28 - Rasa ini

4.6K 72 0
                                    

Terimakasih sudah bersedia untuk mengisi hari-hari yang terkesan monoton dari kedua cowok itu







Happy Reading!

-

Dengan luka lebam di pipi dan kaki yang Lora dapatkan tak membuat dirinya harus menjadi penghuni kamar VIP di Rumah Sakit.

Cukup dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Dokter, setelah itu Lora mendapati sebuah benda yang mungkin itu adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri.

"Kurangi melakukan aktivitas berat, mengingat kaki kamu yang terkena tendangan yang cukup keras." Dokter berujar dengan sangat lembut.

"Tapi kaki pacar saya bisa sembuh kan, Dok?" terdapat raut khawatir Elkan.

Dokter tersenyum mendengar pertanyaan Elkan, "Bisa kok, asal jangan banyak gerak yang membuat kaki kelelahan."

Lora meringis mendengarnya, ia membayangkan beberapa hari ke depan dengan kondisi kaki nya yang tidak bisa bergerak secara bebas.

Usai dari pemeriksaan, Elkan memutuskan untuk segera mengantar Lora pulang.

"Naik." Elkan berjongkok di depan Lora.

Lora menatap heran, "Aku gak ngajak kamu main lompat katak loh?" jawab Lora dengan tampang polosnya.

Elkan gemas sendiri dengan kelakuan gadisnya itu, "Kaki kamu sakit, tempat parkir jauh. Buruan sayang.."

Lora menyengir setelah tahu tujuan Elkan, "Bener nih? Aku berat loh!"

"Iya sayang, ayo buru ah. Udah malem ini."

Baiklah jika Elkan meminta, dengan senang hati Lora kabulkan. Lora naik ke punggung tegap Elkan dengan hati-hati, "Udah!"

Kemudian Elkan berdiri dan mulai berjalan dengan menggendong Lora.

"Besok gak usah masuk sekolah."

Lora menoleh cepat, "Kok gitu? Aku mau sekolah!"

"Gak liat tuh kaki kamu? Denger gak omongan Dokter tadi kayak gimana?"

"Gak boleh banyak gerak, jangan sampe kelelahan." jawab Lora menirukan ucapan dokter tadi.

"Nah itu tau. Jangan ngeyel." Elkan berusaha membuka pintu mobil. Setelah berhasil, ia mendudukkan Lora dengan hati-hati.

"Aku kesepian di rumah ntar... kamu gak kasian sama aku? Aku janji deh gak bakal capek-capek, aku bisa nyuruh Eno buat beliin yang aku mau tanpa aku jalan, ya ya?" cerocos Lora.

Elkan menatap tajam Lora.

"Ngomong apa tadi?" tanya Elkan mengunci tatapannya di mata milik Lora.

"Iya aku gak bakal capek-capek, ntar bisa minta tolong En—" Lora membulatkan mata nya, "Oo.. hehehe." cengir Lora.

Elkan menghelas nafas pelan, "Jangan nyebut nama cowo lain sayang..." balasnya dengan nada rendah.

"Iya maaf. Jadi? Besok aku boleh sekolah kan?"

Elkan menggeleng, kemudian menarik Lora mendekat untuk mempermudah Elkan mengecup kening Lora.

"Di basechamp aja, besok aku temenin."

"Kok? Kamu bolos?!"

"Iya, buat nemenin bae Lora." dengan tersenyum manis.

Shit. Manis sekali.

--

Mobil yang Elkan kendarai mulai masuk melewati gerbang rumah Lora. Elkan turun dengan membukakan pintu penumpang, ia melakukan hal yang sama dengan yang dirumah sakit.

ELKAN (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang