Chapter 11 - Memasuki Kandang Lawan

760 191 17
                                    

Chapter 11 – Hiraeth – Memasuki Kandang Lawan

Jenazah Shinsuke akhirnya dibawa oleh pihak rumah sakit untuk di autopsi. Para pekerja dirumahnya langsung mengemasi barang, usai memberikan kesaksian kepada pihak polisi. Terdapat garis polisi yang dipasang pada sepanjang gerbang rumah Shinsuke.

Kondisi kamar Shinsuke begitu berantakan saat Atsumu dan teman-temannya datang memastikan. Jendela kamarnya terbuka begitu lebar, membuat tirainya berkibar ditiup oleh angin. Beberapa buku berserakan diatas lantai, lengkap dengan laptop yang menyala diatas meja belajarnya.

“Kasian, Shin. Padahal dia bisa minta bantuan kita buat hidup sehari-hari.” Bokuto masih saja memandang kearah rumah Shinsuke melalui jendela mobil. Rasa iba yang dimiliki oleh Bokuto lebih besar dari siapapun, padahal ia baru saja bertemu dengan Shinsuke.

“kalau aja gue dateng nemuin Shin lebih cepet.” Sesal Atsumu. Ia memejamkan mata begitu rapat, tapi bayang-bayang jenazah Shinsuke masih teringat jelas dikepalanya.

“Ada yang janggal, sih.” Kuroo menyandarkan tubuhnya pada kursi. Meskipun ia belum lama mengenal Shinsuke, tapi- bagi Kuroo, Shinsuke bukanlah orang yang akan mengambil tindakan bunuh diri sebagai pilihan terakhir. Terlebih, Shinsuke adalah pria yang penuh akan prestasi. Akan mudah baginya untuk mencari pekerjaan dan menghidupi dirinya sendiri.

“Shinsuke dibunuh, bukan bunuh diri.” Kata Sakusa, membuat Kuroo dan Atsumu menoleh dari arah kursi depan.

“H..ho-! itukan rekaman cctv dari kamar Shinsuke.” Kata Oikawa yang tidak sengaja melirik kearah laptop Sakusa.

Mereka bertanya-tanya darimana Sakusa mendapatkannya.

“Shinsuke kan semalam bilang, kalau dia mau pasang cctv.” Sakusa memutar laptop yang ada pada pangkuannya. Membiarkan Kuroo dan Atsumu untuk melihat rekaman cctv pada layar laptop.

Memang, sepertinya cctv itu baru saja dipasang oleh Shinsuke. mula-mula, tidak ada hal janggal apapun. Shinsuke masih beraktivitas didalam kamarnya seperti biasa. Ia mandi, kemudian duduk dihadapan meja belajarnya sambil mengenakan headphone.

Entah apa yang sedang dilakukan Shinsuke, tapi ia tidak menyadari jendela kamarnya yang terbuka.

“O…osamu?” gumam Atsumu mengejutkan semuanya.

“ah, tapi bisa jadi, sih.” Duga Kuroo.

Rekaman pada cctv memang jarang menggunakan kualitas yang bagus. Tapi, Atsumu benar-benar ingat jaket kulit yang dikenakan oleh Osamu saat hendak pergi kerumah Kenma. Rambut abu-abunya juga membuat Atsumu yakin, kalau yang ada menyeludup masuk adalah Osamu.

Sayangnya, rekaman itu selesai ketika Osamu baru membuka jendela kamar Shinsuke.

“kok segitu doang?” Tanya Bokuto.

“videonya pasti di cut.” Jelas Sakusa, memutar kembali laptopnya.

Mereka semua setuju, dan baru sadar kalau laptop milik Shinsuke masih dalam posisi menyala, bahkan terhubung dengan charger.

“ini pasti jebakan lagi.” Timpal Atsumu kemudian.

“apa untungnya Osamu nge-cut video kalo masih nampilin wujudnya sendiri di jendela?” Bokuto agak menyangkal perkataan Atsumu. Kepalanya terlalu sulit digunakan untuk memikirkan hal-hal rumit.

Osamu tidak menginginkan apapun lagi. Bagi Atsumu, yang sekarang dilakukan Osamu adalah menyingkirkan teman-teman Atsumu satu demi satu.

Diri Atsumu sendiri tidak akan pernah percaya kalau Shinsuke melakukan tindakan gila itu. Sebab dia adalah laki-laki yang penuh akan aura positif, percaya diri, dan mampu menghadapi problematika hidup dalam bentuk apapun.

Hiraeth - Miya Twins [ END ] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt