerna semua hal yang sudah terjadi. Mulai dari kematian Suna, orangtua Shinsuke, lalu disusul dengan Iwaizumi.

Sejauh waktu-waktu berjalan, Atsumu merasa kalau ia dan teman-temannya mendapatkan bukti-bukti lebih cepat. Diwaktu yang bersamaan pula, Atsumu merasa bahwa banyak orang-orang dari pihaknya yang kehilangan nyawa.

Jika semua ini adalah bagian dari rencana yang disusun oleh Osamu dan teman-temannya, maka Atsumu memang sudah benar-benar berada didalam papan permainan yang dibuat oleh mereka.

“Pembunuh Rin belum ketemu, tapi akhirnya kita malah pulang.” Keluh Osamu, kemudian mengunyah daging rendang miliknya. Mimik wajahnya itu berbanding terbalik dengan apa yang diucapkannya.

Sepertinya Osamu kecewa, karena dihari itu- Shinsuke memohon kepada semua orang agar acara berkumpul dibubarkan saat itu juga. Alasannya, karena Shinsuke harus menyiapkan acara pemakaman orangtuanya, juga menutup rumor yang beredar mengenai perusahaan yang di kelola orangtuanya.

Menurut informasi yang Osamu tahu, banyak pihak yang memutuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan tersebut- dan kini, perusahaan itu terancam akan segera mengalami kebangkrutan.

“hee… Kalau ketemu, lo mau apa?” Atsumu hanya iseng bertanya, padahal dirinya sudah tahu kalau Osamu-lah yang membunuh Suna.

Osamu memandang Atsumu dengan serius, lalu tersenyum. “Gue bakal bunuh dia.”

Tentu saja Atsumu langsung mengerjapkan matanya. Keterkejutan atas jawaban Osamu tergambar jelas di wajah Atsumu. Sedikit tidak menyangka bahwa Osamu masih saja bersandiwara, padahal ia sedang menanam bangkai yang tanahnya tidak ditutup rapi.

“Oiyah, gue mau nginep dirumah Kenma, ya?” permohonan izin itu dilakukan Osamu dengan wajah memelas. Sifat manja adiknya itu sangat sulit untuk Atsumu tolak.

“ada acara apa?” Tanya Atsumu sembari menimbang-nimbang apakah ia akan mengizinkan Osamu atau tidak.

“mau barbeque’an katanya.” Jelas Osamu setelah melihat pesan pada ponselnya.

“seharusnya lo nggak makan kalo nantinya mau barbeque’an.” Atsumu terkekeh.

Biasanya, orang tidak akan makan dari rumah jika sudah memiliki rencana makan diluar bersama orang lain atau temannya. Tapi Osamu berbeda.

Sebenarnya, Atsumu tidak mengizinkan Osamu untuk pergi. Ia paham betul kalau teman-temannya mungkin sedang mengincar nyawa Osamu. Terlebih, setelah membaca informasi yang sempat dikirim oleh Iwaizumi.

Akan tetapi, Atsumu juga merasa bahwa ia memiliki kesempatan bagus untuk meneliti informasi-informasi tersebut lebih detail. Ketidak-adaan Osamu membuat Atsumu tidak perlu merasa was-was apabila kegiatannya diketahui oleh Osamu.

Meskipun mereka beristirahat didalam kamar yang terpisah, Atsumu tetap tidak merasa leluasa- dan takut jika Osamu mengamati apa yang sedang Atsumu kerjakan.

“Boleh.” Ucap Atsumu yang langsung membuat Osamu kegirangan. Ia buru-buru mendekati Atsumu, kemudian memeluknya begitu erat.

“lo udah ketuaan buat manja-manja sama kakak lo ini, Sam.” Ejek Atsumu, tangannya membentang kemudian mendekap erat tubuh Osamu.

Ternyata, perasaan milik Atsumu masih mendominasi semua tindakannya.

Jika Atsumu mengikuti logikanya, mungkin ia tidak akan bisa bersikap baik kepada Osamu yang sudah jelas adalah pelaku atas terbunuhnya Suna.

Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang